Apa Gunanya Ribut?

Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
12/11/2021 05:00
Apa Gunanya Ribut?
Saur M Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

DARI Amerika Serikat (karena mendampingi SBY berobat), AHY berbicara melalui video menyambut putusan Mahkamah Agung yang menolak judicial review terhadap Anggaran Dasar/Aturan Rumah Tangga (AD/ART) Partai Demokrat. AHY pun menggunakan kesempatan itu untuk mengkritik keras Kepala Staf Presiden Moeldoko.

Katanya, Kepala Staf Presiden itu gemar memamerkan kekuasaannya. Moeldoko menabrak etika politik, moral, dan merendahkan supremasi hukum di Indonesia. "Lebih dari itu, juga melabrak kehormatan dan etika keprajuritan. Banyak senior saya di TNI yang memberikan simpati kepada kami atas ulah dan tindak tanduk perbuatan KSP Moeldoko itu," ujarnya.

Moeldoko ialah Ketua Umum Partai Demokrat hasil kongres luar biasa yang diselenggarakan kader partai yang telah dipecat kepengurusan AHY. Akan tetapi, Kemenkum dan HAM tidak mengesahkan hasil kongres luar biasa itu. Buntutnya mereka mengajukan uji materi terhadap AD/ART Partai Demokrat ke MA. Mereka menggunakan pengacara Yusril Ihza Mahendra yang sempat mengundang kehebohan karena bayarannya Rp100 miliar.

Putusan pokok Mahkamah Agung ialah MA tidak berwenang memeriksa, mengadili, dan memutus objek permohonan karena AD/ART tidak memenuhi unsur sebagai suatu peraturan perundang-undangan. AD/ART parpol bukan norma hukum yang mengikat umum, melainkan hanya mengikat internal parpol yang bersangkutan.

Yusril menilai pertimbangan hukum MA terlalu sumir dalam memutus persoalan yang menurut dia rumit berkaitan dengan penerapan asas-asas demokrasi dalam kehidupan partai. "Tetapi itulah putusannya dan apa pun putusannya, putusan itu tetap harus kita hormati," kata Yusril. Tugasnya sebagai lawyer 100 miliar selesai.

Tentu putusan MA itu memuaskan Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY. Rasanya putusan itu juga melegakan partai politik lainnya yang berpendirian sama dengan MA bahwa AD/ART parpol hanya mengikat internal parpol yang bersangkutan. Hanya kongres partai yang dapat 'mengujinya', mengubahnya.

Jika judicial review itu dikabulkan, kiranya dapat berakibat tidak sahnya AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Bahkan, juga seluruh jajaran kepengurusan di bawah kepemimpinannya tidak sah.

Pendapat Yusril benar bahwa partai politik berperan besar di dalam demokrasi kita. Hanya partai yang dapat mencalonkan presiden. Hanya orang partai yang duduk di DPR. Partai politik begitu penting, oleh karena itu elitenya jangan dibiarkan semau gue terhadap AD/ART, sesukanya mengubah bahkan sesukanya pula untuk melaksanakan atau tidak melaksanakan AD/ART.

Pemikiran Yusril mengandung 'terobosan' hukum yang tak terduga terhadap partai politik. Sebuah terobosan yang bila saja dikabulkan MA, akan menjadi yurisprudensi yang berimplikasi dahsyat. Kiranya di tubuh parpol dapat terjadi 'guncangan internal' yang timbul tak lagi hanya karena sengketa kepengurusan (yang harus diselesaikan di Mahkamah Partai), tetapi akibat/implikasi MA dapat menguji 'konstitusi' partai.

Lahirnya Mahkamah Partai sebuah langkah besar agar sengketa di tubuh internal partai diselesaikan 'di rumah sendiri'. Sebelumnya semua sengketa internal partai dibawa ke pengadilan negeri. Jika MA dapat menguji AD/ART, itulah 'lubang hukum baru' yang dapat dipakai kader partai untuk melakukan perlawanan hukum terhadap pengurus yang 'sah' secara de jure, tetapi kurang 'absah' dari segi legitimasi. Hal yang jelas bisa membuat gonjang-ganjing di tubuh partai.

Persoalan di tubuh Partai Demokrat belum tuntas. Tiga kader yang dipecat mengadukan Menkum dan HAM serta DPP di bawah pimpinan AHY ke PTUN. Kubu Moeldoko ini berpendapat putusan PTUN akan mengabulkan tuntutan mereka. Sebaliknya kubu AHY pun yakin PTUN akan menolak tuntutan itu seperti MA menolak uji materi AD/ART.

Kiranya konflik di tubuh partai hal yang gampang tercipta, dapat berlangsung lama, berlarut-larut. Apa gunanya ribut? Konflik internal membawa luka yang dalam di tubuh sendiri, juga menambah buruk persepsi publik terhadap partai politik. Jika elite parpol tak berkemampuan merawat harmoni, tak pula berkemampuan resolusi konflik, pantaslah publik kian tak percaya kepada partai politik.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima