Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Rusia Dukung Rencana ASEAN atasi Krisis Myanmar

Atikah Ishmah Winahyu
06/7/2021 20:38
Rusia Dukung Rencana ASEAN atasi Krisis Myanmar
Kunjungan Menlu Rusia Sergei Lavrov ke Jakarta(Dok. Kemenlu)

RUSIA mendukung upaya diplomati kAsia Tenggara untuk mengakhiri krisis di Myanmar dan telah menyampaikan pesan serupa kepada para pemimpin militer negara tersebut.

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, konsensus lima poin yang disepakati oleh blok Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) harus menjadi dasar resolusi konflik di Myanmar.

"Dalam kontak kami dengan para pemimpin Myanmar, para pemimpin militer, kami mempromosikan posisi ASEAN yang menurut pandangan kami harus dipertimbangkan sebagai dasar untuk menyelesaikan krisis ini dan mengembalikan situasi ke keadaan normal," kata Lavrov dalam kunjungannya ke Jakarta, Selasa (6/7).

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan, Lavrov akan mengadakan pembicaraan virtual dengan rekan-rekan ASEAN selama kunjungan ke Jakarta.

Pernyataan Lavrov penting dan muncul di tengah keterlibatan yang semakin dalam antara Rusia dan militer Myanmar.

Myanmar berada dalam krisis sejak militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada 1 Februari, memicu kemarahan nasional yang dengan cepat berubah menjadi aksi protes dan pemogokan yang ditekan secara brutal oleh pasukan keamanan.

Baca juga : Menlu RI Bertemu Menlu Rusia, Bahas Pengadaan Vaksin Covid-19

Pertempuran antara tentara dan milisi yang baru terbentuk di beberapa daerah telah membuat puluhan ribu orang mengungsi.

Meskipun pemimpin junta Min Aung Hlaing menyetujui rencana perdamaian ASEAN yang dicapai pada bulan April, militer tidak menunjukkan niat untuk menindaklanjutinya dan justru mengulangi rencananya sendiri yang sama sekali berbeda untuk memulihkan ketertiban dan demokrasi.

ASEAN telah berupaya menyerukan dialog antara semua pihak, penunjukan utusan khusus, akses kemanusiaan yang lebih besar dan diakhirinya kekerasan.

Meskipun telah menyatakan keprihatinan tentang kekerasan di Myanmar, Rusia, pemasok utama senjata dan pelatihan militernya, adalah salah satu dari sedikit negara yang telah mengakui junta dan telah mengirim pejabat tinggi ke negara itu untuk bertemu para jenderal.

Rusia bulan lalu menyambut Min Aung Hlaing dan delegasi militer untuk kunjungan panjang ke Moskow, di mana ia memberikan banyak pidato dan wawancara media dan dianugerahi gelar profesor kehormatan. (CNA/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya