Gugus Tugas Ekonomi

Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group
30/6/2020 05:00
Gugus Tugas Ekonomi
Suryopratomo, Dewan Redaksi Media Group(MI/Ebet)

TIGA setengah bulan sudah kita bersama-sama berjuang menghadapi wabah covid-19. Kita pantas bersyukur keadaan relatif bisa terkendali. Tidak seperti mingguminggu pertama ketika Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dibentuk, keadaan begitu menegangkan.

Dengan jumlah dokter tidak lebih dari 200 ribu orang, memang kita memiliki keterbatasan pada sistem kesehatan. Jumlah rumah sakit dan tempat tidur pun sangat terbatas. Belum lagi kita bicara soal persebarannya. Padahal, wabah covid-19 terjadi secara bersamaan dari Sabang sampai Meurake karena memang virus ini sudah menjadi pandemi.

Situasi kritis makin ditambah lagi oleh ketidaktahuan kita tentang gejala dan cara penanganan orang yang terpapar covid- 19. Pada minggu pertama saja 19 dokter wafat, beberapa di antaranya dokter yang praktik biasa, bukan dokter yang ditugasi merawat pasien covid-19.

Ketiadaan alat pelindung diri membuat suasana bertambah tegang. APD tiba-tiba menjadi barang berharga, lebih daripada emas. Semua negara di dunia berburu untuk mendapatkan APD guna melindungi petugas medis yang berjuang keras menyelamatkan warga dari ancaman covid-19.

Presiden Joko Widodo tidak keliru menunjuk Doni Monardo sebagai Ketua Gugus Tugas. Dengan latar belakangnya sebagai seorang militer, ia sangat disiplin dan berani mengambil keputusan. Selama tiga bulan ia memilih tinggal di Graha BNPB agar bisa cepat menyelesaikan masalah. Sikapnya yang terbuka dan kemauan untuk mendengar masukan dari para pakar membuat Gugus Tugas bisa tepat mengambil keputusan.

Kecuali Jawa Timur, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan, sekarang kasus yang muncul tidak lagi melonjak tajam. Dengan sistem informasi Bersatu Lawan Covid, kita memiliki dasbor yang bisa memantau perkembangan yang terjadi di kabupaten/kota secara real-time. Melalui pemantauan data epidemiologi, survelains kesehatan masyarakat, dan pelayanan kesehatan, 514 kabupaten/kota bisa dibagi ke dalam empat zona, yakni hijau yang tidak ada kasus, kuning yang rendah, oranye yang sedang, dan merah yang tinggi.

Dari dasbor itulah Gugus Tugas memberikan kesempatan kepada kepala daerah yang berada di zona hijau dan kuning untuk mempersiapkan kegiatan produktif dan aman covid-19. Bahkan sekarang sembilan sektor yang rendah tingkat penularannya, tetapi signifi kan kepada pembukaan lapangan kerja dan ekonomi diizinkan untuk kembali melakukan kegiatan. Terakhir pekan lalu mulai dibuka lagi wisata alam dan konservasi.

Sekarang yang harus menjadi fokus perhatian, bagaimana berbagai kegiatan ekonomi yang sudah diperkenankan untuk bergerak lagi, benar-benar bisa membuka lapangan pekerjaan dan menggerakkan ekonomi. Apalagi pemerintah sudah memiliki Undang-Undang Nomor 2/2020 tentang langkah pemulihan ekonomi nasional akibat covid-19. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sudah menyiapkan stimulus fi skal sampai Rp766 triliun.

Stimulus fiskal yang sudah disediakan harus bisa diimplementasikan agar dunia usaha mempunyai kekuatan untuk melakukan jump-start. Apalagi jika bantuan langsung tunai diberikan tepat waktu, itu bisa semakin mempercepat putaran kegiatan ekonomi di tengah masyarakat.

Seperti pengalaman tiga setengah bulan lalu dalam penanganan wabah covid-19, Presiden perlu membentuk gugus tugas khusus penanganan ekonomi. Pembentukan gugus tugas itu penting agar bisa fokus memikirkan pemulihan ekonomi tanpa harus direpotkan dengan urusan rutin kementerian.

Gugus tugas ini boleh saja tidak diberi kewenangan eksekusi agar tidak bertabrakan dengan langkah yang ditempuh kementerian. Namun, gugus tugas harus menjadi lembaga yang bisa memberi masukan langsung kepada Presiden agar kemudian bisa dijadikan arahan kepada para menteri.

Berbeda dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, tim gugus tugas ekonomi tidak perlu terlalu besar. Bisa hanya lima orang, tetapi memang orang yang paham soal pemerintahan, pernah berpengalaman menangani krisis, paham soal makroekonomi dan dunia bisnis, serta bisa bekerja sama.

Kalau harus menyebut nama, bisa kita minta mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla yang pernah menangani krisis energi 2005 untuk menjadi bagian tim gugus tugas ekonomi. Atau mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno yang pernah menyehatkan PT Astra International yang terbelit krisis 1998 dan berpengalaman menggerakkan ekonomi rakyat. Atau mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang mampu mentransformasi PT Kereta Api Indonesia. Atau mantan Menteri Keuangan Muhammad Chatib Basri yang ahli makroekonomi dan memiliki jaringan internasional.

Intinya Presiden harus mempunyai tim yang khusus memikirkan bagaimana memulihkan kondisi ekonomi negara ini. Apalagi kita akan menghadapi pertumbuhan ekonomi yang negatif di kuartal II ini. Kita harus menyelamatkan kehidupan ekonomi masyarakat untuk menghindarkan jangan sampai a hungry man become an angry man.

Di tengah upaya untuk terus mengendalikan penyebaran covid-19, kita harus bisa memberikan penghidupan kepada rakyat. Ekonomi ini harus berputar agar dapur bisa tetap berasap. Selain stimulus fi skal, dibutuhkan terobosan kepada penyakit lama seperti ekonomi biaya tinggi dan hambatan peraturan yang mengganggu kegiatan produksi.

 

 

 

 

 

 

 

 

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima