Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
LAPORAN investigasi harian The New York Times, pekan ini, kian membuka mata dunia bahwa parade dusta Israel atas Palestina amat telanjang. Wajar belaka bila banyak orang di banyak negara amat marah dan terus menyeru agar Israel segera menghentikan serangan dan bertanggung jawab atas genosida di Palestina.
Dalam laporan investigasinya, The New York Times menuliskan bahwa Israel memaparkan bukti-bukti palsu di depan media internasional terkait dengan aksi mereka. Saat disebut militer Zionis telah berlaku barbar karena mengebom Rumah Sakit Al Ahli, Israel mengeklaim itu bukan ulahnya. Video-video pun ditunjukkan kepada media. Tapi, justru di situ dusta terungkap. Video-video itu palsu. Roket yang ditunjukkan dalam video berbeda dengan roket yang diledakkan di rumah sakit.
The NYT memang tidak menyimpulkan siapa pihak yang mengebom rumah sakit. Tapi, dari upaya keras Israel menutup-nutupi aksi ini hingga perlu-perlunya membuat video palsu, amat jelas siapa sesungguhnya otak dan pelaku di balik pengeboman itu. The NYT pun menggarisbawahi sejarah Israel yang kerap berdusta untuk menutupi kejahatan perangnya.
Dusta berikutnya ialah soal penggunaan fosfor putih untuk membombardir sasaran di Gaza, Palestina. Berkali-kali Israel menyangkal hal itu dan menyebut bahwa tudingan penggunaan bom fosfor tersebut tidak berdasar. Faktanya, tulis The NYT, penelitian Human Rights Watch memverifikasi bahwa Israel telah menggunakan bom fosfor putih (yang sebenarnya dilarang digunakan) untuk menyerang warga sipil Gaza.
Bahkan, media lokal di Libanon melaporkan bahwa Israel juga menggunakan ‘amunisi fosfor putih dalam serangannya di perbatasan Libanon’. Kementerian Luar Negeri Libanon menginstruksikan jajarannya untuk mengajukan keluhan baru ke Dewan Keamanan terkait penggunaan fosfor putih oleh Israel terhadap Libanon. Amnesty International, yang khusus membela hak asasi manusia, juga mengakui adanya penggunaan amunisi fosfor putih oleh Israel di Jalur Gaza dan Libanon.
Parade dusta Israel yang disebut The NYT lainnya ialah pengeboman terhadap warga sipil Gaza di jalur yang disebut Israel 'jalur aman untuk mengungsi'. Sehari pasca-perintah Israel agar sejuta warga Gaza segera meninggalkan tempat mereka menuju jalur utara yang aman, bom-bom Israel dihunjamkan ke wilayah itu dan 70 orang tewas. Sebagian besar media arus utama melaporkan bahwa serangan yang menewaskan warga sipil tersebut ialah serangan udara Israel.
Parade dusta terbaru itu sejatinya ialah pengulangan atas dusta-dusta Israel sebelumnya. Itu pula yang terjadi pada 2021, saat militer Israel membunuh wartawan Palestina Shireen Abu Akleh. Ketika itu, Israel menyangkal telah melakukannya. Tapi, setelah media CNN, The NYT, The Washington Post melaporkan bahwa militer Israel-lah yang membunuh Shireen, barulah pihak Israel mengakuinya.
Pada tahun-tahun sebelumnya, militer Israel selalu menyangkal telah menembak mati warga sipil yang berdemonstrasi menentang pendudukan atas mereka dengan mengatakan, "Tidak ada peluru tajam yang ditembakkan Israel." Faktanya, semua penembakan yang mematikan itu terverifikasi memang dilakukan oleh tentara Israel dengan menggunakan peluru tajam.
Serangkaian kebohongan Israel atas Palestina ini sudah selayaknya dihukum masyarakat internasional. Apalagi kini, saat tiada hari tanpa bom dijatuhkan oleh Israel di Palestina yang melahirkan tragedi kemanusiaan amat memilukan di dunia. Lebih dari 9.000 orang telah terbunuh di Gaza sejak dimulainya perang, kata Kementerian Kesehatan Palestina dalam sebuah pernyataan, tengah pekan ini. Di antara mereka terdapat 3.760 anak dan lebih dari 2.300 perempuan.
Kementerian Kesehatan Gaza juga memprediksi adanya 2.030 orang yang masih terjebak reruntuhan sehingga jumlah korban tewas mungkin akan terus bertambah. Belum lagi serangan membabi buta Israel terhadap warga sipil di Gaza masih terus berlangsung, kendati Sidang Majelis Umum PBB sudah memerintahkan gencatan senjata kemanusiaan.
Serangan Israel yang disokong penuh Presiden Amerika Serikat Joe Biden meninggalkan sayatan amat dalam, tidak hanya bagi warga Palestina, tapi juga warga dunia dan seluruh manusia yang menjaga akal warasnya. Serangan itu telah mengguncangkan perekonomian dunia yang kian lesu setelah bertubi-tubi dihantam badai, dari pandemi covid-19 hingga perang Rusia-Ukraina.
Indonesia mesti mengambil peran lebih besar lagi untuk mengakhiri serangan Israel atas Palestina ini. Di sela kesibukannya menjalankan roda pemerintahan, berkunjung ke daerah, bertemu para relawan, makan siang dengan para capres, atau cawe-cawe dalam banyak urusan lainnya, Presiden Joko Widodo bisa mengambil waktu sejenak menelepon Joe Biden.
Kini saatnya Jokowi menunjukkan usaha yang sama kerasnya dengan ketika naik kereta antipeluru menemui Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, atau bersemangat menuju Kremlin saat menemui Presiden Vladimir Putin. Tidak perlu ke Palestina atau ke Jerusalem. Cukup telepon Tuan Biden sambil mengatakan, "Cukup Pak Biden, hentikan aksi gila Israel di Gaza, bukalah mata kepala dan mata batin Anda, karena ada jutaan manusia terancam nyawanya di sana."
Tragedi yang dialami warga Gaza sangat memilukan. Wajar bila gelombang kutukan dan tuntutan kepada Israel mengaum di mana-mana, di jalanan, di masjid-masjid, di seminar, hingga di lapangan sepak bola. Benar kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan: tidak perlu menjadi muslim untuk membela Palestina. Cukup kau menjadi manusia untuk berempati kepadanya.
JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.
ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.
DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.
“APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.
SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.
WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.
SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta
SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran
Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.
HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.
ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu
TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya
DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.
BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.
Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).
INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved