Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

InJourney Ajukan PMN Rp9,5 T untuk 2023

Insi Nantika Jelita
16/6/2022 21:52
InJourney Ajukan PMN Rp9,5 T untuk 2023
Sejumlah karyawan Balai Konservasi Borobudur (BKB) mengikuti aksi Reresik Candi Borobudur (membersihkan Candi Borobudur).(ANTARA/ANIS EFIZUDIN)

HOLDING BUMN Industri Aviasi dan Pariwisata Indonesian Journey atau InJourney meminta suntikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp9,5 triliun untuk tahun depan.

Dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi VI DPR RI, Rabu (15/6), Wakil Direktur Utama Aviasi Pariwisata Indonesia Edwin Hidayat Abdullah menyampaikan, anggaran tersebut untuk penguatan modal perusahaan yang terpuruk akibat pandemi covid-19.

"Alokasinya untuk penguatan modal dan pengembangan pariwisata sebesar Rp3,5 triliun dan pengembangan infrastruktur aviasi sebesar Rp6 triliun," ujarnya.

Holding ini dipimpin oleh PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero) atau Aviata dengan anggotanya terdiri dari PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (Persero) PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Sarinah (Persero), dan Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC).

Edwin menambahkan, selama pandemi anggota Injourney tidak pernah mendapatkan suntikan dana PMN maupun dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).

"Dengan PMN di 2023 ini penting sekali untuk mempercepat recovery pariwisata dan aviasi yang terpuruk karena pandemi," terangnya.

Kucuran dana PMN tersebut diyakini bisa menambah dua juta lapangan kerja dan diharapkan mempercepat penerimaan negara secara kumulatif Rp12,2 triliun.

Baca juga: Di usia Dua Tahun PT SMOR Catatkan Kinerja Positif

Edwin kemudian menjelaskan, percepatan pemulihan di sektor pariwisata dan aviasi seharusnya bisa pulih secara penuh di 2024. Namun, kata dia, ada hambatan yang dialami.

"Hambatannya itu banyak pemain, seperti hotel yang bangkrut. Sektor penerbangan juga terdampak besar," ucapnya.

Ia membandingkan, di 2019 ada seribu pesawat lebih yang wara-wiri melayani penumpang dalam seharinya. Namun, selama pandemi hanya ada 400 penerbangan. Begitu pun juga dengan jumlah maskapai.

"Dulu penerbangan Garuda ada 142 pesawat, sekarang tidak lebih dari 40 (pesawat). Ini ada gap, demand naik tapi kemampuan supply kurang," tuturnya.

Dalam kesimpulannya, Komisi VI DPR RI menerima penjelasan dari perwakilan Aviata soal usulan PMN Rp9,5 triliun.

"Untuk selanjutnya Komisi VI DPR akan mendalami usulan PMN Tunai Tahun Anggaran 2023 sebesar Rp9,5 triliun yang digunakan untuk mempercepat pemulihan industri pariwisata nasional," tutup Pimpinan RDP Komisi VI DPR Muhammad Sarmuji. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya