Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMIMPIN Hamas Ismail Haniyeh mengunjungi Mesir, hari ini Rabu (20/12). Ia akan membicarakan gencatan senjata di Gaza dan pertukaran tahanan dengan Israel.
Haniyeh yang berbasis di Qatar dilaporkan akan memimpin delegasi tingkat tinggi Hamas ke Mesir. "Mereka akan mengadakan pembicaraan dengan Kepala Intelijen Mesir Abbas Kamel dan lainnya," kata sebuah sumber.
Diskusi tersebut akan membahas menghentikan agresi dan perang untuk mempersiapkan kesepakatan bagi pembebasan tahanan. Termasuk pula mengakhiri pengepungan yang diberlakukan di Jalur Gaza.
Baca juga : Buru 4 Komandan Hamas, Israel Hargai Yahya Sinwar Rp6 Miliar
Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata selama seminggu bulan lalu yang dibantu Qatar untuk bernegosiasi, didukung oleh Mesir dan Amerika Serikat (AS), 80 sandera Israel dibebaskan dengan imbalan 240 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Menurut sumber Hamas, pembicaraan di Mesir akan fokus pada pengiriman bantuan kemanusiaan, penarikan tentara Israel dari Jalur Gaza dan kembalinya para pengungsi ke kota dan desa mereka di utara.
Baca juga : 19.453 Warga Gaza dan 97 Jurnalis Meninggal karena Agresi Israel
Kunjungan Haniyeh akan menjadi kunjungannya yang kedua ke Mesir sejak dimulainya perang pada tanggal 7 Oktober, setelah lawatan sebelumnya pada awal November.
Situs berita AS Axios melaporkan, David Barnea, kepala badan intelijen Israel Mossad, bertemu dengan Perdana Menteri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani dan direktur CIA Bill Burns di Eropa untuk membahas potensi kesepakatan baru untuk membebaskan sandera.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan baru saja mengirim pimpinan Mossad ke Eropa untuk kali kedua guna mempromosikan proses pembebasan sandera.
“Saya tidak akan menyia-nyiakan upaya mengenai masalah ini, dan tugas kita adalah mengembalikan mereka semua,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Perang paling mematikan yang pernah terjadi di wilayah sempit ini dimulai setelah Hamas menyerbu perbatasan pada 7 Oktober dan menewaskan sekitar 1.140 orang di Israel, sebagian besar warga sipil. Sebanyak 240 orang disandera dan 129 orang masih ditawan, menurut angka terbaru Israel.
Dalam pengeboman balasan Israel dan serangan darat terhadap Hamas, setidaknya 19.667 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza, menurut kementerian kesehatan di wilayah Palestina. (AFP/Z-4)
Pasukan pendudukan Israel menargetkan Sekolah Dalal al-Maghribi di Gaza.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif menilai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melakukan kebrutalan yang nyata, tetapi masyarakat internasional bungkam.
PEMIMPIN kelompok Houthi Yaman, Sayyed Abdul Malik al-Houthi, mengatakan pembunuhan Kepala Politik Hamas Ismail Haniyeh oleh Israel telah meningkatkan pertempuran ke lingkup lebih luas.
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan berbelasungkawa atas kematian petinggi Gerakan perlawanan Palestina Hamas, Ismail Haniyeh.
Serangan yang menewaskan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh akan berdampak pada upaya gencatan senjata dan meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah.
Tindakan Israel selama ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diuraikan dalam Piagam PBB dan Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM).
UPACARA pemakaman Ismail Haniyeh, pemimpin biro politik kelompok perlawanan Hamas, dimulai pada Kamis (1/8) di ibu kota Iran, Teheran, yang dihadiri sejumlah besar warga dan pejabat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved