Fenomena Aprilia Manganang

Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group
12/3/2021 05:00
Fenomena Aprilia Manganang
Usman Kansong, Dewan Redaksi Media Group(MI/EBET)

CHEVALIER d’Eon ialah diplomat, mata-mata, dan tentara Prancis. Ia lahir 5 Okober 1728 dan meninggal 21 Mei 1810. Ia hidup sebagai laki-laki sejak 1762 sampai 1777 dan sebagai perempuan dari 1786 hingga 1810. Dokter yang memeriksa tubuh d’Eon setelah kematiannya menemukan organ laki-laki, tetapi juga karakter feminin.

Saya menemukan penggalan kisah Chevalier d’Eon di buku Is Gender Fluid? karangan Sally Hines. Saya kembali membolakbalik buku tersebut setelah membaca berita tentang Aprilia Manganang.

Aprilia Manganang, atlet voli dan prajurit TNI-AD, terlahir pada 1992 sebagai perempuan, meski tampak luar tubuhnya sangat laki-laki. Ia tergabung dalam tim voli perempuan, meski posturnya laki-laki banget. Terlahir sebagai perempuan memaksanya berperilaku seperti perempuan.

Namun, sejak 3 Februari 2021, Aprilia hidup sebagai laki-laki. Para dokter yang memeriksanya memastikan Aprilia laki-laki. Aprilia memiliki hipospadia, yakni uretra atau lubang kencing terletak ‘tersembunyi’ di bawah penis.

Pada Februari 2020, Pengadilan Negeri Surabaya mengabulkan permohonan perubahan status Putri Natasiya dari perempuan menjadi laki-laki. Kuasa hukumnya mengatakan kliennya tidak mengubah kelaminnya melainkan menyempurnakan jenis kelaminnya.

Dorce Gamalama mengubah dirinya dari laki-laki menjadi perempuan. Dorce melakukan operasi ganti kelamin. Sejumlah pesohor lain mengubah status dan jenis kelamin mereka dari laki-laki menjadi perempuan.

Fenomena ‘perubahan’ gender semacam itu kiranya yang membuat Sally Hines mengatakan gender itu cair (gender fluidity). “Dunia tempat kita hidup makin jauh dari netral gender, tetapi bergerak menuju gender fi uidity di masa-masa mendatang.”

Konsep gender fluidity bukan berarti orang bisa semena-mena mengubah gendernya. Orang harus memiliki ‘bakat’. Ibarat belajar musik, orang yang tak punya bakat musik tidak mungkin menjadi pemusik handal, tetapi mungkin menjadi pemusik abal-abal, pemusik kaleng-kaleng. “Ide ketidakstabilan gender dimaksudkan gender tidak ditentukan semata secara biologis, tetapi bergeser sesuai dengan preferensi sosial, kultural, dan individual,” kata Sally Hines.

Saya ketika mengikuti 2017 Senior Journalist Seminar, program Fellowship East-West Center, Honolulu, Amerika Serikat, berdiskusi dengan seorang penyair dan dosen di Minnesota, Amerika Serikat. Penyair dan dosen tersebut fisik dan biologisnya perempuan, tetapi karakter individual, sosial, dan kulturalnya laki-laki. Sang dosen penyair kiranya mengidentifikasi gendernya bukan secara biologis, melainkan berdasarkan preferensi individual, sosial, dan kulturalnya. Dia bisa melakukan itu karena ada bakat maskulinitas dalam dirinya.

Cairnya gender bukan cuma dilihat dari fenomena perubahan status dan jenis kelamin dari laki-laki menjadi perempuan atau sebaliknya, melainkan juga dari fenomena variasi gender.

Kita selama ini memahami gender dalam konsep biner, binary, bahwa gender terdiri dari hanya laki-laki dan perempuan. Kita menolak gender selain laki-laki dan perempuan. Kita memandang gender di luar laki-laki dan perempuan sebagai penyimpangan, penyakit, kelainan. Kita pun sering mendiskriminasi mereka yang bergender di luar laki-laki dan perempuan.

Agama-agama juga cenderung mengonstruksi gender dalam konsep biner. Agama mengatakan Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan, dan pasangan itu haruslah laki-laki dan perempuan.

Menggunakan konsep biner untuk menjelaskan gender sesungguhnya mereduksi gender sebatas jenis kelamin. Jenis kelamin lebih konstruksi biologis, sedangkan gender konstruksi sosial. Konsep gender melampaui (beyond) konsep jenis kelamin.

Fakta sosial menunjukkan adanya variasi gender. Selain laki-laki dan perempuan, terdapat pula lesbian, gay, biseksual, transgender, interseksual, queer, agender. Gender bersifat nonbiner, non-binary. Gender-gender selain laki-laki dan perempuan bukanlah penyimpangan, kelainan, penyakit seksual atau kejiwaan. Mereka variasi orientasi seksual.

Ilmu psikiatri menggolongkan LGBT bukan sebagai penyakit kejiwaan. Agamawan sejak lama mengupayakan tafsir lebih ramah kepada LGBT. KH Hussein Muhammad, Musdah Mulia, Pendeta Sugiyanto, Pendeta Stephen Suleeman merupakan beberapa agamawan yang menyerukan kesetaraan gender.

Fenomena Aprilia Manganang semestinya menjadikan kita lebih memahami konsep gender dan memperlakukan orang-orang dengan identitas gender mereka secara setara sebagai manusia.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima