Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PENDERITA demam berdarah dengue (DBD) harus segera ditangani. Ini demi mencegah risiko pasien kejang dan mengalami penyakit komplikasi.
"Penyakit DBD harus segera ditangani karena trombosit dapat terus turun," kata praktisi kesehatan dr. Fridolin Seto Pandu melalui keterangannya di Jakarta, Selasa (25/6). Jika trombosit turun hingga di bawah 100.00 per milimeter kubik, ini dapat memicu kebocoran plasma. Dampak lanjutannya bisa mengakibatkan dengue shock syndrome (DDS).
Pada kondisi DDS, aliran darah yang seharusnya mengalir ke seluruh jaringan tubuh mengalami penurunan. Ini dapat membuat tubuh kekurangan oksigen (hipoksia).
Baca juga : Kasus DBD di Klaten Meningkat, 25 Orang Meninggal
Kondisi itu berisiko menyebabkan tubuh kejang. Ini dapat berujung pada penyakit komplikasi, seperti kerusakan hati, jantung, otak, dan paru-paru, hingga terjadi kematian.
Apabila ada anggota keluarga yang demam dan tidak kunjung turun, lanjut dia, sebaiknya segera dibawa fasilitas kesehatan guna mendapatkan pemeriksaan. Soalnya, demam yang dirasakan pasien bisa jadi karena sudah terjangkit demam berdarah.
Dia menjelaskan bahwa digigit nyamuk memberikan sensasi gatal dan tidak nyaman. Permasalahan nyamuk Aedes aegypti bukan sekadar rasa gatal, tetapi dapat membawa virus demam berdarah. "Pascadigigit nyamuk, biasanya pasien merasa demam tinggi," kata Head of Department Underwriting Sequis itu.
Baca juga : Warga Diingatkan Berantas Sarang Nyamuk Agar Kasus DBD tidak Naik pada April
Selain demam tinggi, gejala khas DBD lain, yakni sakit kepala parah, nyeri otot dan sendi, serta ruam atau bintik merah pada kulit. Pada beberapa kasus, ada yang sampai mimisan dan terjadi pendarahan pada gusi.
Sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi mengalami musim kemarau pada Mei hingga Agustus 2024. Pada saat musim kemarau, warga diimbau agar mewaspadai ancaman penyakit DBD.
Hal ini karena meski curah hujan berkurang, tetapi nyamuk Aedes aegypti, si pembawa virus dengue, masih bisa berkembang biak. Kurangnya air mengalir selama musim kemarau dapat menciptakan banyak genangan yang sering luput dari perhatian warga. Kaleng, botol, dan bak bekas dapat menjadi sarang ideal bagi nyamuk Aedes aegypti untuk berkembang biak. (Ant/Z-2)
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Pemerintah Kota Tasikmalaya melalui Dinas Kesehatan telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) untuk kasus demam berdarah dengue (DBD)
DBD adalah penyakit menular yang disebabkan dari virus dengue lewat gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved