Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Antara Sambo dan Teddy

Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group
12/5/2023 05:00
Antara Sambo dan Teddy
Jaka Budi Santosa Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SERUPA tapi tak sama. Ungkapan itu kiranya pas untuk menggambarkan Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa. Keduanya sama-sama jenderal polisi, sama-sama terlibat dalam tindak pidana tingkat tinggi, tetapi hukuman yang mesti ditanggung berbeda.

Sebelum tersandung, Sambo adalah komandan polisinya polisi. Kariernya melesat bak kereta cepat hingga terakhir menduduki posisi bergengsi yakni Kadiv Propam Polri. Dengan jabatan itu, dia begitu ditakuti polisi di seantero negeri.

Namun, kata banyak orang, hidup ibarat roda pedati. Tak selamanya di atas, nasib orang setiap saat bisa kembali ke bawah. Sambo mengalaminya. Dia tiba-tiba terjerembap ke jurang kehidupan paling dalam.

Lantaran menjadi otak pembunuhan berencana terhadap anak buahnya, Brigadir Nofriansyah Yoshua Hutabarat alias Brigadir J, Sambo divonis hukuman mati di PN Jakarta Selatan pada 13 Februari 2023. Pengadilan Tinggi DKI Jakarta pun menguatkan vonis itu pada 12 April 2023.

Ketika majelis hakim PN Jaksel yang diketuai Wahyu Iman Santoso mengetukkan palu, Sambo hanya bisa terdiam. Sebaliknya, pengunjung sidang bersorak. Sama seperti mayoritas rakyat Indonesia, mereka kegirangan Sambo dihukum maksimal.

Sebelum tersungkur, Teddy adalah Kapolda Sumatra Barat. Sama seperti Sambo, kariernya juga terbilang moncer dan terakhir dipromosikan menjadi kapolda di daerah strategis, Jawa Timur. Dia tinggal menunggu pelantikan hingga tiba-tiba kasus narkoba menjungkirbalikkan nasibnya.

Teddy tersangkut kasus penjualan narkoba jenis sabu. Parahnya lagi, sabu tersebut disisihkan dari hasil sitaan Polres Bukittinggi. Dari 5 kg yang diambil, 1 kg sudah mendapatkan pembeli. Mantan Kapolres Bukit Tinggi AKB Dody Prawiranegara dan eks Kapolsek Kalibaru, Jakarta Utara, Komisaris Kasranto, juga terbukti terlibat dan dijatuhi hukuman.

Teddy divonis hukuman seumur hidup di PN Jakarta Barat. Seusai majelis hakim yang diketuai Jon Saragih mengetukkan palu pada 9 Mei 2023, Teddy masih bisa tertawa-tawa. Dia rupanya senang karena vonis itu lebih ringan ketimbang tuntutan jaksa, yakni hukuman mati. Sebaliknya, pengunjung sidang sontak mengekspresikan kekecewaan. Sama seperti sebagian rakyat Indonesia yang juga kesal, marah, dengan putusan hakim.

Menghilangkan nyawa manusia secara terencana adalah perbuatan yang sulit dimaafkan, apalagi jika yang melakukan petinggi penegak hukum yang pasti sangat paham hukum. Itulah kenapa vonis mati terhadap Sambo banyak diapresiasi. Sambo dianggap semena-mena karena punya kuasa. Dia seenaknya membunuh bawahan mentang-mentang menjadi atasan.

Bukan bermaksud nirempati dan mengecilkan korban, dalam kasus Sambo, hanya satu nyawa yang dihilangkan. Akan tetapi, bagi majelis, bagi publik, kejahatan seperti itu patut dibalas dengan hukuman maksimal. Bagaimana dengan kejahatan Teddy?

Benar bahwa belum diketahui adanya korban jiwa akibat tindak kejahatan yang dia lakukan. Namun, narkoba adalah pembunuh jangka panjang nan sadis. Daya rusaknya besar, teramat besar. Ketika dihadirkan sebagai saksi, Komjen (Purn) Ahwil Loetan menyebut 5 kg sabu dapat membunuh 5 juta orang. Menurutnya, pemakaian barang laknat itu per orangnya sangat kecil, yakni 0,1 gram.

"Jadi kalau satu kilo saja sudah bisa membunuh 1 juta orang. Bayangin kalau 5 kilo itu membunuh 5 juta orang. Hitungan kasarnya kira-kira demikianlah.'' Begitu Ahwil bilang. Mengerikan, bukan?

Oleh karena itu, lumrah, sangat lumrah jika banyak yang mempersoalkan vonis hakim untuk Teddy. Pidana seumur hidup memang berat, sangat berat, tetapi itu bukanlah hukuman maksimal. Jika Sambo yang 'hanya' membunuh satu orang dihukum mati, kenapa Teddy yang berpotensi menghilangkan jutaan anak bangsa tidak?

Katanya, narkoba adalah kejahatan luar biasa seperti halnya korupsi dan terorisme. Data Badan Narkotika Nasional menunjukkan pula, rata-rata 50 orang meninggal setiap hari akibat narkoba. Jika dihitung setahun, berarti 18.000, dan tentu berkali-kali lipat untuk dua tahun, tiga tahun, 10 tahun, 20 tahun, dan seterusnya. Ini angka yang tak main-main, yang sungguh menakutkan.

Katanya, salah satu penyebab kenapa peredaran narkoba di negeri tercinta ini sulit diberantas ialah adanya aparat yang ikut bermain di dalamnya. Katanya, penyebab barang haram itu tak habis-habis di pasaran, salah satu lantarannya karena aparat berlaku ibarat pagar makan tanaman. Sayangnya, tangan hukum tak sekuat yang diharapkan masyarakat untuk menindaknya.



Berita Lainnya
  • Kaya sebelum Tua

    01/8/2024 05:00

    JUDUL di atas ialah ungkapan harapan. Meski demikian, sejauh ini yang terjadi justru memperlihatkan tanda-tanda sebaliknya.

  • Kisah kian Resah Kelas Menengah

    31/7/2024 05:00

    ULISAN ini merupakan episode ke sekian yang membahas kelas menengah. Saya bilang ke sekian karena saya belum sempat menghitungnya kembali.

  • Tambang Berkemajuan

    30/7/2024 05:00

    DALAM Kongres Muhammadiyah di Yogyakarta pada 1922, pendiri persyarikatan KH Ahmad Dahlan menyampaikan pidato yang menggetarkan berjudul Tali Pengikat Hidup.

  • Pensiunan Agung

    29/7/2024 05:00

    “APALAH arti sebuah nama,” kata pujangga Inggris William Shakespeare. Akan tetapi, dalam sistem ketatanegaraan negeri ini, nama punya arti. Perubahan nama justru memantik kontroversi.

  • Resah Gongahwah

    27/7/2024 05:00

    SEJUMLAH teman, beberapa tahun lalu, mengidentifikasikan diri sebagai kelas menengah. Puncak kelas menengah, malah.

  • Jangan Panggil Dia Profesor

    26/7/2024 05:00

    WHAT'S in a name? Apalah arti sebuah nama? Begitu William Shakespeare bilang. Apalah arti sebuah gelar? Begitu kira-kira Fathul Wahid berujar.  

  • Antara Miskin dan Bahagia

    25/7/2024 05:00

    SEORANG perempuan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, tega membunuh temannya, sesama ibu rumah tangga, hanya gara-gara tak diberi pinjaman uang sebesar Rp1 juta

  • Horor Guru Honor

    24/7/2024 05:00

    SUATU kali, kolumnis beken Mahbub Djunaidi amat risau dengan banyaknya penghalusan bahasa yang tidak hanya digunakan para pejabat, tapi juga dipakai wartawan di sejumlah koran

  • Welcome Kamala Harris

    23/7/2024 05:00

    Perempuan pertama yang menjadi wapres dalam sejarah AS itu memiliki rekam jejak yang kinclong.

  • Lucu-Lucu Mobil Dinas

    22/7/2024 05:00

    HEBOH soal mobil dinas sudah menjadi tabiat lima tahunan KPU. Mobil dinas menjadi sorotan dan rebutan sejak KPU dibentuk pertama kali.

  • Ma’ Olle Salamet Tengka Salana

    20/7/2024 05:00

    ADA sebuah pantun unik berbahasa Madura yang menggambarkan persatuan. Disebut unik karena meskipun berbahasa Madura, pantun itu tidak ditemukan di 'Pulau Garam' itu

  • Menyoal Rencana Asuransi Mobil Motor

    19/7/2024 05:00

    TEMAN saya yang satu ini kembali uring-uringan. Ia kesal, marah, geram setelah membaca sebuah artikel lewat telepon pintarnya

  • Kamar Reyot Senator

    18/7/2024 05:00

    DEWAN Perwakilan Daerah (DPD), bersama otonomi daerah, sejatinya merupakan anak kandung reformasi. Keduanya amat krusial bagi upaya pemerataan pembangunan nasional.

  • Jiwa Besar

    17/7/2024 05:00

    BUNG Karno kerap menyebut bahwa kita ialah bangsa besar. Indonesia bangsa besar karena didirikan manusia-manusia berjiwa besar.

  • Kemerdekaan Hakim Eman

    16/7/2024 05:00

    Hakim Eman diketahui rajin menyampaikan laporan harta kekayaan penyelenggara negara (LHKPN).

  • Dokter di Balik Harga Obat Mahal

    15/7/2024 05:00

    INDUSTRI farmasi tumbuh subur, tetapi harga obat selangit. Argumentasi usang terkait dengan harga yang mahal ialah 95% bahan baku obat masih impor.