Politik Ketakutan Utang

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group
25/6/2021 05:00
Politik Ketakutan Utang
Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group(MI/EBET)

SATU narasumber anggota Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi mengatakan setiap bayi yang lahir di Indonesia langsung menanggung utang Rp13 juta. Dia mengatakan itu di acara bincang-bincang satu televisi di seputaran Pilpres 2019.

Saya yang waktu itu mewakili Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Amin di program bincang-bincang itu menjawab setiap bayi yang lahir di Indonesia punya aset Rp24 juta. Jika si bayi membayar utang yang Rp13 juta itu, asetnya masih tersisa Rp11 juta.

Anggota BPN itu kiranya tak menduga saya menjawab seperti itu. Ketika break, dia menyatakan kepada saya, dia tak akan mempersoalkan utang bila kelak ‘berdebat’ lagi dengan saya di televisi.

Perbincangan tentang utang seringkali tidaklah fair. Karena tidak fair, ia kiranya tidak pas bila dikatakan perbincangan, tetapi lebih berupa serangan. Ia semacam serangan politik ketakutan (politics of fears). Tidak menakut-nakuti perempuan Indonesia agar tidak melahirkan bayi, tetapi menakut-nakuti kita seolah Indonesia berada di tepi jurang kehancuran karena tak sanggup bayar utang.

Badan Pemeriksa Keuangan mewanti-wanti agar pemerintah lebih hati-hati mengelola utang yang sudah mencapai Rp6.500 triliun lebih. Besar utang pemerintah sudah melampaui sejumlah indikator berbagai lembaga internasional. BPK khawatir kemampuan pemerintah membayar utang di masa depan kian menurun.

BPK menilai rasio utang Indonesia terhadap penerimaan sudah tembus 369% atau jauh di atas rekomendasi International Debt Relief (IDR). Padahal, standar IDR untuk rasio utang yang stabil berada di 92%-176%. Sementara itu, bila melihat rekomendasi Dana Moneter Internasional (IMF), itu berada di 90%-150%.

Rasio debt service terhadap penerimaan sebesar 46,77% juga telah melampaui rekomendasi IMF sebesar 25%-35%. Rasio pembayaran bunga terhadap penerimaan sebesar 19,06% pun melampaui rekomendasi IDR sebesar 4,6%-6,8% dan rekomendasi IMF sebesar 7%-10%.

Apa yang disampaikan BPK tentu sebuah peringatan sangat baik bagi pemerintah. Pemerintah semestinya menyambut positif peringatan BPK itu. Pemerintah pantang menyepelekannya.

Celakanya, peringatan BPK itu menjadi semacam amunisi untuk ‘menyerang’ pemerintah. Serupa serangan di masa pilpres terhadap pemerintahan calon presiden petahana, respons sejumlah kalangan atas peringatan BPK itu berupa politik ketakutan akan utang.

Ada yang mengatakan kedaulatan Indonesia tergadaikan dan tersandera utang. Ada pula yang mengatakan Indonesia nyaris berada di dasar jurang.

Pun ada yang mengatakan akan ada yang dijadikan kambing hitam dalam soal utang, yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani. Ini sungguh satu imajinasi kepagian. Memangnya zaman dahulu ketika Sri Mulyani ‘dikambinghitamkan’ menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia dalam perkara Century?

Utang berbagai negara melonjak karena krisis ekonomi akibat pandemi covid-19. Menkeu Sri Mulyani mengatakan, di kawasan Asia rasio utang Filipina sebesar 37% naik menjadi 48,9% terhadap PDB, Thailand 41,1% menjadi 50,4%, Malaysia 57,2% menjadi 67,6%, Tiongkok 52,6% menjadi 61,7%, dan India 72,3% menjadi 89,3%.

Utang negara-negara maju bahkan juga melonjak. Sri Mulyani mencatat rasio utang Jepang naik dari 200% menjadi 266% terhadap PDB, Italia 134,8% menjadi 161,8%, Prancis 98,1% menjadi 118,7%, Inggris 85,4% ke 108%, Jerman 59,5% ke 73,3%, dan Amerika 100% menjadi 130%.

Bandingkan dengan rasio utang kita terhadap PDB yang 41,18% per April 2021. Rasio utang itu masih di bawah yang diatur dalam undang-undang, yakni sebesar 60% dari PDB.

Dengan menyampaikan perbandingan rasio utang Indonesia dengan sejumlah negara kiranya kita tidak hendak memohon permakluman. Kita tetap mendorong negara baik-baik dalam mengelola utang.

Kita hanya ingin siapa pun bersikap fair ketika memperbincangkan utang. Toh, utang itu digunakan untuk pemulihan kesehatan, pemulihan ekonomi, dan bantuan sosial selama pandemi yang ujung-ujungnya untuk rakyat juga. Tidak fair kiranya mereka nyinyir soal utang kendati mereka ikut menikmatinya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima