Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Warga Harap Penerapan Denda Lebih Tinggi bagi Pencemar Air

Wisnu Arto Subari
16/7/2024 18:32
Warga Harap Penerapan Denda Lebih Tinggi bagi Pencemar Air
Ilustrasi.(Freepik)

SEKITAR 89% penduduk Indonesia mengharapkan pemerintah mengambil tindakan lebih besar dalam memastikan fasilitas publik yang efisien, seperti menerapkan denda lebih tinggi bagi mereka yang mencemari pasokan air publik. Konsumen percaya bahwa perusahaan harus didenda karena ketidakefisienan, bukan individu yang dikenai pajak atas penggunaan air. 

Selain itu, 79% responden menyatakan bahwa air bersih ialah prioritas utama dan setuju bahwa pengelolaan air bersih menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah dan sektor swasta. Selain itu, 85% responden berharap ada investasi global yang lebih besar dalam penggunaan air yang efisien. 

Itu merupakan hasil studi The Global Water Assessment Tracker yang dilakukan Ecolab di 15 negara tempatnya beroperasi, termasuk Indonesia. Studi ini dirancang untuk meneliti kondisi pengelolaan air dengan mengukur manfaat dan penggunaan air. 

Baca juga : World Water Forum 2024 Bahas Strategi Jaga Kualitas Air

Assistant Vice President and Country Head Ecolab Indonesia, Evan Jayawiyanto, menekankan pentingnya kolaborasi multipemangku kepentingan untuk pengelolaan sumber daya air negara yang berkelanjutan di tengah-tengah upaya pembangunan. "Saat Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunannya, permintaan akan air bersih akan meningkat, sehingga penting untuk memiliki perencanaan mendalam dan menerapkan regulasi pengelolaan air yang lebih ketat," katanya. 

Selain itu, ia menyoroti pentingnya kebijakan yang ketat untuk menjamin bahwa industri mengelola air secara bertanggung jawab. Pihaknya menyediakan berbagai alat, solusi, dan teknologi, bersama dengan keahlian, untuk memfasilitasi penerapan praktik pengelolaan air cerdas di antara pelanggannya. Perusahaan bertujuan membantu industri menghemat 300 miliar galon air pada 2030.

Senior Vice President and Market Head Ecolab Southeast Asia Gregory Lukasik menyatakan bahwa mengatasi krisis air yang mendesak membutuhkan pemikiran transformatif tentang konservasi air. WatermarkTM Study menekankan pentingnya para pemimpin untuk secara aktif terlibat dalam melindungi sumber daya vital air. Studi ini berfokus pada air dan perspektif konsumen tentang kondisi pengelolaan air melalui pentingnya air, penggunaannya, hubungannya dengan iklim, dan tanggung jawab sebagai tanggung jawab bersama antara pemerintah, perusahaan, LSM, atau individu untuk secara efektif menangani tantangan global yang kritis ini. (Ant/Z-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Wisnu
Berita Lainnya