Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Ayah Berperan Besar dalam Pola Asuh Keluarga

Basuki Eka Purnama
25/11/2023 01:00
Ayah Berperan Besar dalam Pola Asuh Keluarga
Ilustrasi(Freepik)

PSIKOLOG Kinis Anak, Remaja, dan Keluarga Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta Selatan, Roslina Verauli menyatakan hadirnya sosok ayah berperan besar dalam mempengaruhi pola asuh keluarga.

"Ada banyak istri tidak mendapatkan dukungan, karena suami kurang hadir dan berperan. Ketika menikah, semua (urusan rumah tangga) diserahkan ke istri, sehingga peran suami yang tidak hadir sejak awal pernikahan menyebabkan istri stres, lalu mengalami baby blues (gangguan mental ibu pascapersalinan), kemudian berkembang menjadi depresi setelah melahirkan," kata Roslina, dikutip Jumat (24/11).

Roslina, yang merupakan lulusan Universitas Indonesia, menjelaskan, beban ganda yang dialami perempuan setelah menikah tersebut menyebabkan mereka tidak dapat berfungsi dengan normal di dalam pengasuhan, artinya, kurang mampu menjalankan peran-perannya sebagai ibu dengan baik.

Baca juga: Peringati Hari Ayah, Dekoruma Gelar Rangkaian Kegiatan Hari-Hari Bersama Ayah

"Bagaimana ibu-ibu ini mampu memberikan ASI kepada anak-anaknya dengan baik kalau dia stres?" ujar dia.

Menurutnya, para istri dengan kondisi seperti ini kurang sehat dan sejahtera secara mental, sehingga memberikan dampak pada anak-anak yang kurang mampu merasakan kehadiran sosok ayah dalam tumbuh kembang mereka.

Permasalahan dalam rumah tangga ini, menurutnya, berpotensi memunculkan bayi-bayi yang dilahirkan dalam kondisi stunting, karena berdasarkan data, 70% bayi yang lahir stunting bukan semata terjadi pada keluarga dengan kekurangan finansial, melainkan juga pada keluarga dengan finansial yang cukup tetapi pola asuh ayah dan ibu tidak seimbang.

Baca juga: Ayah Juga Perlu Persiapan untuk Dampingi Ibu Menyusui

Untuk itu, ia menekankan pentingnya kesadaran bersama dari semua elemen masyarakat untuk bergotong royong menyukseskan percepatan penurunan stunting dengan mendukung para ibu, dan memiliki kesadaran bahwa ini adalah isu bersama yang perlu ditangani dengan benar.

"Maka, saatnya kita dukung ibu-ibu untuk mampu memberikan pengasuhan yang tepat untuk anak, dengan dukungan para ayah," tuturnya.

Ia juga mengutarakan pentingnya menghidupkan kembali Hari Ayah Nasional, yang menjadi momentum atau pengingat bahwa ayah juga mempunyai peranan penting dalam kerangka pola asuh anak.

Menurutnya, kehadiran Tim Pendamping Keluarga (TPK) yang terdiri dari bidan, kader keluarga berencana, dan kader PKK, dapat mempercepat upaya untuk merealisasikan target penurunan stunting sebesar 14% sesuai arahan Presiden Joko Widodo.

"Peran pendamping itu penting, yang dapat mempengaruhi tingkat keberhasilan perubahan perilaku. Namun, pendekatannya harus disesuaikan dengan profil ayah dan ibu muda di masa sekarang, target 14% bakal terealisasi di 2024, asal kita kerjakan secara bersama," paparnya. (Ant/Z-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya