Bahlil, Ahok, dan Mobil Listrik

Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group
04/12/2021 05:00
Bahlil, Ahok, dan Mobil Listrik
Abdul Kohar Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

SEBAGIAN orang malas berpikir tentang masa depan. Alasannya macam-macam. Namun, umumnya menuju satu titik, yakni karena masa depan penuh ketidakpastian. Menurut logika para mamik (pemalas mikir) ini, kebanyakan memikirkan masa depan bisa lupa hari ini. Hari ini lebih pasti. Besok, ya, bagaimana air mengalir sajalah.

Akan tetapi, banyak pula orang amat berhasrat merancang masa depan. Bahkan, sampai ada yang mempersiapkan 'rumah masa depan' atau makam. Mereka yang antusias memikirkan masa depan ini kiranya terinspirasi mimpi besar para pendiri bangsa. Bagi mereka, Indonesia hari ini mungkin tidak akan pernah ada bila para pendiri bangsa tidak berpikir tentang hari esok, tidak berimajinasi tentang Indonesia merdeka.

Ada pula yang sepertinya hanya bicara tentang hari ini, tapi pada hakikatnya sama-sama tengah serius mempersiapkan masa depan. Perdebatan sengit antara Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia (Bahlil) soal mobil listrik kiranya ada dalam koridor ini. Dua-duanya sama-sama sedang merumuskan masa depan.

Bermula saat Ahok mempersoalkan roadmap mobil listrik (electric Vehicle atau eV) yang sedang dikerjakan dan dikembangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Lewat kanal Youtube-nya berjudul Pejabat tidak Boleh Takut untuk Mengeksekusi, Ahok menilai rencana yang pernah dipaparkan Pertamina Power Indonesia (PPI). Dalam rencana itu, PPI merekomendasikan agar Indonesian Batery Corporation (IBC) mengakuisisi perusahaan mobil asal Jerman, StreetScooter, milik Deutsche Post DHL Group.

Menurut Ahok, rencana akuisisi tersebut tidak didasarkan pada valuasi yang jelas. Mantan Gubernur Jakarta itu mencium ada gelagat kurang transparan dalam peta jalan akuisisi itu. Karena itu, ia mendesak agar rencana tersebut dibatalkan hingga semuanya terang-benderang, terutama terkait valuasi perusahaan mobil listrik Jerman tersebut.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menanggapi desakan Ahok itu dengan ketus. Kata dia, siapa saja yang tidak setuju dengan program mobil listrik, sebaiknya menyingkir saja. "Kepada siapa saja oknum pengusaha, oknum pejabat, oknum BUMN yang tidak setuju dengan transformasi ekonomi ini, saya harap minggir karena Indonesia harus maju, cukup negara kita dipermainkan," kata Bahlil.

Menurutnya, jalan mewujudkan Indonesia maju ialah dengan transformasi ekonomi, termasuk lewat DME (dimethyl ether) dan mobil listrik. Bahlil ingin Indonesia sebagai negara penghasil nikel terbesar tidak cukup hanya memproduksi baterai listrik, tetapi juga harus menjajaki pembuatan mobil listrik sebagaimana negara lain.

Dia menceritakan langkah pemerintah mendorong transformasi ekonomi melalui hilirisasi, salah satunya dalam bentuk pengembangan ekosistem kendaraan listrik. Hilirisasi diyakini merupakan syarat mutlak agar Indonesia keluar dari jebakan negara berpendapatan menengah. Negara perlu menggeser penggerak ekonomi dari yang selama ini didominasi konsumsi ke arah produksi.

Salah satu proyek besar hilirisasi ialah pengembangan ekosistem kendaraan listrik, dari pengolahan nikel, pembuatan baterai, hingga penggunaannya dalam kendaraan listrik. Namun, menurut Bahlil, upaya itu tidak selalu berjalan mulus.

Bahlil menilai bahwa pengembangan ekosistem kendaraan listrik menjadi strategis bagi Indonesia karena belum ada negara lain di dunia yang melakukannya. Indonesia mempunyai peluang karena memiliki kandungan bahan baku yang melimpah, salah satunya nikel.

Bahlil benar bahwa kengototannya merupakan bagian dari usaha keras memikirkan masa depan. Namun, ia sepertinya perlu menimbang perlunya menata kata-kata. Pernyataan 'yang tidak setuju minggir saja' bernuansa antikritik. Padahal, antikritik itu tidak baik untuk masa depan.

Ahok, dalam kasus ini, mestinya juga bisa menyampaikan argumentasi penolakannya secara langsung, kecuali memang semua saluran menyampaikan kritik mampet. Namun, apa iya, sistem komunikasi di pemerintahan telah macet?

Saya yakin Bahlil dan Ahok yang punya jejak ulet dan futuristik akan menemukan titik persamaan karena dua-duanya memang tengah memikirkan Indonesia hari ini dan masa depan.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima