Nyali Dewan ke Luar Negeri

Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group
25/2/2021 05:00
Nyali Dewan ke Luar Negeri
Gaudensius Suhardi Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

PIDATO Ketua DPR Puan Maharani sejuk terdengar. Ia mengajak seluruh anggota DPR untuk menyikapi wabah virus korona dengan kesatuan sikap yang sama. 

Kesatuan sikap yang dimaksud Puan ialah bergotong royong, kerja bersama, bersatu dalam satu tekad yang sama untuk menyelamatkan Indonesia. Puan menyampaikan pidato itu di hadapan 45 anggota DPR yang hadir secara fisik dan 297 secara virtual pada pembukaan masa sidang III, 30 Maret 2020. 

Saat itu Puan didampingi tiga wakilnya, yaitu Azis Syamsuddin, Rachmat Gobel, dan Muhaimin Iskandar. Bersuara lantang, Puan membatasi kunjungan kerja anggota ke luar negeri maupun luar kota di tengah pandemi covid-19. 

Hanya selang sehari, pada 31 Maret 2020, Presiden Joko Widodo menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat atas dampak pandemi covid-19. “Pemerintah menetapkan status kedaruratan kesehatan masyarakat,” kata Jokowi dalam video conference dari Istana Bogor. 

Status darurat kesehatan belum dicabut, penyebaran virus korona tak kunjung bisa dibendung hingga kini. Karena itu, mestinya, komitmen kesatuan sikap yang sama dari DPR masih mengikat, termasuk membatasi kunjungan kerja ke luar negeri. 

Istilah yang dipakai memang ‘membatasi kunjungan kerja ke luar negeri’. Membatasi artinya tidak melarang sama sekali, tergantung urgensinya. Bila kunjungan ke luar negeri itu membawa manfaat untuk rakyat, misalnya DPR melakukan diplomasi vaksin, tentu patut didukung sepenuhnya. 

Publik tentu saja terkejut, sangat terkejut, atas beredarnya surat dari DPR kepada Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Qatar yang menerangkan rencana kunjungan kerja anggota Komisi I DPR, 28 Februari-6 Maret 2021. 

Lebih terkejut lagi karena surat bernomor PW/01959/DPR RI/II/2021 itu ditandatangani oleh Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin yang ikut mendampingi Puan dalam rapat paripurna 30 Maret 2020. Memang, surat itu keluar hampir setahun setelah pidato Puan yang membatasi kunjungan kerja ke luar negeri. 

Azis meneken dalam kapasitasnya sebagai Wakil Ketua DPR yang membidangi urusan politik dan keamanan. Ruang lingkup tugasnya ialah alat kelengkapan dewan, yaitu Komisi I, Komisi II, dan Komisi III, serta Badan Kerja Sama Antarparlemen dan Badan Legislasi. Adapun rencana kunjungan kerja ke Qatar merupakan usulan Komisi I yang antara lain membidangi urusan luar negeri. 

Komisi I DPR akhirnya membatalkan rencana kunjungan kerja ke Qatar. Alasannya ialah faktor pandemi, ketatnya protokol kesehatan, dan belum adanya surat balasan dari pemerintah Qatar. Pembatalan itu perlu diapresiasi seraya berharap rencana serupa, terutama di masa pandemi, juga ditiadakan. 

Anggota DPR patut dipuji setinggi langit karena masih punya nyali untuk berkunjung ke luar negeri di masa pandemi. Pada November 2020, Azis Syamsuddin memimpin delegasi DPR berkunjung ke Ukraina. Mereka menempuh jarak 9.533 kilometer. 

Laman kemenlu.go.id memberitakan pada 2 November 2020, delegasi yang dipimpin Azis Syamsuddin dan parlemen Ukraina antara lain membahas peningkatan dialog politik dan penguatan kerja sama bilateral. 

Azis Syamsuddin menyampaikan harapan pihak Indonesia untuk dapat memiliki rezim bebas visa paspor biasa di antara kedua negara demi lebih meningkatkan people to people contact serta hubungan perdagangan dan pariwisata. Pihak Ukraina menyatakan siap menandatangani persetujuan terkait rezim bebas visa ini. 

Harus tegas dikatakan bahwa kalau materi pertemuan benar seperti yang diberitakan itu, tidak perlu jauh-jauh berjalan sampai ke Ukraina. Tidak ada urgensinya, apalagi saat itu virus korona masih mengganas. Jumlah kasus positif covid-19 di Indonesia pada 2 November 2020 bertambah 2.618 kasus sehingga total positif 415.402, sembuh 345.566, dan meninggal 14.044.

Kiranya perlu disimak lagi pidato Presiden Joko Widodo di Senayan pada 16 Agustus 2019. “Untuk apa studi banding jauh-jauh sampai ke luar negeri, padahal informasi yang kita butuhkan bisa diperoleh dari smartphone kita,” kata Jokowi. 

Jokowi lantas mengeluarkan ponsel dari saku kiri celananya. Ponsel berwarna hitam itu dipegang dengan tangan kiri dan ditunjuk dengan tangan kanan. “Mau ke Amerika? Di sini komplet, ada semuanya. Mau ke Rusia? Di sini komplet, ada semuanya. Mau ke Jerman? Di sini ada semuanya,” sambung Jokowi. 

Bisa ditambahkan sendiri. Misalnya, mau mendapatkan informasi soal Qatar atau Ukraina, semua ada di genggaman. Ya, dunia sekarang berada dalam genggaman. Akan tetapi, mungkin Presiden lupa, kunjungan kerja tak selamanya untuk mendapatkan informasi, tapi juga dipakai untuk pelesiran dan mendapat uang saku. 

Saatnya DPR kembali memperteguh komitmen untuk kesatuan sikap yang sama menghadapi pandemi covid-19. Tidak perlulah melakukan kunjungan kerja ke luar negeri bila tidak ada urgensinya, apalagi mencari-cari dan menyiasati urgensinya di saat pandemi. Tak perlulah menguji nyali. 

 

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima