Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MENGADAPTASI budaya makan orang luar negeri yang mengakhiri acara santap makan dengan pelengkap dessert alias makanan penutup sebenrnya tidak salah. Termasuk juga menerapkan itu kepada anak. Tidak masalah juga melengkapi acara makan si kecil dengan makanan penutup atau bisa disebut juga makanan pencuci mulut.
Meski begitu menu makanan penutup tak perlu sama persis sama dengan orang luar negeri. Tetap ke depankan kearifan lokal dan menyesuaikan masakan daerah yang menjadi kebiasaan makan di rumah dan lingkungan anak. Sebab bagaimanapun, si kecil punya lidah lokal yang sama dengan oran tua mereka.
Baca juga: Kiat dari Ahli Gizi untuk Pola Makan Sehat Usai Lebaran
”Bunda bisa membedakan jenis makanan penutup ini antara si kecil dengan ayahnya. Misalnya sang ayah kebagian es kopyor kelapa muda dan si kecil mendapat jatah es krim atau es serut. Lumrahnya, menyantap makanan manis dan segar sehabis hidangan utama yang ‘berat’ bakal terasa lebih nikmat,” jelas Nuril Farah Dhiya, S.TR.GZ, ahli gizi yang bertugas di Puskesmas Jakarta.
Lebih lanjut, Nuril menyarankan agar Bunda memberi jeda waktu santap makanan pencuci mulut sekitar 30 menit sampai satu jam sesudah makan. Tujuannya agar memberi ruang pada lambung sekaligus mencegah anak langsung tertidur usai makan. Ia pun memaparkan manfaat makanan penutup.
Pertama, setelah makan berat, fungsi dari makanan penutup adalah mencuci indera pengecap untuk menghilangkan sisa amis, gurih, atau asin yang didapat dari makanan utama sebelumnya. Kedua, makanan penutup juga dapat berperan sebagai pelengkap gizi. ”Seringkali anak tidak terpenuhi zat gizinya dari makanannya sehari-hari. Oleh karena itu diperlukan juga dessert dalam jumlah kecil di luar jam makan camilan,” terang Nuril.
Dalam satu hari, sambung Nuril, pada anak usia 5-12 tahun, memiliki kebutuhan Kalori sebanyak 1400-1700 kkal , protein 50-60 gr, serta lemak 50-60 gr. (AKG th 2019). Untuk kondisi anak yang memiliki status gizi normal, bisa dipilihkan menu makanan penutup atau produk yang nilai gizi nya masih kadar normal.
Sedangkan anak yang butuh boost berat badan atau yang memiliki aktivitas berlebih, bisa kita berikan dessert yang padat gizi. ”Untuk menu yang relevan pada usia anak 5-10 tahun, dapat kita berikan pisang goreng atau bakar, buah potong, es buah, jus buah, pudding, salad buah, atau es serut rasa buah,” usul Nuril.
"Ketiga, pilihlah menu makanan penutup dapat menjadi stimulus agar anak menghabiskan porsi makan. Artinya, fungsi makanan penutup di sini semacam ‘hadiah’ atau reward kepada si kecil atas prestasinya telah menghabiskan makan."
Tiga poin itu, kata dia, dapat menjadi pertimbangan menyajikan menu makanan penutup. Sebagai opsi, orang tua juga bisa menyediakan Pino Es Serut Buah yang tersedia dalam rasa aneka buah dan memiliki kandungan 40 kkal. Produk ini cocok menjadi dessert yang ringan tanpa khawatir membuat anak obesitas. Selain itu, Pino Es Serut Buah dilengkapi dengan beberapa vitamin sehingga dapat membantu untuk memenuhi nutrisi anak. Kesegaran Pino Es Serut Buah langsung terasa begitu disajikan di atas meja makan. Terlebih kalau sudah dibekukan terlebih dulu di kulkas. (RO/A-1)
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa konsumsi alkohol oleh ayah juga bisa berdampak pada kesehatan janin.
Selain 16.314 anak, 10.980 wanita, 885 petugas medis, 165 jurnalis, dan 79 personel pertahanan sipil juga tewas dalam serangan Israel.
"Kakak-kakaknya yang ngajar dan semuanya baik banget. Belajarnya juga enggak bikin bosen karena ada gimnya,"
Rumah Cita-cita ingin berkontribusi membantu anak-anak yang berada di sekitar Kampung Pemulung, Pondok Labu, Jakarta Selatan.
Penelitian menunjukkan bahwa anak yang menerima nutrisi dan stimulasi yang tepat selama 1000 HPK memiliki kecerdasan yang lebih tinggi dan keterampilan sosial yang lebih baik.
Sebagai orangtua kita harus mempersiapkan anak yang bepergian sendiri dalam menghadapi berbagai situasi yang di luar kendali orangtua.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved