Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
DOKTER spesialis anak Universitas Indonesia Anton Dharma Saputra mengatakan, dengan melakukan imunisasi, masyarakat bisa memutus rantai penularan penyakit berbahaya dan menciptakan herd immunity atau kekebalan kelompok.
"Dengan melakukan imunisasi bagi kita dan anak, kita bisa melindungi orang lain karena ada herd immunity dengan kita memutuskan penularan suatu penyakit dengan cara meningkatkan cakupan imunisasi," ucap Anton, dikutip Kamis (10/8).
Namun, realitanya, kata Anton, menurut data WHO, masih ada satu dari lima anak di dunia belum mendapatkan vaksin dan setiap 20 detik satu anak di dunia meninggal karena penyakit yang seharusnya bisa dicegah dengan imunisasi.
Baca juga: Vaksin HPV Baru Bio Farma Sasar 2,9 Juta Anak untuk Cegah Kanker Serviks
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi mulai dari kanker hati, TBC paru, tetanus, difteri, polio dengan kelumpuhan hingga kematian, campak, pertussis atau batuk rejan, rubela, dan radang selaput otak.
Dokter yang praktik di RS PELNI itu mengatakan di Indonesia sendiri secara keseluruhan ada 506 kasus anak dan dewasa yang terkena penyakit tetanus dan sebesar 5% atau 25 kasus penyakit ini terjadi pada bayi baru lahir, menurut WHO pada 2017.
"Namun angka mortalitas tetanus menurun jauh sejak dilakukan vaksinasi tetanus toksoid pada ibu hamil," ungkapnya.
Baca juga: Target Imunisasi Dasar 100% terhadap Anak Harus Segera Direalisasikan
Selain itu, pertusis atau batuk rejan secara global juga masih menjadi ancaman bagi anak. Data WHO mencatat pada 2015, di luar negeri, ada 24 juta kasus pertusis dengan 142 ribu di antaranya meninggal.
Sementara penyakit kulit kuning akibat virus hepatitis B masih ada sekitar 7,1% atau 18 juta kasus di dunia.
Hepatitis B ditularkan dari ibu kepada anak pada saat melahirkan. Bayi yang ibunya mengidap hepatitis B sekitar 60%-90% bisa menyebabkan hepartitis kronik menahun hingga kanker hati.
Anton menjelaskan cara kerja imunisasi adalah memberikan tubuh vaksinasi dengan memasukkan bakteri maupun virus hidup yang dilemahkan ke dalam tubuh. Tujuannya agar anak mengenal bakteri tersebut sehingga tubuh membentuk system imun atau antibodi.
"Antibodi ini yang nantinya mengenali kuman atau virus dan melindungi tubuh suatu saat terpapar," ucap Anton.
Pada buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) terbaru pada 2023, ada penambahan imunisasi wajib dari pemerintah yakni di usia dua bulan imuninsasi PCV pertama untuk cegah pneumonia, usia tiga bulan tambahan PCV kedua, dan imunisasi campak rubella pada usai sembilan bulan, dan rotavirus.
Penyakit lain yang juga bisa dicegah dengan imunisasi adalah polio. Penyakit yang bisa menyebabkan kelumpuhan ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi polio tetes dan suntik.
Anton mengatakan, penyakit polio 72% tidak bergejala, namun tiap kali anak dengan polio buang air besar sembarangan, mereka bisa menjadi agen penularan dengan 24% gejalanya hanya selesma atau common cold biasa dan tidak bergejala lain.
Sedangkan 1% lainnya dapat mengalami kelumpuhan yang sifatnya permanen baik di lengan atau tungkai. Dan 2% sampai 10% di antara yang lumpuh akan meninggal karena menyerang ke otot pernapasan. Sampai saat ini tidak ada pengobatan yang dapat menyembuhkan polio.
"Pencegahannya diberikan vaksin tetes sebanyak 4 dosis, 2 dosis vaksin polio yang suntik, di 4 dan 9 bulan diberikan. Cuci tangan yang benar saat menggunakan toilet, pastikan makanan dimasak dengan baik dan airnya harus bersih," kata dokter anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu.
Program imunisasi ini tidak hanya diberikan saat bayi namun terus berlanjut hingga anak menginjak usia sekolah dasar dengan program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang digelar pada Agustus untuk imunisasi MR dan November untuk imunisasi difteri. (Ant/Z-1)
Ada 1.009 kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, di sepanjang Januari hingga akhir Juli 2024. Dari jumlah itu, angka kematian mencapai 31 orang.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah salah satu penyakit menular yang sering ditemukan di daerah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.
Memasuki musim pancaroba, daya tahan tubuh anak kerap menurun. Hal ini perlu diwaspadai karena pancaroba identik dengan penyakit demam berdarah.
Namun, kabar baiknya ialah ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan untuk menjaga kesehatan otak dan mencegah demensia.
KEBIASAAN anak sekarang yang sering mengonsumsi makanan dan minuman manis hingga sebabkan penyakit ginjal menjadi perhatian serius pemerintah.
Salah satu upaya mengatasi kanker yaitu PET sebagai pemeriksaan noninvasif yang membantu menggambarkan fungsi metabolisme molekuler tubuh pasien secara tiga dimensi.
Rabies berbeda dari banyak infeksi lain, sebab menurut WHO perkembangan penyakit klinis rabies dapat dicegah melalui imunisasi tepat waktu bahkan setelah terpapar agen penular.
SAAT ini tak sedikit masyarakat yang masih merasa ragu untuk membawa anaknya mendapatkan vaksin polio. Salah satunya karena masih maraknya mitos-mitos seputar vaksin polio untuk anak.
Anak berkebutuhan khusus harus terpenuhi kebutuhan dasarnya, termasuk imunisasi.
Saat ini, pelaksanaan imunisasi dosis pertama sedang berlangsung di seluruh wilayah Kalsel sejak 23 hingga 26 Juli 2024.
Mengatasi Kejadian Luar Biasa (KLB) polio yang masih melanda beberapa wilayah di Indonesia, Kementerian Kesehatan menggelar Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio tahap kedua di 27 provinsi.
Imunisasi polio aman untuk diberikan kepada anak berkebutuhan khusus, termasuk yang mengalami gangguan perilaku seperti autisme.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved