Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
GURU Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Departemen Ilmu Kesehatan Anak, Prof Rini Sekartini mengatakan imunisasi polio dapat diberikan kepada anak berkebutuhan khusus dengan gejala gangguan perilaku, seperti autisme.
"Anak berkebutuhan khusus ada juga terkait gangguan perilaku, misalnya anak autisme, ADHD, apakah aman diberikan polio tetes? Itu aman, silakan ya, bisa dia karena sehat secara fisik enggak ada masalah," kata Rini, dikutip Kamis (25/7).
Ketua Unit Kerja Koordinasi Tumbuh Kembang Pediatri Sosial Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu mengatakan anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.
Baca juga : PIN Polio, Anak dengan Autisme Bisa Ikut Serta
Hal itu disampaikan kepada masyarakat agar jangan sampai orangtua tidak memberikan imunisasi lengkap kepada anak berkebutuhan khusus terkait gangguan perilaku.
Adapun yang tidak dapat diberikan imunisasi polio adalah anak berkebutuhan khusus dengan gangguan medis seperti ginjal, kelainan darah, dan lain-lain.
"Kecuali dia ada penyakit medis lainnya yang memang kontraindikasi tentunya," kata Rini.
Baca juga : Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat Harus Jadi Prioritas
Orangtua dapat berkonsultasi dengan dokter spesialis anak untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai imunisasi yang efektif mencegah penyakit yang mengakibatkan kelumpuhan permanen itu.
Cakupan imunisasi pada anak sempat menurun drastis pada 2021 sebagai imbas dari pandemi covid-19. Untuk itu, Kementerian Kesehatan bersama IDAI menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) polio tahap kedua di 27 provinsi.
PIN polio tahap kedua itu dilaksanakan karena Indonesia masih dalam kondisi Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk penyakit polio.
Baca juga : IDAI Sebut KLB Polio di Jawa Bakal Jadi Bom Waktu
KLB polio terjadi di Papua sejak 2022. Pelaksanaan imunisasi polio ditargetkan bisa mencapai minimal 95% untuk mencapai kekebalan kelompok. Artinya, 5% sisanya merupakan anak yang ditunda pemberiannya.
"Cakupan imunisasi yang tinggi dapat mengendalikan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi jika cakupannya menurun di bawah 60%, Kejadian Luar Biasa (KLB) dapat muncul kembali," ujar Ketua IDAI Piprim Basarah Yanuarso.
Imunisasi akan dilangsungkan selama sepekan ke depan untuk anak usia 0 hingga 7 tahun di posyandu, puskesmas, dan lokasi lain yang telah ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. (Ant/Z-1)
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
SAAT ini tak sedikit masyarakat yang masih merasa ragu untuk membawa anaknya mendapatkan vaksin polio. Salah satunya karena masih maraknya mitos-mitos seputar vaksin polio untuk anak.
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami gangguan perilaku seperti autisme.
BANYAK kasus polio yang gejalanya sangat ringan. Bahkan ada yang tidak bergejala sama sekali, sehingga seseorang tidak sadar bahwa dirinya berisiko menularkan virus tersebut ke orang lain.
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Oraganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya atas ancaman wabah polio dan penyakit lainnya di Gaza yang dilanda perang dan krisis sistem kesehatan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved