Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Cek Genetik Bisa Deteksi Keturunan Kanker Payudara

Atalya Puspa
07/6/2024 11:58
Cek Genetik Bisa Deteksi Keturunan Kanker Payudara
Ilustrasi(freepik.com)

KANKER payudara menempati urutan pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia dengan jumlah kematiannya lebih dari 22 ribu jiwa. Sementara itu, Bulan Oktober diperingati sebagai Bulan Kesadaran Kanker Payudara.

Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Widyanti Soewoto mengungkapkan, banyak faktor risiko yang menyebabkan kanker payudara. Namun, salah satu faktor risiko tertinggi ialah genetik. “Jadi kalau ada garis keturunan kanker payudara, supaya tidak menurun memang agak susah, karena ini adalah bawaan,” kata Widyanti.

Karena itu, bagi masyarakat yang memiliki keturunan kanker payudara, disarankan untuk melakukan pemeriksaan gen. Selain itu perlu pengecekan gejala-gejala awal secara berkala agar dapat ditangani sejak awal.

Baca juga : Kemenkes-AstraZeneca Imbau Masyarakat Skrining Kanker Sejak Dini

Selain itu, faktor risiko lainnya ialah penggunaan KB hormonal. Pasalnya, KB hormonal mengandung hormon esterogen yang tinggi yang dapat menjadi pemicu kanker payudara. “Jadi kalau ada keturunan, saya lebih menyarankan untuk screening terlebih dahulu dan gunakan KB suntik atau ganti KB yang lain,” ucap dia.

“Selain itu tidak menyusui. Memang kanker payudara berisiko lebih tinggi terjadi dibanding perempuan yang menyusui. Tapi risiko itu bisa terjadi bisa tidak. Kalau tidak ada pemicu dalam arti gaya hidup, genetik, dan lainnya, Insya Allah aman,” beber Widyanti.

Menurut dia, saat ini banyak kanker payudara yang menyerang usia muda. Berbeda dengan dulu yang lebih banyak menyerang perempuan lanjut usia. Hal itu disebabkan karena gaya hidup, pola makan dan keturunan yang sangat memengaruhi.

Beberapa gejala yang dapat dirasakan ialah adanya benjolan, nyeri pada payudara yang berkelanjutan, keluar cairan lewat puting atau malah dalam beberapa kasus tidak menimbulkan gejala sama sekali. Untuk penanganan kanker payudara, bisa dilakukan dengan operasi, radioterapi dan kemoterapi.

“Setiap pasien akan berbeda-beda tipenya sehingga tata laksananya pun akan berbeda. Tapi itulah tiga modalitas yang masih dipakai sampai saat ini untuk penanganan kanker payudara,” ujarnya. (H-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Indrastuti
Berita Lainnya