Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
UNTUK ketiga kali, ajang pemilihan Putra Putri Tenun Songket Indonesia (PPTSI) kembali digelar. Puluhan peserta yang berasal hampir dari seluruh provinsi berkumpul di Jakarta. Dibuka langsung founder PPTSI Prof Anna Mariana rangkaian karantina yang berlangsung selama 4 hari. Pada Jumat (15/12) ajang pemilihan itu mulai memberikan selempang kepada para finalis.
Dalam kata sambutan, Anna Mariana berharap langkah peserta mengikuti ajang PPTSI membawa keberkahan serta pengetahuan baik dunia budaya, pengetahuan umum, budaya khususnya tenun dan songket. "Malam ini masuk dalam proses karantina. Prakarantina sudah dilakukan melalui Zoom sebelumnya. Dalam rangkaian acara ini akan ada kunjungan ke beberapa tempat dan pembekalan dari para pakar," ujar Anna.
Para peserta PPTSI ialah generasi muda perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia. Untuk tahun ini hampir diikuti semua provinsi. Mereka yang sampai final melewati seleksi di daerah asalnya. Peserta terjauh dari Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Barat Daya. Para peserta yang berusia 18-27 tahun itu memiliki latar pendidikan yang beragam. Ada yang masih kuliah, sudah bekerja, dan berkarya sebagai bankir, dokter, perawat, dan officer manager.
Baca juga: Implementasi 4 Konsensus Kebangsaan, Wujudkan Masa Depan yang Lebih Baik
Pemilihan PPTSI digelar setiap tahun secara rutin. Melalui ajang ini diharapkan para generasi muda akan semakin banyak yang mencintai, memahami, menghargai warisan budaya bangsa sendiri, serta upaya pelestarian dan pengetahuan mengenai tenun dan songket tradisional dari berbagai daerah dan menjadikan kebanggaan dalam menggunakan produk dalam negeri.
PPTSI memiliki komitmen serta konsistensi menjadikan tenun dan songket Indonesia sebagai warisan budaya dunia dan perekat komponen bangsa dalam negara. Harapannya juga yaitu mereka menjadi generasi muda yang terus melestarikan warisan budaya bangsa serta menjunjung tinggi keluhuran dalam keberagaman budaya sebagaimana yang tercermin dalam Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. "Nanti finalis akan menjadi duta budaya yang menjadi harapan bangsa yang akan terus membawa nama baik bangsa Indonesia di kancah internasional," harap Anna.
Baca juga: Lestarikan dan Majukan Kebudayaan Tari Saman dan Ratoh Jaroe
Salah satu agenda kegiatan yang menarik di ajang ini ialah penanaman 40 bibit pohon rempah di situs budaya Setu Babakan yang ada di Jakarta Selatan. Pemilihan pohon rempah sebagai tanaman yang ditanam dalam kegiatan ini bukan tanpa alasan. Ini tak lain karena rempah merupakan pewarna alami untuk tenun.
Bekerja sama dengan Dewan Kejayaan Rempah Indonesia (DKRI) yang diketuai Tjokorda Ngurah Agung Kusumayudha, acara penanaman dilakukan secara simbolis dengan menanam tiga bibit rempah yaitu salam, gaharu, dan kenanga. "Pada hari ini DKRI bekerja sama dengan PPTSI dan KADIFA melaksanakan penanaman bibit rempah dengan harapan dapat berkembang dan menjadi wahana menarik khususnya di Situ Babakan. (RO/Z-2)
Michelle Liu menampilkan koleksi bermotif songket Palembang di Vietnam International Junior Fashion Weekend, Vietnam.
Busana tersebut dilengkapi bawahan asimetri sesuai dengan permintaan Putri Ariani.
Koleksi dari label Aldrie by L itu tampil di BRICS+ Fashion Summit 2023 di Moskow.
Forum Digitalk bertema: “Izin Usaha Lancar, UMKM Wastra Berdaya Saing” di Padang, Sumatra Barat.
Desainer Hengki Kawilarang berusaha menampilkan koleksi busana dengan detail khas seperti bulu, ronce payet dan detail payet, bordir dan permainan material Songket juga Jumputan.
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved