Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA Umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menilai Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio putaran kedua yang dimulai hari ini, Selasa (23/7) menjadi cerminan bahwa imunisasi anak Indonesia belum sukses. Pemerintah kembali menyelenggarakan PIN Polio tahap II pada bulan Juli ini guna mencegah anak-anak terkena polio.
Kejadian Luar Biasa (KLB) akibat virus polio di sejumlah wilayah di Indonesia bisa dihentikan dengan bekerja sama para orangtua untuk memberikan imunisasi polio kepada anak. Hingga kini sebanyak 32 Provinsi dan 399 kabupaten/kota di Indonesia masuk dalam kategori risiko tinggi polio.
"Sebetulnya PIN ini adalah cerminan bahwa imunisasi kita belum sukses, kalau sukses sebenarnya 2014 kita sudah dinyatakan bebas polio," kata Piprim di Kantor IDAI, Jakarta Pusat, Selasa (23/7).
Baca juga : Sub PIN Polio dan Imunisasi Dasar Lengkap Anak Terus Digencarkan untuk Cegah Penularan
"Tapi dengan adanya berbagai kasus yang muncul kembali, maka dilakukan PIN.Tentu saja IDAI berharap bahwa akan imunisasi nasional serentak di seluruh Indonesia ini, nanti diikuti oleh imunisasi rutin yang juga dilengkapi. Karena kita sudah melihat bahwa imunisasi ini ketika cakupannya tinggi, penyakit-penyakit yang dapat dicegat dengan imunisasi itu bisa terkendali dengan baik," lanjutnya.
Ketika cakupannya menurun dibawah 60%, KLB sudah mulai bermunculan kembali dan ini menjadi berbahaya.
"Jadi saya kira kami menghimbau semua pihak, terutama orangtua, masyarakat, mari tingkatkan kesadaran untuk melindungi anak-anak. Mencegah dari penyakit-penyakit yang bisa dicegah dengan imunisasi, dan vaksinnya gratis di puskesmas, tinggal bagaimana masing-masing orangtua menggalakkan supaya imunisasi ini cakupannya tinggi kembali," ujar dia.
Baca juga : IDAI Sebut KLB Polio di Jawa Bakal Jadi Bom Waktu
Sementara itu, dr. Rini Sekartini dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Tumbuh Kembang Anak IDAI menekankan pertumbuhan anak akan optimal dengan lingkungan sehat, sekolah, dan lingkungan luar lainnya.
"Dari aspek kesehatan yang bisa dilakukan yakni PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) mulai biasa dari perilaku masih terkendala mulai dari cuci tangan. Para orangtua cuci tangan harus mulai ajarkan pada anak dengan contoh," ucap Rini.
PHBS juga harus diterapkan di lingkungan rumah sakit, kantin, dan sekolah harus bebas dari rokok. Sayangnya, kata dia, banyak dagangan di luar sekolah mau pun kantin masih menjual makanan tidak sehat.
"Semua mulai dari keluarga dari lingkungan terkecil, kemudian ke sekolah, dan melakukan PHBS. Jangan sampai terlena masalah kesehatan," pungkasnya. (P-5)
BANYAK kasus polio yang gejalanya sangat ringan. Bahkan ada yang tidak bergejala sama sekali, sehingga seseorang tidak sadar bahwa dirinya berisiko menularkan virus tersebut ke orang lain.
Pada Hari Anak Nasional (HAN) tahun ini, fokus utama adalah melindungi anak-anak dari penyakit berbahaya dan stunting.
Kementerian Kesehatan mengatakan Hari Anak Nasional (HAN) 2024 adalah momentum untuk memperkuat perlindungan terhadap anak-anak Indonesia, terutama dari stunting dan polio.
Anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.
Oraganisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan kekhawatirannya atas ancaman wabah polio dan penyakit lainnya di Gaza yang dilanda perang dan krisis sistem kesehatan.
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
SAAT ini tak sedikit masyarakat yang masih merasa ragu untuk membawa anaknya mendapatkan vaksin polio. Salah satunya karena masih maraknya mitos-mitos seputar vaksin polio untuk anak.
Mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami gangguan perilaku seperti autisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved