Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

RCEP Jadikan ASEAN Krusial dalam Pertumbuhan Ekonomi Global

Media Indonesia
13/4/2023 11:12
RCEP Jadikan ASEAN Krusial dalam Pertumbuhan Ekonomi Global
Wamendag Jerry Sambuaga(Ist)

WAKIL Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga mengatakan keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan ASEAN sebagai growth epicentrum baik dalam konteks regional maupun global.

ASEAN, menurut Jerry, menjadi kawasan yang akan sangat berperan baik saat ini maupun di masa mendatang. Hal ini tidak lepas dari potensi ekonomi baik dalam perspektif produksi maupun potensi pasar.

Indonesia sebagai negara terbesar dan penggerak utama ASEAN diyakini akan memandu kawasan ini menuju posisi yang lebih terpandang di dunia internasional.

Baca juga : Perekonomian Indonesia Tetap Solid, Inflasi Terkendali, dan PMI Terus Ekspansif

Pasalnya, menurut Wamendag, hal itu tidak lepas dari kepeloporan Indonesia dalam konteks perjanjian lain yang melibatkan ASEAN, khususnya Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP).

RCEP adalah blok perjanjian ekonomi dan perdagangan kedua terbesar setelah World Trade Organization (WTO). Indonesia dikenal sebagai inisator dan pelopor dalam perjanjian yang melibatkan 15 negara ini. Keketuaan Indonesia akan menjadi momentum untuk membuktikan kepeloporan Indonesia tersebut.

"Indonesia, ASEAN dan RCEP adalah tiga hal yang tidak terpisahkan. Kami yakin akan menjadikan ASEAN sebagai episentrum yang terus tumbuh karena punya potensi sangat besar dalam hal sumber daya alam, sumber daya manusia, dan jaringan pasar," kata Wamendag, dalam siaran persnya, hari ini.

Baca juga : Menlu Retno: Kepemimpinan Indonesia Diakui Dunia

Sumber daya alam, manusia dan pasar yang sangat besar itu, menurut Jerry, harus ditunjang dengan penguasaan teknologi.

Dengan demikian, negara-negara ASEAN tidak hanya akan menjadi pelaku pendukung pertumbuhan dunia tetapi juga menjadi pelaku utama. 

Jerry menekankan banyak sumber daya alam mineral penting yang akan menjadi komponen utama teknologi dunia ke depan seperti nikel, timah, zirkon, cadmium, dan lain-lain yang menjadi bahan utama dalam industri mesin listrik serta komponen elektronika.

Baca juga : OECD Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi ASEAN, OJK: RI Tetap Jadi Penopang

Negara-negara ASEAN juga punya kekuatan dalam sumber energi mulai dari tenaga angin, surya, hingga biosolar. Kekuatan itu harus dimanfaatkan sebagai modal posisi tawar agar ada transfer teknologi sehingga negara-negara ASEAN tidak ditinggalkan dalam pengembangan teknologi. 

Menurut Wamendag, itulah sebabnya pemerintah Indonesia melalui Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya hilirisasi dalam sektor mineral dan barang produksi tambang lainnya.

Tanpa hilirisasi, negara-negara penghasil bahan baku akan mendapatkan nilai tambah yang paling kecil dalam mata rantai produk pertambangan.

Baca juga : IMF: ASEAN Jadi Titik Terang di Tengah Suramnya Ekonomi Dunia

"Itulah sebabnya Bapak Presiden menegaskan keharusan hilirisasi. Dengan hilirisasi, secara politik Indonesia khususnya akan makin sejajar dengan negara-negara yang menguasai teknologi."

"Ini juga daya tawar yang penting jika Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya ingin menjadi episentrum yang sesungguhnya," papar Wamendag.

Jerry menambahkan masih banyak agenda penguasaan dan pemasyarakatan teknologi lainnya seperti digitalisasi dalam perdagangan dan pengembangan produk-produk hasil teknologi. 

Sekali lagi, menurutnya, Indonesia akan menjadi kiblat bagi negara-negara ASEAN dalam hal itu.

Karena itu, menurut Jerry, Kemendag akan mengintensifkan koordinasi dan sinergi dengan lembaga dan kementerian lain agar Indonesia selalu menjadi yang terdepan dalam transformasi ekonomi dan perdagangan. (RO/S-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Sidik Pramono
Berita Lainnya