Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MAYORITAS pasar saham global menguat pada perdagangan Selasa (27/8) merespons hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 yang mengembuskan harapan untuk meredam ketegangan perang dagang. Namun, mata uang Tiongkok, Yuan, tetap anjlok di level terendah dalam 11 tahun terakhir.
Pergerakan saham Frankfurt dan Paris terpantau menguat. Akan tetapi, bursa saham London melemah, karena investor Inggris mengejar ketertinggalan setelah libur tiga hari.
Sementara, mayoritas ekuitas Asia menguat, pulih dari perdagangan hari sebelumnya. Kondisi ini dipacu oleh pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, yang menyatakan negosiasi perdagangan dengan Tiongkok segera dilanjutkan. Ia mengklaim telah menghubungi pihak Tiongkok untuk membicarakan kesepakatan. Akan tetapi, nilai tukar Yuan semakin melemah pada Selasa pagi, yakni 7,172 terhadap dolar AS.
Baca juga: Tiongkok Gencarkan Latihan Militer Dekat Wilayah Taiwan
Pergerakan Yuan mulai anjlok sejak Senin kemarin menyusul rencana Washington menaikkan tarif atas komoditas Tiongkok bernilai setengah triliun dolar. Langkah AS sebagai respons terhadap kebijakan Tiongkok, yang meluncurkan tarif atas komoditas AS senilai puluhan miliar dolar.
"Sentimen perang dagang dalam beberapa bulan terakhir, seperti perjalanan "rollercoaster". Para investor tampaknya kebingungan dengan kondisi yang sebenarnya," tutur analis dari Oanda, Craig Erlam.
"Peningkatan secara tiba-tiba dan signifikan dalam perang dagang pekan lalu, terjadi ketika AS dan Tiongkok saling mengumumkan tarif baru. Bagaimanapun itu memicu gejolak pasar saham, karena kekhawatiran investor meningkat," lanjutnya.
Erlam menyoroti pesan beragam yang dikeluarkan Presiden Trump, terkait pemikiran kedua. Namun tak berapa lama, Gedung Putih mengklarifikasi bahwa pemerintah tidak akan bersikap agresif. (OL-8)
Sektor jasa keuangan terjaga stabil karena didukung oleh tingkat permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global.
Pembicaraan tersebut menandai langkah maju terbaru dalam upaya bersama untuk menstabilkan hubungan yang sulit antara dua negara.
KECENDERUNGAN deindustrialisasi dini makin menguat ditandai dengan rendahnya investasi dalam menyerap tenaga kerja, khususnya di sektor padat karya. Perbaikan kualitas SDM mendesak.
Penasihat Keamanan Nasional Biden, Jake Sullivan, mengatakan AS akan menekan dominasi Tiongkok di kancah perekonomian dunia.
Mendag Muhammad Lutfi menegaskan sikap pemerintah untuk memfasilitasi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) agar dapat memperluas pangsa pasarnya ke pasar global.
SEJARAH konflik AS, tidak lepas dari pragmatisme realisme yakni kebijakan luar negeri mendasarkan national interest for national security.
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
AMERIKA Serikat akan terus mengupayakan gencatan senjata di Jalur Gaza meskipun ketua biro politik Hamas Ismail Haniyeh meninggal. Ini dikatakan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.
PEMBUNUHAN terhadap Kepala Biro olitik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, dapat mengakibatkan perang masif di Timur Tengah.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
NILAI tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu (31/7) ditutup menguat saat pasar menunggu kebijakan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Funds Rate.
Kamala Harris membawa kampanye presidennya ke Georgia, sebuah negara bagian yang kini dianggap sebagai kunci dalam pemilihan mendatang.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved