Tempat Tidur Procrustes

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
12/8/2019 05:30
Tempat Tidur Procrustes
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group(MI)

APAKAH presiden terpilih Jokowi merasa kesulitan atau merasa tertekan atas permintaan partai terbesar agar diberi kursi menteri terbanyak? Saya yakin tidak. 

Kiranya ada yang berpikiran bahwa hak prerogatif presiden seperti tempat tidur Procrustes. Dalam mitologi Yunani inilah tempat tidur jika terlalu pendek dia ditarik, jika terlalu panjang dia dipotong. Hak prerogatif presiden bukan seperti tempat tidur Procrustes.

Jangan salah paham. Berterus terang menginginkan kursi menteri sebanyak-banyaknya atau terbanyak kiranya perkara yang baik daripada menjadi ganjalan politik menahannya. Biarlah keinginan mendapat kursi menteri mengalir sederas-derasnya sehingga tiada dusta di ruang publik.

Perbincangan terbuka menginginkan kursi menteri, bahkan sampai pada jumlah kursi yang diinginkan, menunjukkan betapa partai politik (tertentu) peduli kepada kekuasaan dan kepentingan-kepentingannya sendiri. Manuver macam ini memudahkan publik membacanya, pun kelak memudahkan publik untuk 'niteni' (Jawa) setelah kursi menteri sebanyak-banyaknya atau terbanyak diperoleh dan pemerintahan dijalankan.

Dipandang dari optik konstitusi, kiranya ada desakan bagi hadirnya 'terjemahan baru atas hak prerogatif presiden'. Hak itu ialah hak yang wajib dinegosiasikan kepada partai pengusung presiden terpilih, bahkan didesak secara resmi dan terbuka melalui kongres partai untuk memberi kursi menteri proporsional sesuai kekuatan partai pengusung di DPR. Dalam bahasa yang terang benderang partai pengusung peraih suara terbanyak dalam pileg agar diberi kursi menteri terbanyak.

Kebesaran seorang presiden (terpilih) bukan hanya dalam kecanggihannya bernegosiasi politik. Orang memilih Jokowi karena orang tahu dia tidak akan memilih jalan yang mudah, yakni membagi-bagi kursi menteri seperti membagi-bagi nasi goreng yang memuaskan hasrat dan bikin senang partai pengusung.

Presiden terpilih Jokowi ialah pemimpin yang berani menghadapi tekanan dan mampu mengatasinya. Dia telah menunjukkannya dalam jilid I pemerintahannya. Contohnya, dia berani membubarkan HTI. Kenapa dia berani? Dia berani karena dia tegak di atas konstitusi dan demi konstitusi.

Karena itu, saya percaya bahwa sekalipun muncul manuver 'terjemahan baru hak prerogatif presiden' kiranya tidak bakal membuat presiden Jokowi kehilangan optik orisinal dalam melihat makna hak prerogatif presiden.

Lagi pula sebaiknya orang, termasuk partai pengusung, mengingat kebersyukuran yang utama bahwa Jokowi dipilih rakyat secara langsung. Bukan dipilih partai pengusung yang punya kursi di MPR. Kiranya inilah moralitas politik tertinggi, suara rakyat harus dijaga, dihormati. Bukankah sekalipun banyak partai dan partai terbesar turut mengusung capresnya belum tentu terpilih?

Dalam moralitas politik tertinggi itu sebetulnya kedudukan hak prerogatif presiden jauh lebih kuat karena rakyat langsung memberi hak itu kepada presiden terpilih. Dalam pengertian ini lahirnya 'terjemahan baru hak prerogatif presiden', yakni hak yang dapat dinegosiasikan, bahkan didesakkan sesuai keinginan partai pengusung, justru merupakan pukulan jab bagi demokrasi langsung.

Sekali lagi, hak prerogatif presiden bukan seperti tempat tidur Procrustes, yang menurut partai pengusung terlalu pendek atau terlalu panjang sehingga perlu ditarik atau dipotong. Hak prerogatif presiden ialah hak yang menurut konstitusi pas untuk siapa pun presiden yang dipilih rakyat. Pas, tidak terlalu pendek, tidak terlalu panjang. Pas untuk SBY, pas untuk Jokowi, pas juga untuk Prabowo kalau dia yang terpilih.

Dalam optik hak prerogatif presiden itu sesungguhnya hal yang baik bila ada partai pengusung yang tidak meminta kursi menteri. Juga bukan soal, bukan masalah baginya, bila tidak mendapat kursi di kabinet. Itulah sikap kawan sejati, berkawan di dalam pemerintahan, berkawan pula di luar kabinet.

Pertanyaan yang kerap muncul, apakah ada partai macam itu? Izinkan saya kembali menjawabnya, bukan mustahil Partai NasDem mengambil pilihan itu.
 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima