Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Citra Saddam Hussein di Yordania tak Pernah Pudar

Adiyanto
08/4/2023 17:13

Dua puluh tahun setelah rezimnya jatuh, mendiang Presiden Irak Saddam Hussein tetap dikagumi dan dihormati di Yordania.  Di negara ini, citranya masih dapat dilihat di seluruh negeri, mulai chasing handphone hingga stiker di bemper mobil. Padahal di Irak, simbol dan gambar yang terkait dengan pemerintahannya masih dilarang hingga kini.

Pada 20 Maret 2003, Presiden AS saat itu George W. Bush meluncurkan  operasi gurun dengan melakukan invasi darat mengerahkan ratusan ribu pasukan gabungan AS dan Inggris, dengan dalih menghancurkan gudang senjata pemusnah massal Irak.

Saddam muncul untuk terakhir kalinya di depan umum pada 9 April, hanya beberapa jam sebelum pengumuman jatuhnya Baghdad. Delapan bulan kemudian, Saddam yang memerintah sejak 1979,  akhirnya ditemukan di sebuah bunker tempat persembunyiannya oleh pasukan AS. Dia kemudian diadili, dihukum dan digantung pada pagi hari tanggal 30 Desember 2006.

Di Irak, memajang foto-foto atau slogan-slogan dari seorang diktator yang digulingkan merupakan pelanggaran dan terkadang penangkapan masih dilakukan. Oktober lalu, empat orang ditahan di provinsi Anbar, antara Bagdad dan perbatasan Yordania, karena dinggap mmemuliakan rezim yang sudah mati  ini selama perayaan Hari Nasional.

Namun, di Yordania, banyak orang yang mengenang Saddam atas dukungannya terhadap perjuangan Palestina, nasionalisme Arab, dan perlawanan terhadap intervensi Barat di Timur Tengah.

"Puluhan ribu warga Yordania lulus dari universitas Irak di berbagai bidang selama era Saddam dengan beasiswa gratis," kata anggota parlemen Khalil Attiyeh kepada AFP.

Dia mengatakan Saddam mendukung perjuangan Palestina, atau intifada, dan  membantu keluarga para martir Palestina dan membangun kembali rumah mereka yang dihancurkan oleh musuh.

Attiyeh percaya adalah normal bagi orang Yordania untuk memuja dan tidak melupakannya “Itu menunjukkan kesetiaan kepada pemimpin heroik ini".

Salameh Blewi, 67, seorang kontraktor di Yordania yang mengunjungi Baghdad pada 1980-an, menyebut Saddam sebagai "pemimpin Arab yang terhormat dan jujur, dengan posisi terhormat".

"Rakyat Yordania tahu bahwa Saddam Hussein adalah pemimpin Arab pemberani dan nasionalis. Kami semua mencintainya," kata Shaher Abu Sharkh, 67, yang menjual aksesoris ponsel di Amman.

"Yang terjadi bukanlah jatuhnya rezim Saddam, melainkan jatuhnya Irak. Sayangnya, Irak berakhir setelah Saddam dan dihancurkan secara sistematis," ujarnya. (AFP/M-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Adiyanto
Berita Lainnya