Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Waspadai Diabetes Melitus pada Anak, Pahami Penyebab dan Cara Penanganannya

Andhika Prasetyo
18/7/2024 09:45
Waspadai Diabetes Melitus pada Anak, Pahami Penyebab dan Cara Penanganannya
Ilustrasi(Freepik)

Diabetes mellitus, kondisi yang ditandai dengan tingginya kadar gula atau glukosa dalam darah secara terus-menerus, tidak hanya terjadi pada orang dewasa. Anak-anak dan remaja juga memiliki potensi yang sama besarnya terkena penyakit tersebut.

Ada dua kondisi diabetes yang paling umum dialami, yakni diabetes tipe 1 yang berkaitan dengan sistem kekebalan tubuh dan diabetes tipe 2 yang lebih banyak berhubungan dengan gaya hidup.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan anak-anak dan remaja bisa terkena diabetes tipe 1 meskipun tidak banyak mengonsumsi pemanis buatan.

Baca juga : Orangtua Diingatkan Pastikan Anak tidak Alami Obesitas

"Itu bisa terjadi jika sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel penghasil insulin di pankreas sehingga produksi insulin menjadi rendah atau bahkan tidak ada. Ini yang menyebabkan anak harus mendapat suntikan insulin," jelas Piprim di Jakarta, Kamis (18/7).

Sedangkan, diabetes tipe 2 terjadi ketika sel-sel tubuh menjadi kurang responsif terhadap upaya insulin untuk mendorong glukosa ke dalam sel, suatu kondisi yang disebut resistensi insulin. Akibatnya, glukosa mulai menumpuk di dalam darah.

Pada orang dengan resistensi insulin, pankreas merespons peningkatan kadar glukosa darah dengan membuat insulin ekstra. Akibatnya, pancreas menjadi kelelahan saat resistensi insulin memburuk.

Baca juga : Orangtua Diingatkan Pantau Tumbuh Kembang Anak untuk Deteksi Dini Diabetes

"Pada diabetes tipe 2, salah satu faktor utamanya karena banyak mengonsumsi pemanis buatan, terutama high fruktosa syrup. Ini gula sirup yang banyak dipakai di minuman soft drink," kata Piprim.

Ia menambahkan, kebiasaan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi seperti makanan olahan juga dapat menyebabkan hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi.

Ia mengatakan diabetes tipe 2, yang lebih banyak terjadi akibat pola hidup tidak sehat, masih bisa diperbaiki sesuai dengan derajat keparahannya. Menurutnya, diabetes tipe 2 fase awal bisa dikontrol dengan memodifikasi gaya hidup yang lebih sehat.

Baca juga : Orangtua Diminta Kenali Gejala Diabetes pada Anak

"Olahraga, mengatur pola makan, kalau sudah remaja bisa dengan intermittent fasting, Intinya gaya hidup yang sehat itu bisa membalikkan diabetes di awal-awal," terangnya.

Ia mengatakan bahwa anak yang mengalami diabetes tipe 1 umumnya cenderung kurus, sedangkan anak yang menderita diabetes tipe 2 biasanya gemuk atau obesitas.

"Hampir 80% anak yang mengalami diabetes tipe 2 adalah obesitas," tutur Piprim. (Ant/Z-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Andhika
Berita Lainnya