Jangan Terlena

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
07/7/2020 05:00
Jangan Terlena
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(MI/EBET)

LAPORAN Bank Dunia yang menempatkan Indonesia sebagai negara dengan pendapatan menengah atas pantas membuat kita lebih percaya diri. Dengan pendapatan per kapita di atas US$4.000 sekarang ini berarti produk domestik bruto kita bisa tumbuh lebih cepat daripada jumlah pertambahan penduduk.

Percepatan pertumbuhan PDB menunjukkan adanya perbaikan perekonomian kita. Harapan untuk mampu meningkatkan nilai tambah ternyata bisa kita lakukan. Sektor industri mampu mengoptimalkan sumber daya alam yang kita miliki sehingga kita bisa menikmati nilai tambah itu.

Hanya saja kita ingin ingatkan bahwa pencapaian ini jangan membuat kita berpuas diri. Peningkatan pendapatan per kapita belum dinikmati oleh seluruh warga. Rasio Gini atau perbandingan antara si kaya dan si miskin masih sangat senjang. Angkanya masih sekitar 0,39. Artinya, masih banyak warga bangsa ini yang tertinggal sehingga tidak menikmati kemajuan yang sudah bisa kita raih.

Kita tidak boleh lupa bahwa tanggung jawab konstitusi yang harus kita jalankan ialah memeratakan hasil pembangunan. Pembukaan UUD 1945 dengan tegas mengatakan, tanggung jawab pemerintah negara Republik Indonesia yang paling utama ialah menciptakan kesejahteraan umum. Artinya, sumber daya alam dan pembangunan yang kita lakukan harus bisa dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.

Apalagi sekarang ini kita sedang menghadapi pandemi covid-19. Akibat dari keharusan kita untuk menghentikan kegiatan sehari-hari mengimbas pada kehidupan ekonomi warga. Kita belum tahu berapa persen angka kemiskinan yang bertambah akibat covid-19. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah menyampaikan, kerja keras kita selama delapan tahun terakhir ini untuk menekan angka kemiskinan menjadi satu digit buyar akibat covid-19.

Memang, fenomena ini tidak hanya dialami oleh Indonesia. Akan tetapi, dengan jumlah penduduk hampir 270 juta jiwa, penambahan 1% angka kemiskinan berarti ada 2,7 juta warga yang tiba-tiba harus kembali masuk ke dalam kemiskinan. Inilah yang membuat kita tidak boleh terlena oleh laporan terbaru Bank Dunia tersebut.

Seperti dikatakan Presiden Joko Widodo kepada jajaran pemimpin kementerian dan lembaga, kita sedang dihadapkan pada situasi yang luar biasa. Masyarakat sedang dihadapkan pada kesulitan. Kegiatan usaha yang nyaris terhenti membuat pendapatan masyarakat menurun tajam. Untuk itulah perlu dipikirkan cara yang extraordinary agar masyarakat bisa keluar dari kesulitan yang dihadapi.

Presiden menuntut semua pejabat negara untuk bisa berpikir out of the box. Kita harus mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki agar bisa ditemukan jalan untuk memecahkan persoalan yang dihadapi. Kita harus berupaya agar jangan sampai masyarakat terpapar oleh covid-19, tetapi secara bersamaan jangan sampai pula terkapar oleh virus PHK.

Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, yang sudah hampir empat bulan bekerja, terus berupaya mengendalikan penyebaran virus korona. Ada tiga provinsi yang masih harus mendapat perhatian khusus,yakni Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan. Namun, lebih 50% dari 514 kabupaten/kota yang mampu mengendalikan penyebaran wabah covid-19 di daerahnya diberikan kesempatan untuk mempersiapkan diri menjalani tatanan baru masyarakat produktif tapi aman covid-19.

Tidak hanya itu, gugus tugas juga sudah memberi kesempatan kepada sembilan sektor yang tingkat penularannya rendah, tetapi signifi kan kepada pembukaan lapangan kerja dan ekonomi, untuk memulai kembali kegiatan. Kesembilan sektor itu ialah pertanian dan peternakan, perikanan, perkebunan, konstruksi, industri manufaktur, logistik, transportasi barang, perminyakan, dan pertambangan. Terakhir, wisata alam dan konservasi di zona hijau dan kuning sudah bisa memulai kembali kegiatan.

Sekarang tugas untuk menggerakkan ekonomi di kabupaten/kota yang berada di zona hijau dan kuning ada di tangan jajaran ekonomi. Kita tahu Menteri Keuangan sudah menyiapkan stimulus fi skal sebesar Rp766 triliun untuk memulihkan perekonomian nasional. Bahkan Rp30 triliun di antaranya sudah diberikan kepada empat bank badan usaha milik negara untuk disalurkan kepada dunia usaha khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah.

Menarik, menyimak komunikasi antara Menteri Keuangan dan para pengusaha UMKM di media sosial. Komentar yang disampaikan melalui Istagram @smindrawati di satu sisi mengapresiasi keberpihakan pemerintah kepada pengusaha UMKM, tetapi di sisi lain mengkritik sulitnya mendapatkan kredit dari perbankan.

Kita berulang kali menyampaikan, pelibatan perbankan dalam pemulihan ekonomi memang baik karena perbankan mempunyai data tentang pengusaha. Namun, tidak semua pengusaha di Indonesia terutama UMKM yang biasa berhubungan dengan perbankan. Belum lagi aturan perbankan yang ketat dan kaku.

Komentar warga tentang sulitnya mengakses kredit perbankan merupakan bukti nyata. Pemerintah dan terutama Bank Indonesia serta Otoritas Jasa Keuangan harus mencarikan jalan agar bantuan pemerintah untuk pemulihan ekonomi nasional bisa lebih efektif dan cepat membantu dunia usaha.

Kita ingin mengutip lagi apa yang dikatakan Presiden bahwa kondisi yang kita hadapi ini tidak biasa-biasa sehingga tidak bisa diselesaikan dengan cara business as usual. Bahkan langkah penyelamatan ini harus dilakukan cepat karena kalau dunia usaha terutama UMKM telanjur kolaps, tidak ada artinya lagi. Termasuk penilaian Bank Dunia menjadi tidak ada artinya bagi kita.

 

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima