Azan

Saur Hutabarat Dewan Redaksi Media Group
28/2/2019 05:30
Azan
()

MENDENGAR azan sesungguhnya merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari anak bangsa yang majemuk. Azan ditujukan kepada saudara-saudara sebangsa yang muslim untuk menunaikan salat lima waktu.

Akan tetapi, azan itu pun terdengar di telinga anak bangsa yang nonmuslim. Terdengar sebagai panggilan beribadah yang khusyuk bagi pemeluknya, dihormati dengan ketulusan bagi yang bukan pemeluk. Salah satu buktinya ialah kita (apa pun agamanya) spontan berdiam diri, ketika terdengar suara azan, di dalam forum yang resmi. Spontanitas itu terjadi sekalipun orang sedang berpidato dan lalu memang resmi diminta untuk bersama-sama diam sejenak. Dalam diam, dalam hening itu kita dapat merasakan indahnya suara azan yang dilantunkan seorang muazin.

Masjid atau langgar hadir di tengah-tengah permukiman warga yang plural, majemuk, dan berbeda-beda tetapi satu. Dari tempat suci itu mengalun azan yang dihormati dengan sepenuh hati.

Saya seorang Kristen asli anak bangsa ini dari pribumi yang bernama suku Batak. Saya lahir dan hidup di tengah mayoritas muslim. Masih terbayang di masa kecil tetangga mengirim ketupat di hari Lebaran, sekalipun kami pasti datang ke rumahnya untuk berhalalbihalal, bermaaf-maafan. Sebaliknya, tetangga datang ke rumah kami untuk merayakan tahun baru.

Perbedaan dalam harmoni itu merupakan rahmat dan karunia. Bahkan, di masa SMA, di saat Ramadan, tetangga bersengaja dengan riang gembira memukul-mukul tiang listrik berseru 'saur, saur', meneriakkan nama saya dalam rangka mengingatkan para tetangga untuk makan sahur. Kamar tidur saya berada di bagian depan rumah kami yang memang dekat ke posisi berdirinya aset PLN itu.

Dalam suasana kebatinan demikian itu, dalam kerukunan sesama warga yang demikian itu, hemat saya, mendengar suara beduk dan azan bagi umat nonmuslim telah menjadi kerutinan yang bermakna, dalam kehidupan kekitaan yang majemuk dan rukun.

Dalam makna umum, beduk dan azan juga menjadi penanda waktu yang sahih. Kesahihan itu terekspresikan dalam pernyataan spontan, 'sudah beduk belum? Sudah azan belum?' Ibu saya memberi patokan agar sebelum magrib saya sudah pulang ke rumah dari mana pun tempat saya berkeluyuran.

Saya yang nonmuslim saja dapat menikmati indahnya azan. Apalagi Jokowi, muslim sejati, pemimpin negara demokrasi berpenduduk muslim terbanyak dan terbesar di dunia.

Karena itu, betapa keji tuduhan apabila Jokowi menjadi presiden untuk kedua kali azan dilarang. Pembunuhan karakter yang keji, amat keji.

Jokowi bukan orang sinting. Dia bukan ateis. Dia bukan komunis. Dia orang waras taat beragama yang berhasil memimpin negara yang berdasarkan Pancasila ini. Karena itu, saya ingin dia terpilih kembali menjadi presiden.

Siapa pun yang mendampingi Jokowi sebagai wakil presiden, apakah itu Jusuf Kalla atau Ma'ruf Amin, tidak akan terjadi larangan azan. Sangat sulit dimengerti, bahkan Jokowi didampingi wapres alim ulama, Ketua MUI, masih ada yang berpikiran Jokowi akan melarang azan.

Jokowi terus disakiti dengan syirik dan fitnah. Itu terjadi pada Pilpres 2014. Hasil pilpres ternyata lebih banyak rakyat yang waras, yang memilihnya, dan terbukti Jokowi memimpin negeri ini dengan amanah.

Dalam Pilpres 2019 kembali Jokowi disakiti dengan tuduhan bila dia menang, azan dilarang. Kiranya hasilnya pun nanti lebih banyak rakyat yang memercayai Jokowi untuk memimpin negeri ini hingga 2024.

 



Berita Lainnya
  • Resonansi dari Pati

    09/8/2025 05:00

    Pemimpin dianggap berhasil bila ia mampu memainkan peran sebagai pelayan bagi rakyat.

  • Semakin Dilarang semakin Berkibar

    08/8/2025 05:00

    FENOMENA bendera Jolly Roger yang diambil dari anime One Piece sungguh menarik dan kiranya layak dijadikan kajian.

  • Menerungku Silfester

    07/8/2025 05:00

    KATANYA di negeri ini setiap warga negara sama kedudukannya di depan hukum.

  • Harapan dalam Angka

    06/8/2025 05:00

    PEOPLE use all available information to form rational expectations about the future 

  • Ampun Dah

    05/8/2025 05:00

    USIA 80 tahun kemerdekaan Republik Indonesia sebentar lagi kita rayakan. Sebagian besar rakyat Indonesia menyambutnya dengan sukacita.

  • Amnesti tanpa Amnesia

    04/8/2025 05:00

    BISIK-BISIK tentang orang kuat di pasar gelap peradilan semakin santer.  

  • Abolisi, Amnesti, Rekonsiliasi

    02/8/2025 05:00

    PENGUASA juga manusia. Karena itu, watak kemanusiaan akan muncul seiring dengan berjalannya waktu.

  • Belajar dari Vietnam

    01/8/2025 05:00

    KEKALAHAN tim nasional U-23 dari Vietnam pada laga final Piala AFF U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta,

  • Insinuasi Jokowi

    31/7/2025 05:00

    ENGKAU yang berinsinuasi, engkau yang sibuk mengklarifikasi. Kau yang melempar tuduhan, kau pula yang repot melakukan bantahan.

  • Masih Rojali-Rohana

    30/7/2025 05:00

    TULISAN saya di rubrik Podium edisi Sabtu, 26 Juli 2025, berjudul Rojali-Rohana, memantik sejumlah tanya dari beberapa kawan dan kerabat.

  • Gurita Serakahnomics

    29/7/2025 05:00

    FENOMENA keserakahan dalam menjarah sumber daya ekonomi atau hajat hidup orang banyak sebenarnya bukan perkara baru di Tanah Air.

  • Destinasi Wisata Proyek Mangkrak

    28/7/2025 05:00

    JIKA melintasi Jalan HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, hingga Jalan Asia-Afrika, Jakarta Pusat, Anda akan menemukan tiang beton. Terdapat 90 tiang beton yang dibangun sejak 2004.

  • Rojali-Rohana

    26/7/2025 05:00

    SAYA tak bermaksud pesimistis tentang soal yang satu ini. Saya cuma ingin bersikap realistis.

  • Superman Sungguhan

    25/7/2025 05:00

    'Apakah artinya kesenian, bila terpisah dari derita lingkungan. Apakah artinya berpikir, bila terpisah dari masalah kehidupan'.

  • Tom Lembong

    24/7/2025 05:00

    VONIS untuk Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula disikapi secara berbeda.

  • Tamparan Sahdan

    23/7/2025 05:00

    BANYAK yang bangga dengan Sahdan Arya Maulana, termasuk saya. Di usianya yang masih amat muda, 19, ia berani menolak pemberian uang yang bagi dia kurang pas untuk diterima