Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Iran Khawatir Gelombang Kelima Covid-19 akibat Varian Delta

Mediaindonesia.com
03/7/2021 21:59
Iran Khawatir Gelombang Kelima Covid-19 akibat Varian Delta
Warga Iran mengenakan masker tengah menyeberang jalan di ibu kota Teheran, Sabtu (3/7).(AFP/Atta Kenare.)

PRESIDEN Iran Hassan Rouhani mengungkapkan kekhawatiran pada Sabtu (3/7) bahwa Iran akan dilanda gelombang baru covid-19. Ini karena munculnya wabah varian Delta di negara yang paling terpukul di Timur Tengah itu.

"Dikhawatirkan bahwa kita sedang menuju gelombang kelima di seluruh negeri," kata Rouhani dalam pertemuan gugus tugas antivirus Iran. Ia memperingatkan masyarakat untuk berhati-hati karena varian Delta telah memasuki negara itu dari selatan dan tenggara.

Covid-19 telah menewaskan lebih dari 84.000 orang dari lebih dari 3,2 juta infeksi di Iran, menurut angka resmi yang diakui pihak berwenang tidak memperhitungkan semua kasus. Delta, yang pertama kali terdeteksi di India dan sekarang hadir di setidaknya 85 negara, ialah varian covid-19 yang paling menular dari semua varian yang pernah diidentifikasi.

Republik Islam mengonfirmasi tiga kasus varian Delta pada 5 Mei di Provinsi Qom. Kementerian kesehatan Iran telah mengklasifikasikan sebagai merah--kategori tertinggi pada skala risiko virus korona Iran--yaitu ibu kota Teheran dan sembilan kota lain di Provinsi Teheran.

Provinsi selatan dan tenggara Fars, Hormozgan, Kerman, dan Sistan-Baluchistan juga sekarang diklasifikasikan sebagai merah.  Di zona merah, semua toko harus tetap tutup kecuali yang dianggap penting, termasuk toko kelontong dan apotek.

Orang-orang di jalan-jalan Teheran menyuarakan frustrasi mereka dengan situasi tersebut. "Masyarakat capai sekali pakai masker, cuci tangan, tidak saling berkunjung, dan tidak bepergian," kata Maryam, seorang guru. "Mereka tidak tahan lagi."

Narsis, seorang pekerja sektor publik, mengatakan siklus gelombang infeksi baru yang diikuti dengan tindakan yang lebih ketat sedang menguji kesabaran semua orang. "Orang-orang tidak lagi higienis seperti dulu dan lebih sedikit yang memakai masker," katanya kepada AFP.

 

"Perbatasan terbuka dan pelancong datang dari India dan Pakistan. Siklus ini terus berulang dan tidak akan terputus sampai orang mendapatkan vaksinasi." (OL-14)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya