Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KEBAKARAN hutan dan lahan (karhutla) di Gunung Lawu mulai padam. Kini polisi melakukan penyelidikan untuk mengungkap penyebab kebakaran di gunung tersebut.
Kapolres Ngawi AKB Argowiyono menyatakan hingga saat ini pihak penyidik melakukan pendalaman dan pemeriksaan sejumlah saksi untuk mengusut siapa pelaku yang menyebabkan karhutla di wilayah Gunung Lawu.
"Total saksi yang diperiksa 5 sampai 10 orang. Dari masyarakat sekitar sama pihak Perhutani. Baru menanyakan informasi awal, jadi kalau mengarah ke terduga pelaku belum," ujarnya.
Selama proses pendalaman, petugas polisi mengamankan sejumlah barang bukti mencurigakan di TKP. Seperti puntung rokok hingga kayu bekas bakaran api.
Sementara Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Gatot Soebroto di Surabaya, Senin (16/10) mengatakan dengan melihat kondisi yang ada saat ini, pihaknya menutup operasi water bombing.
Baca juga: Karhutla di Gunung Lawu Sulit Dipadamkan, Fokus ke Penyelamatan Sumber Air
Menurut Gatot, luas area Gunung Lawu yang terdampak karhutla diperkirakan mencapai 2.185 hektare yang terbagi di tiga kabupaten antarprovinsi.
Antara lain 1.300 hektare di wilayah Kabupaten Ngawi dan 700 hektare di Kabupaten Magetan Provinsi Jatim. Kemudian 185 hektare terjadi di wilayah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah.
Gatot menjelaskan helikopter yang melakukan water bombing sudah melakukan pemadaman sebanyak 215 kali dengan kapasitas 1.000 liter air sekali angkut, sehingga dalam proses memadamkan karhutla Gunung Lawu menghabiskan air 215.000 liter air.
Meski karhutla di Gunung Lawu mulai padam, Gatot menyatakan tim pemadaman darat masih bersiaga untuk mencari titik-titik api tersisa dan mengantisipasi adanya bara api yang terpendam di tanah.
Untuk mengantisipasi timbulnya kebakaran lagi, tim pemadaman darat ini telah membuat sekat atau ilaran supaya titik api yang tersisa tak kembali meluas apabila tertiup hembusan angin. "Ilaran di wilayah Ngawi sudah dibuat 9.000 meter meter, wilayah Karanganyar juga sudah dibuat sepanjang 2.000 meter," ucap Gatot.
Selain itu, lanjut Gatot, Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) juga sudah meninjau langsung lokasi kejadian karhutla Gunung Lawu. Mereka berencana melakukan penanaman ulang.
Baca juga: Kabut Tutupi Titik Api di Gunung Lawu, Water Bombing Batal
"Kemarin dari Kementerian LHK melihat ke lokasi, mengantisipasi seandainya kalau diperlukan reboisasi, akan dilakukan reboisasi ulang," ucapnya.
Usai kejadian ini, BPBD pun mengimbau kepada para kepala dan pemangku daerah terdampak, untuk melakukan pembersihan material sisa dampak karhutla. Hal itu sebagai upaya antisipasi bencana susulan.
"Bersih-bersih ranting dan pohon tumbang untuk mengantisipasi bencana susulan, karena sebentar lagi akan memasuki musim hujan," tandasnya. (Z-6)
Penetapan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) menjadi kebiasaan gubernur untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari pusat.
Lahan di Dusun Jombor, Desa Cipete, Kecamatan Cilongok, Banyumas, Jawa Tengah (Jateng) terbakar pada Rabu (31/7) malam. Petugas gabungan sudah berhasil mengendalikan api pada Kamis dini hari
Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan membangun safe house atau rumah perlindungan bagi masyarakat korban kabut asap yang disebabkan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
kebakaran lahan itu mulai masif terjadi dan dirasakan dalam dua pekan ini. Dimana memang terlihat ada peningkatan intensitas kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kota Palangka Raya.
Pangkalan TNI AU Roesmin Nurjadin selaku Satgas Operasi Bagian Udara menerbangkan helikopter untuk mendukung pelaksanaan patroli udara.
Operasi Modifikasi Cuaca mengatasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Riau periode 20-29 Juli 2024, diperpanjang selama tiga hari sampai dengan 1 Agustus 2024.
Cuaca panas yang melanda Kota Padang selama dua bulan terakhir menyebabkan beberapa kawasan mengalami kekeringan, termasuk Bukit Gado-Gado, Air Manis, Seberang Palinggam, Rawang, dan Batang
Puluhan titik panas atau Hotspot terpantau satelit di Provinsi Bangka Belitung (Babel), Kamis (1/8). Itu diduga kuat merupakan pancaran dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla)
Hasil pendataan wilayah rawan potensi kekeringan menurut Mikron adalah Pangkalpinang, Kelurahan Bukit Merapin, Kelurahan Sriwijaya, Kelurahan Bukit Besar, Bukit Baru, Kelurahan Temberan.
Pembuatan sekat bakar penting dilakukan guna meminimalisir terjadinya kebakaran. Dengan adanya sekat bakar, saat terjadi kebakaran api tidak akan menjalar ke areal yang lebih luas.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved