Investasi dari UEA

Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group
17/1/2020 05:10
Investasi dari UEA
Suryopratomo Dewan Redaksi Media Group(Dok.MI/Ebed)

PRESIDEN Joko Widodo pantas puas dengan kunjungan kenegaraan ke Uni Emirat Arab. Dia tidak hanya mendapatkan sambutan hangat dari Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, tetapi juga membawa pulang rencana investasi pada 11 bidang kegiatan senilai US$22,8 miliar atau Rp315 triliun.

Dalam periode kedua pemerintahannya, Presiden Jokowi memang menekankan pada dua hal, yaitu peningkatan investasi dan ekspor. Belum lagi pemerintahan berusia 100 hari, nilai investasi jumbo sudah dikantongi.

Di satu sisi, ini tentunya merupakan sebuah prestasi menggembirakan. Akan tetapi, itu barulah setengah dari pekerjaan. Tugas selanjutnya yang tak kalah berat ialah bagaimana merealisasikan semua rencana tersebut agar menjadi investasi yang berbentuk dan membuka lapangan pekerjaan.

Kita tentu belum lupa, pada 24 Juli 2019 Sheikh Mohammed sempat singgah di Indonesia setelah kunjungan kenegaraan ke Tiongkok. Dalam kunjungan setengah hari di Istana Bogor itu ditandatangani tiga rencana kerja sama ekonomi senilai US$9,7 miliar atau sekitar Rp136 triliun.

Pertanyaan kita tentu, bagaimana nasib rencana investasi yang pertama itu? Apakah rencana yang ditandatangani di Istana Bogor ketika itu dimasukkan menjadi satu dengan rencana kerja sama yang ditandatangani di Abu Dhabi Senin lalu?

Kita sengaja mengingatkan hal itu agar berbagai rencana kerja sama itu tidak sekadar menjadi acara seremonial semata. Selanjutnya harus jelas siapa yang mengontrol tindak lanjut rencana investasi tersebut? Siapa pejabat yang ditugasi untuk memastikan bahwa semua rencana itu benar-benar dilaksanakan?

Sudah sejak zaman Presiden Abdurrahman Wahid kita berharap membangun kerja sama ekonomi dengan negara-negara Timur Tengah. Kita sering menggunakan pendekatan agama sebagai pilar untuk melakukan kerja sama tersebut. Namun, kenyataannya sangat jarang ada rencana kerja sama yang bisa terlaksana.

Kita tidak tahu apa yang menjadi penyebab sering gagalnya rencana investasi tersebut. Perusahaan minyak Arab Saudi, Aramco, misalnya, berulang kali bertemu pejabat PT Pertamina untuk rencana investasi di kilang minyak. Namun, sampai sekarang rencana itu tetap tinggal rencana.

Sebaliknya, negara-negara Timur Tengah begitu serius ketika bekerja sama dengan negara lain, seperti misalnya dengan Tiongkok. Sheikh Mohammed sampai meluangkan waktu tiga hari untuk kunjungan ke Tiongkok. Tidak hanya itu, perusahaan asal Dubai, Emaar Properties, langsung menanamkan modal US$11 miliar untuk ikut dalam pembangunan fasilitas dalam kompleks bandar udara baru di Beijing, Bandara Internasional Daxing.

Ada dua hal yang bisa kita petik dari kenyataan itu. Pertama, kerja sama ekonomi tidak bisa hanya didasarkan pada pendekatan kesamaan agama semata. Yang jauh lebih penting, manfaat apa yang bisa dihasilkan dari kerja sama itu. Pendekatan bisnis jauh lebih penting dijadikan pertimbangan.

Oleh karena masalah bisnis jauh lebih penting, hal yang kedua yang perlu menjadi perhatian ialah tindak lanjut dan sikap get things done. Kita sangat lemah dalam kedua hal itu. Seakan sudah bertemu dan menandatangani nota kerja sama dianggap sudah selesai pekerjaan itu.

Kalau hasil kunjungan ke UEA yang terakhir ini tidak ingin bernasib sama dengan kesepakatan kerja sama yang telah dihasilkan, Presiden harus menunjuk pejabat yang bertanggung jawab untuk menindaklanjutinya. Harus dipilih orang yang paham persoalan detail dan mau mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Pengalaman rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung seharusnya bisa dijadikan rujukan. Harus ada orang seperti Menteri Rini Mariani Soemarno yang memiliki sikap get things done sehingga secara tekun menuntaskan terobosan diplomatik yang dengan susah payah sudah dilakukan Presiden.

Tanpa ada itu maka kita akan terus seperti menggantang asap. Kita tidak bisa menyalahkan mereka yang hendak menanamkan modal di Indonesia. Tidak adanya realisasi dari rencana investasi itu disebabkan kita tidak sungguh-sungguh mengerjakan pekerjaan rumah kita.

Seharusnya kita mau belajar dari pengalaman bahwa tidak ada yang mudah untuk meraih kemajuan. Keinginan untuk mendapatkan investasi tidak bisa hanya mengandalkan kata-kata, tetapi juga harus disertai kerja keras untuk merealisasikannya.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima