Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ciri-Ciri Henti Jantung Mendadak dan Penanganannya

Wisnu Arto Subari
25/7/2024 16:15
Ciri-Ciri Henti Jantung Mendadak dan Penanganannya
Ilustrasi.(Dok RS Bethsaida)

HENTI jantung mendadak (sudden cardiac arrest) adalah keadaan saat aktivitas jantung mendadak terhenti akibat gangguan irama Jantung dan dapat menyebabkan kematian. Biasanya penderita henti jantung mendadak mengalami pingsan atau gangguan kesadaran secara tiba-tiba, tidak bernapas, dan saat perabaan tidak didapatkan ada denyut nadi. 

"Jika mendapati keadaan henti jantung mendadak, sebaiknya dilakukan resusitasi jantung paru, memanggil bantuan paramedis, dan segera dirujuk ke sarana kesehatan terdekat. Kondisi ini biasanya tidak memiliki gejala awal dan terkadang hanya ditandai dengan gejala atau tanda seperti nyeri dada, sesak napas, lemas, jantung berdebar, atau detak jantung yang tidak teratur," papar dr. Yudistira Panji Santosa, Sp.PD-KKV, M.Kes dari RS Bethsaida.

Penyebab terbanyak yang mengakibatkan henti jantung mendadak ialah serangan jantung atau penyakit jantung koroner. Penyebab lain ialah kelainan irama jantung, kelainan katup jantung yang berat, dan penyakit jantung bawaan.  

Baca juga : Pusing Bisa Menjadi Salah Satu Indikasi Aritmia

Menurutnya, risiko henti jantung mendadak bisa didapati pada seseorang yang punya keturunan penyakit jantung koroner, punya kebiasaan merokok, dan gaya hidup tidak sehat. Faktor risiko yang sering menyebabkan henti jantung mendadak ialah kencing manis (diabetes melitus), tekanan darah tinggi (hipertensi), kolesterol tinggi, dan kegemukan.

Untuk mencegah henti jantung mendadak diperlukan identifikasi faktor risiko kardiovaskular, gaya hidup yang sehat dengan asupan makanan yang bergizi serta pola diet rendah kolesterol, olahraga rutin, jauhi stres, melakukan kebiasaan yang aktif dalam beraktivitas, dan mencapai berat badan yang ideal. 

Tidak lupa melakukan medical check-up (MCU) secara teratur, melakukan tata laksana yang optimal jika terdapat faktor risiko kardiovaskular dan melakukan terapi yang baik jika terdapat penyakit kardiovaskular (seperti penyakit jantung koroner, lemah jantung, dan gangguan irama jantung). (RO/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya