Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
YAYASAN Kridha Dhari Indonesia dengan mempersembahkan ‘Ikrar Budaya Nusantara’ dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda di Jaya Suprana School of Performing Arts, Kelapa Gading, Jakarta, Jumat (28/10) sore.
Founder Yayasan Kridha Dhari Indonesia Prescilla Estevina Tuerah mengaku gembira dengan suksesnya kegiatan yang merupakan kerja sama Kridha Dhari, Kebaya Menari dengan Jaya Suprana School.
"Memang di momen 28 Oktober ini, kita mengajak semua masyarakaat Indonesia, berkomitmen menjaga kebhinekaan dan juga menghargai budaya Indonesia dan menjaga persatuan bangsa. Karena itu, kami juga bangga karena acara ini bisa diisi oleh sejumlah penari dari beberapa daerah di Indonesia. Ada kelompok tari dari Sulawesi Selatan, Papua, Maluku, Sulawesi Utara. Benar-benar menyatukan beragam kebudayaan," ujar Prescilla.
Setelah ‘Ikrar Budaya Nusantara’ resmi dibuka, sejumlah remaja dari Sulawesi Selatan lantas membawakan tarian daerah mereka dengan gemulai. Kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Ikrar Budaya. Setelah sejumlah tarian dibawakan, dilanjutkan dengan sesi diskusi (talkshow).
Talkshow yang mengambil tema ‘Budaya Sebagai Pemersatu Bangsa’ diisi oleh tiga tokoh budaya, yaitu pendiri Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) Jaya SUprana, maestro keroncong Sundari Soekotjo, dan maestro Piano keturunan Aceh-Minahasa Tjut Nyak Deviana Daudsjah.
Dalam perjalanan Talkshow itu, sejumlah pertanyaan pun dimunculkan para hadirin. Yang menarik, ada seorang penanya dari Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Zainal SH. Zainal adalah seorang seniman yang juga menyambi sebagai guru PKN di Kabupaten Pinrang, Sulsel.
Baca juga : Hari Sumpah Pemuda, Rektor UKI Dorong Generasi Muda Miliki Wawasan Kebangsaan
Menurut Zainal, sebagai pemilik Sanggar seni Lasindrang dan datang dari Sulsel dengan 6 orang penari untuk meramaikan acara ini, pelajaran seni budaya itu di sekolah-sekolah terasa kurang mendapat minat dari anak-anak milenial karena lebih banyak mereka tertarik dengan sejumlah gim di gawai.
Zainal pun bertanya, bagaimana solusinya untuk bisa mengembalikan minat anak-anak sekarang untuk lebih mendalami seni dan budaya.
Pertanyaan Zainal dijawab dengan tegas dan tepat sasaran oleh ketiga pembicara di Talkshow itu. Jaya Suprana lantas menutup Talkshow dengan berterima kasih kepada seluruh pengisi acara dan juga Yayasan Kridha Dhari yang telah mewujudkan Peringatan Sumpah Pemuda secara special ini. Usai itu, ada juga sejumlah tarian dan Fashion Show dari Roemah Kebaya Vielga dan Nu Can Collection dan ditutup dengan hiburan oleh penyanyi Idol 2006, Nobo Sasami.
Aylawati Sarwono, istri Jaya Suprana yang hadir juga menyatakan rasa bangga karena acara ‘Ikrar Budaya Nusantara’ ini berjalan dengan baik dan benar-benar menunjukkan kalau Indonesia itu kaya seni dan budaya.
“Dari acara ini tentu akan membuat kita semakin bangga akan Indonesia yang kaya seni dan budaya. Kami dari Jaya Suprana School and Performing Arts ini hanya menyiapkan fasilitas tempat dan alat-alat, konsumsi yang diperlukan untuk terlaksananya acara ini. Tujuannya agar kembali menggugah semangat para pemuda agar tetap bersemangat, menggelora menjaga pelestarian budaya Indonesia yang tak ada duanya di muka bumi ini. Budaya Indonesia itu tak ada tandingannya. Itu asset berharga yang kita miliki untuk menghadapi globalisasi. Semangat terus semua pemuda Indonesia,” tutupnya yang berharap acara seperti ini bisa berlanjut lagi setiap tahunnya. (RO/OL-7)
Sejak awal berdirinya, Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT) selalu menjadi tempat favorit bagi para seniman di Solo Raya untuk mengekspresikan karya mereka.
Sang Kembang Bale adalah pertunjukan yang mengangkat kesenian Ronggeng Gunung dari Ciamis dan Pangandaran yang menawarkan nuansa spiritual bagi penontonnya.
Pementasan ini terinspirasi dari kesenian Ronggeng Gunung, seni klasik dari Jawa Barat.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Kolaborasi ini tidak hanya bertujuan meningkatkan nilai estetika produk, tetapi juga membantu seniman lokal untuk lebih dikenal.
Kegiatan Residensi Pemajuan Kebudayaan 2024 merupakan pengembangan dari kegiatan Belajar Bersama Maestro, yang sebelumnya hanya melibatkan pelaku budaya di bidang kesenian saja.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved