Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Derby bukan untuk Pilpres

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
16/6/2023 05:00
Derby bukan  untuk Pilpres
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DALAM sebuah acara gelar wicara di salah satu stasiun televisi nasional pekan lalu, budayawan Sujiwo Tejo melontarkan pertanyaan yang menggelitik. Pertanyaan itu terkait Anies Baswedan jelang kompetisi Pilpres 2024.

''Mana yang hoaks, penjegalan Anies atau Anies selalu di urutan nomor tiga di survei? Karena kalau Anies betul-betul memang nomor tiga, kan enggak perlu dijegal?'' begitu Mbah Tejo mengungkapkan keingintahuannya.

''Nah, makanya yang hoaks ini berita penjegalan atau sebetulnya yang hoaks itu adalah survei sehingga Anies di atas. Sebenarnya Anies itu di mana posisinya?'' lanjut sastrawan, dalang, dan juga wartawan itu.

Mbah Tejo rupanya sedang bingung atau pura-pura bingung. Kebingungan yang sejatinya sudah cukup lama juga ada pada diri sebagian masyarakat terkait posisi Anies sebagai bakal capres. Hasil sigi semua lembaga survei belakangan ini, Anies memang selalu di posisi buncit.

Elektabilitas Anies timpang betul ketimbang dua kandidat lainnya, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo. Bahkan ada yang meliris tingkat keterpilihannya di bawah 20%. Bandingkan dengan Prabowo dan Ganjar yang melejit di atas 30%.

Pertanyaannya, benarkah hasil survei tersebut? Pendukung Anies tentu meragukan. Sebaliknya, pendukung Prabowo dan terutama suporter Ganjar cenderung mengamini, bahkan mensyukurinya. Yang jelas, tidak semua lembaga survei profesional, kredibel, meski tidak semua pula brengsek.

Pertanyaan berikutnya, kalau elektabilitas Anies begitu rendah, kenapa dia mesti diganggu, dihalang-halangi, dijegal? Benarkah memang ada penjegalan? Atau jangan-jangan ia sekadar siasat untuk menumbuhkan simpati kepada Anies? Jangan-jangan kubu Anies sedang playing victim?

Dirasakan, nyata, tapi sulit dibuktikan. Penjegalan bukanlah hoaks, tapi benar adanya. Begitulah pengakuan kubu Anies. Juru bicara Anies, Sudirman Said, dengan fasih membeberkan model-model penjegalan dari atas, dari bawah, dari samping.

Anies, misalnya, disebutkan terus diganggu kasus Formula E melalui tangan KPK. Koalisi pengusung Anies tiada henti direcoki. Dengan beragam cara, lewat berbagai kiat, Koalisi Persatuan untuk Perubahan coba dipecah. Terakhir, godaan datang pada Partai Demokrat.

Dulu, PDIP menegaskan tak mungkin bekerja sama dengan Demokrat dan PKS. Tapi kini mereka malah menginisiasi pertemuan antara Puan Maharani dan AHY. Untuk apa? Rasanya kok terlalu naif kalau memotret rencana pertemuan di tahun politik itu hanya bicara soal bangsa.

Rival Anies paham benar, satu partai saja yang tergoda dan keluar dari KPP, karamlah perahu bagi Anies untuk berlayar menuju pilpres. Dan, jika itu terjadi, sangat mungkin pilpres hanya diikuti dua pasangan.

Dalam sepak bola, pertandingan derby dua tim satu atap selalu ditunggu karena digaransi seru. Di Italia ada Derby Della Capitale yang mempertemukan dua klub ibu kota, SS Lazio dan AS Roma. Ada pula Derby Della Madonnina, Inter Milan kontra AC Milan.

Di Inggris, Derby Manchester tak mungkin dilewatkan penggemar si kulit bundar. Duel Manchester City versus Manchester United selalu menyajikan rivalitas sengit. Atau Derby North London di saat Arsenal bertemu Tottenham Hotspur.

Di Spanyol ada El Derbi Madrileno, Real Madrid lawan Atletico Madrid. Pertandingan selalu memikat karena kedua tim pasti tanding habis-habisan demi unjuk bukti sebagai raja Madrid sejati. Derby Catalan antara Barca kontra Espanyol pun tak kalah menegangkan.

Derby memang seru, tapi tidak untuk pilpres. Prabowo dan Ganjar sama-sama president man. Keduanya sudah lama berusaha mendapatkan restu Jokowi, bersemangat memperoleh dukungan Jokowi, gigih agar di-endorse Jokowi. Kalau nanti cuma diikuti oleh keduanya karena Anies tumbang duluan, berarti pilpres akan menjadi derby orangnya Jokowi. Apa serunya kalau begitu?

Kembali ke pertanyaan Mbah Tejo, juga pertanyaan banyak orang, benarkah elektabilitas Anies remuk, benarkah ada upaya penjegalan terhadap dirinya? Anggaplah hasil survei Anies memang buruk, tapi bukan berarti dia tak lagi punya peluang. Angka swing voters masih cukup besar dan itu bisa menjadi ancaman bagi mereka yang tak menyukainya.

Filsuf dan ahli strategi perang Tiongkok Sun Tzu bilang, ''Jika Anda mengenal musuh dan mengenal diri Anda sendiri, Anda tidak perlu takut akan hasil dari ratusan pertempuran.'' Jika benar elektabilitasnya seuprit seperti dalam hasil survei, Anies tak perlu ditakuti.

Biarkan dia ikut bertarung agar pilpres tak cuma derby orangnya Jokowi, agar demokrasi lebih berarti. Bukankah demokrasi mensyaratkan adanya kontestasi yang genuine, yang apa adanya, bukan yang direkayasa dengan melibatkan tangan-tangan penguasa?



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.