Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PEMERINTAH belum belum menjadikan vaksinasi penyakit dengue (DBD) sebagai keharusan untuk program pencegahan DBD bagi masyarakat. Karena itu, pilihan untuk melakukan vaksin DBD sebagai bentuk pencegahan masih menjadi keputusan masing-masing orang.
"Prinsipnya vaksin untuk mencegah dengue memang sudah ada tetapi belum menjadi program nasional menjadi pilihan kepada masyarakat," ujar Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Widyastuti di Balaikota DKI Jakarta, Senin (1/4).
Ia mengatakan, program tersebut belum memang menjadi program nasional. Ia juga menjelaskan belum menyiapkan program vaksinasi.
Baca juga : Pentingnya Peran Masyarakat dalam Lindungi Keluarga dari Ancaman DBD
"Kami belum kesitu namun kami sedang terus melakukan kegiatan intervensinya melalui promotif, kuratif, preventif, rehabilitatif," jelas Widyastuti.
Sebagai informasi, vaksin DBD saat ini dinyatakan oleh pemerintah sudah dapat diberikan kepada masyarakat. Epidemiolog Gilbert Simanjuntak mengatakan, dikutip dalam Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Atlanta disebutkan bahwa keampuhan (efficacy) vaksin ini (Dengvaxia(R)) sebesar 80% untuk mencegah infeksi bergejala, masuk RS atau infeksi DBD berat.
"Artinya ada kemungkinan 20% terinfeksi ringan berat walau telah divaksinasi. Dilaporkan bahwa keampuhan vaksin dapat bertahan 6 tahun," ujar Politisi PDIP itu melalui keterangan tertulis.
Baca juga : Vaksin Dengue untuk DBD Direncanakan Masuk Program Imunisasi Nasional
Selain itu, wanita hamil dan menyusui memiliki risiko karena data keamanan untuk kondisi ini tidak ada.
"Pemberian vaksin sesuai anjuran CDC, mengharuskan ada infeksi DBD sebelumnya lewat tes laboratorium (serologi). Apabila anak hasilnya tes serologinya belum pernah terinfeksi, dan diberi vaksin, ada kemungkinan malah jadi terinfeksi ringan hingga berat dan dirawat di RS," jelas Gilbert.
Ia menjelaskan, anjuran CDC yakni diberikan pada usia minimal 9 tahun, tetapi informasi di masyarakat dapat diberikan pada usia minimal 6 tahun, tanpa tes laboratotium.
"Perbedaan indikasi ini dengan CDC Atlanta tentu membutuhkan penjelasan dari pemerintah," pungkasnya.
(Z-9)
Musim kamarau yang terjadi pada tahun ini ada peningkatan kasus terutama nyamuk aedes aegypti atau demam berdarah dengue (DBD). Peningkatan kasus, menyebabkan 4 orang meninggal
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Pada sesi talkshow ini, dibahas mengenai pentingnya meningkatkan kesadaran masyarakat akan bahaya DBD di Indonesia bahwa kasus DBD masih menjadi masalah kesehatan yang serius.
DBD termasuk penyakit yang mengancam jiwa. Seseorang bisa mengalami DBD lebih dari sekali akibat infeksi virus dengue dan infeksi berikutnya berisiko lebih parah.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Tidak hanya gejala umum, DBD juga bisa menunjukkan gejala yang tidak biasa. Gejala-gejala ini penting untuk diwaspadai agar pasien bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pengobatan yang diberikan dokter kepada pasien DBD adalah untuk mengatasi gejala, seperti pemberian cairan infus, atau pemberian penghilang nyeri (pain killer).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved