Pelajaran dari Terowongan Cu Chi

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
09/9/2019 05:10
Pelajaran dari Terowongan Cu Chi
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI)

TUNTUTLAH ilmu sampai ke Tiongkok kiranya perlu diganti dengan  belajarlah kepada Vietnam. Itulah negara yang bikin kita kalah bersaing dalam menarik investasi asing.

Sepatutnya kita penasaran bagaimana negara yang mengalami perang panjang (19 tahun, 5 bulan, 4 minggu, dan 1 hari) kemudian dalam masa damai dapat bangkit relatif cepat. 

Setelah menang perang melawan AS (1975), Vietnam yang terbelah dua, Utara dan Selatan, harus lebih dulu me­nguras energi mereka untuk menyatukan negara (1976). Akan tetapi, AS tidak bahagia dengan keberhasilan unifikasi itu. Selama 10 tahun (1976-1986) Vietnam diisolasikan secara ekonomi dan politik dari pergaulan bangsa-bangsa.

Akumulasi derita masa perang dan derita masa isolasi itu total hampir 30 tahun. Dalam 30 tahun kemudian (2016) bukan saja Vietnam punya hubungan diplomatik dengan 178 negara, di antaranya menjadi anggota ASEAN, tapi yang paling mengagumkan investasi asing di negara itu tumbuh pesat mencapai US$15,8 miliar, naik 9% dari tahun sebelumnya.

Pada 2018, investasi ke negara itu bahkan melompat jauh mencapai US$35,46 miliar atau naik 98,8% dari 2017. Total investasi itu berasal dari 112 negara. Jepang terbesar disusul Korea dan Singapura.

Akibat perang dagang dengan AS, investor meninggalkan Tiongkok. Belum lama ini dari 33 perusahaan yang meninggalkan Tiongkok, 23 memilih  pindah ke Vietnam, 10 sisanya pindah ke beberapa negara mulai dari Malaysia, Thailand, dan Kamboja. Presiden Jokowi kesal tidak satu pun ke Indonesia.

Hemat saya kita perlu belajar dengan rendah hati dan saksama kenapa Vietnam begitu berjaya dalam investasi. Yang umum sudah diketahui  kecepatan pelayanan. Hanya dalam tempo sebulan, bahkan 25 hari, perusahaan asing baru langsung bisa beroperasi. Di Indonesia, makan waktu bertahun-tahun.

Di Vietnam praktis tidak ada standar modal minimum untuk kebanyakan industri. Perusahaan dengan kepemilikan 100% asing bisa investasi di lebih 100 cabang binis. Investor tidak perlu repot harus punya mitra lokal dalam kepemilikan perusahaan sebelum berinvestasi. Semua kemudahan Vietnam itu kiranya lebih dari cukup untuk bikin Indonesia keok.

Di balik semua itu, Vietnam punya nilai-nilai yang hidup di tubuh dan jiwa bangsa itu yang diekspresikan dalam spirit kala membangun Terowongan Cu Chi dan tentu spirit ketika mereka hidup bertahun-tahun di dalam terowongan itu yang membuat Vietnam menang perang. Hemat saya spirit itu terus dipelihara hingga sekarang dalam membangun Vietnam, antara lain melalui investasi.

Salah satu prinsip dalam spirit Terowongan Cu Chi ialah ‘The attention to detail is dogmatic’. Perhatian akan detail ialah perkara dogmatis. Sekadar contoh, jarak pintu masuk terowongan yang satu dengan terowongan yang lain sangat pendek, terkadang hanya 5-7 meter. Untuk terowongan yang berfungsi sebagai bungker terbuka, atap pintu masuk khusus dibuat menggunakan bambu berukuran 50 cm yang dilapisi sekam hijau menyerupai rerumputan sehingga serdadu AS teperdaya.

Demikianlah dalam perang, Terowongan Cu Chi membuat AS kalah berdarah-darah. Dalam damai sekarang ini, Terowongan Cu Chi bukan hanya menjadi salah satu objek turisme historis dan heroik penghasil devisa bagi Vietnam, melainkan juga kiranya sumber inspirasi untuk kita.

Kita harus belajar berpikir besar untuk menang. Akan tetapi, itu tidak cukup. Kita perlu pula belajar mencintai detail yang terukur seperti Vietnam sehingga dalam 25 hari perusahaan asing langsung bisa beroperasi.



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima