Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
BERDASARKAN data Bursa Efek Indonesia (BEI) per 16 September 2021, diketahui sudah terkumpul dana sebesar Rp32,14 triliun dari 38 perusahaan IPO. Nilai itu merupakan perolehan dana terbesar yang dihimpun perusahaan melalui IPO, sejak pemerintah mengaktifkan kembali pasar modal pada 1977.
"Pencapaian terbesar sebelumnya, yaitu pada 2010 di mana total dana dihimpun melalui IPO sebesar Rp29,67 triliun, yang diperoleh dari IPO 23 Perusahaan," ungkap Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, Jumat (17/9).
Baca juga: BEI Hadirkan Layanan Data untuk Sektor UMKM
Hingga 16 September 2021, sebanyak 38 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. Lalu, terdapat 26 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.
Dari 26 perusahaan di pipeline 2021, ada satu perusahaan yang termasuk start-up dan merupakan hasil binaan dari IDX Incubator. Perusahaan ini berada di sektor teknologi dan sub sektor: Software & IT Services, yakni perusahaan teknologi informasi inkubator startup yang membangun produk perangkat lunak.
"Adapun kisaran dana dihimpunnya belum dapat kami sampaikan. Proses book building dalam rangka pembentukan harga belum selesai dilakukan," imbuh Nyoman.
Baca juga: Akhirnya, Indosat dan Tri Gabung Jadi Indosat Ooredoo Hutchison
Berdasarkan klasifikasi aset dari 26 perusahaan, merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, yaitu 4 perusahaan dengan aset skala kecil atau di bawah Rp50 miliar. Lalu, 7 perusahaan aset skala menengah Rp50-250 miliar dan 15 perusahaan dengan aset skala besar atau di atas Rp250 miliar.
"Dari pipeline 26 perusahaan tersebut, ada dua BUMN dan subsidiary (anak usaha)," pungkasnya.(OL-11)
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
Jumlah emiten yang tercatat di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), per 19 Juli 2024, mencapai 934 perusahaan. Angka tersebut sudah naik dari jumlah yang tercatat pada akhir 2024.
Sejumlah perusahaan sudah memiliki syarat yang cukup untuk terjun ke bursa, baik dari sisi keuangan maupun tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG).
Selama masa penawaran umum pada 3-6 Juni 2024, total permintaan yang masuk mencapai 25,54 miliar lembar Saham atau senilai Rp2,8 triliun, jauh di atas yang ditawarkan 620 juta lembar saham
Skema full periodic call auction (FCA) dianggap rugikan para investor saham ritel
HINGGA April 2024, BEI mengumumkan daftar 41 emiten yang berisiko dihapus pencatatannya dari bursa saham. BEI melaporkan bahwa 41 emiten tersebut telah disuspensi lebih dari 6 bulan.
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved