Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ini Koran Korsel yang Kritisi Hasil KTT Trump-Kim

Irene Harty
13/6/2018 16:12
Ini Koran Korsel yang Kritisi Hasil KTT Trump-Kim
(AFP PHOTO / Ed JONES)

HAMPIR seluruh surat kabar di Korea Selatan (Korsel) menyambut KTT bersejarah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un di Singapura dengan optimistis tapi penuh kehati-hatian pada Rabu (13/6). Namun ada sejumlah harian yang melancarkan sikap kritis.

Harian konservatif Hankook, mengecam perjanjian yang dihasilkan mereka tidak masuk akal.

Pernyataan bersama yang ditandatangani bersama dinilai telah menghilangkan tuntutan AS untuk denuklirisasi yang lengkap, dapat diverifikasi, tidak dapat diubah. Selain itu, harian itu juga menyebut tidak adanya jadwal konkret untuk mencapai tujuan itu.

"Masalah utama ... mungkin tampak hasilnya gagal memenuhi harapan," kata Hankook dalam editorial.

Editorial harian tersebut menambahkan langkah-langkah konkret untuk membongkar persenjataan nuklir Korut akan ditangani selama negosiasi lanjutan dan negosiasi untuk semenanjung Korea yang bebas nuklir dan perdamaian permanen antara Seoul dan Pyongyang baru saja dimulai.

Senada, Harian konservatif Chosun mencerca perjanjian yang ditandatangani oleh Trump dan Kim. "Kesepakatan 12 Juni sangat keterlaluan dan tidak masuk akal, kami hampir tidak percaya mata kami sendiri," katanya dalam editorial.

Surat kabar itu menyerang Trump karena berjanji akan menghentikan latihan militer gabungan AS-Korsel sebelum Korut mulai membongkar persenjataan nuklirnya.

Pandangan serupa digaungkan oleh oposisi konservatif Partai Liberty Korea dipimpin Hong Joon-Pyo yang mengecam KTT sebagai kegagalan besar.

Optimistis

Harian pro-bisnis Joongang bersikap optimis, meskipun jadwal untuk pembongkaran senjata nuklir Pyongyang tetap tidak jelas.

"Kami tidak bisa mengabaikan KTT itu sebagai sebuah kegagalan. Ini sudah menjadi peristiwa bersejarah yang para pemimpin dua musuh telah temui. Langkah pertama untuk mengakhiri dekade permusuhan sejak Perang Korea telah dibuat," kata Joongang.

Editorial di Hankyoreh turut memuji KTT itu sebagai babak baru untuk perubahan besar dalam hubungan AS-Korut.

Penghentian latihan AS-Korsel sebagai katalisator dalam meningkatkan hubungan antara AS dan Korut dan denuklirisasi Korut. (AFP/OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Anata
Berita Lainnya