Ketemuan, Yuk!

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group 
08/7/2019 05:10
Ketemuan, Yuk!
Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group (MI)

APAKAH Indonesia kiamat kalau Jokowi dan Prabowo tidak bertemu? Jangan menambah masalah, apalagi membesar-besarkan masalah.

Kenapa? Karena kita sebagai bangsa dan negara tidak kekurangan masalah, kecil ataupun besar.

Salah satu masalah yang dibesar-besarkan itu ialah rekonsiliasi. Di ruang publik elite berbusa-busa bicara makhluk yang satu ini seakan Indonesia bakal kiamat kalau Jokowi dan Prabowo tidak ketemuan.

Ketemuan bukan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Itu bahasa orang muda di WA. "Ketemuan, yuk!" Setelah waktu dan tempat disetujui, percakapan ditutup dengan kalimat superpendek, "C u...." (See you, sampai jumpa).

Apakah Jokowi bisa bilang 'ketemuan, yuk' kepada Prabowo? Apakah Prabowo bisa juga bilang 'ketemuan, yuk' kepada Jokowi? Timbal balik, kalau keduanya bisa bilang 'ketemuan, yuk', kiranya dengan mudah pula keduanya dapat bersepakat tentang waktu dan tempat pertemuan. Lalu ditutup dengan gaya milenial 'c u...'

Saya memilih Jokowi dalam pilpres. Saya percaya dia bisa bilang 'ketemuan, yuk' kepada Prabowo. Sejujurnya saya tidak tahu apakah Prabowo bisa bilang 'ketemuan, yuk' kepada Jokowi. Mungkin yang dapat membantu menjawab Amien Rais atau Fadli Zon.

Apa kunci untuk bisa bilang 'ketemuan, yuk'? Hemat saya dalam ajakan itu terkandung nada rileks. Santai. Tidak ada hambatan psikologis dan struktural.

Suasana kebatinan rileks membuat orang dapat memandang dunia dalam keceriaan. Bukan seakan dunia bakal kiamat. Batin yang rileks membawa orang berpikir positif sehingga berkemampuan mengurai masalah berat yang ruwet bertali-temali (complicated) menjadi terang benderang dalam kesederhanaan.

Dalam perspektif itulah kiranya orang memaknai konsep KISS (keep it simple stupid), temuan Kelly John, enginer kepala, pencipta antara lain Lockheed U-2, pesawat Amerika bermesin jet-tunggal. Kebanyakan sistem bekerja yang terbaik jika dibikin sederhana dan dijaga tetap sederhana jika dibanding dengan sistem yang ruwet (complicated). Karena itu, kesederhanaan haruslah menjadi salah satu tujuan kunci dalam desain dan keruwetan yang tidak perlu haruslah disingkirkan.

Demikianlah, make it simple merupakan pintu solusi. Bukan simplifikasi.

Apakah hasilnya bila dalam menghadapi persoalan ruwet, orang berpikir ruwet, dan hatinya pun ruwet? Hasilnya bertambah ruwet. Einstein ialah

pemikir besar yang merumuskan hal besar energi dan massa dalam rumus yang sangat sederhana, yakni lima karakter saja.

'Ketemuan, yuk' ajakan sederhana dibanding 'rekonsiliasi' yang mengekspresikan adanya keruwetan dalam berbangsa dan bernegara. Dalam

ajakan 'ketemuan, yuk' tidak ada ego, gengsi, formalitas. Yang ada ialah orang yang merdeka batinnya, yang saling menghargai, lalu memberi salam kehangatan 'c u...'.

Jika toh 'ketemuan, yuk' itu tidak terjadi karena satu dan lain hal, cukup dijawab dengan santai 'kita reschedule, ya'. Bila toh pertemuan terjadi, harap kedua pemimpin tidak bicara bisnis atau politik transaksional untuk bergabung dalam koalisi. Demi tegaknya kontrol di DPR, hemat saya Prabowo dan partainya sebaiknya tetap di pihak oposisi.

Dipikir lebih dalam pandangan take it easy, be happy, mengandung kebajikan, yakni pandanglah dunia ini dengan sukacita (ketemuan, yuk),

bukan dengan keruwetan (rekonsiliasi).



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima