Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BANK Indonesia (BI) menyatakan suku bunga kebijakan moneter yang tetap rendah dan likuiditas yang masih longgar telah mendorong suku bunga kredit perbankan terus menurun walaupun masih terbatas.
Hal itu terlihat di pasar uang dan pasar dana, di mana suku bunga Pasar Uang Antar Bank (PUAB) overnight dan suku bunga deposito perbankan telah menurun, masing-masing sebesar 155 bps (yoy) dan 196 bps (yoy) menjadi 2,79% dan 3,76% pada Maret 2021.
"Di pasar kredit, Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) perbankan telah menurun sebesar 174 bps (yoy) menjadi 8,9% pada Maret 2021. Kelompok Bank BUMN mencatatkan penurunan SBDK yang paling dalam di antara kelompok bank lainnya yaitu sebesar 270 bps (yoy) pada Maret 2021, sementara SBDK kelompok bank lainnya masih menurun secara terbatas," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers Pengumuman Rapat Dewan Gubernur BI secara vitual, Selasa (25/5).
Namun di sisi lain, penurunan SBDK tersebut dikatakan belum diikuti dengan penurunan suku bunga kredit baru secara sepadan yaitu hanya menurun sebesar 59 bps (yoy) pada periode yang sama.
Berdasarkan kelompok bank, kelompok BPD, BUSN dan bank BUMN mencatatkan penurunan suku bunga kredit baru yang masih sangat rendah, yaitu masing masing sebesar 34 bps (yoy), 52 bps (yoy) dan 55 bps (yoy). Sementara itu, kelompok kantor cabang bank asing (KCBA) mengalami penurunan suku bunga kredit baru paling signifikan yaitu sebesar 158 bps (yoy).
Baca juga : BI Nilai Ekonomi Global Terus Membaik
"Hal tersebut mendorong suku bunga kredit baru untuk kelompok BPD dan BUSN berada pada level tertinggi dibanding kelompok bank lainnya yaitu masing-masing sebesar 10,05% dan 9,32%. Sementara itu, suku bunga kredit baru bank BUMN dan KCBA tercatat masing-masing sebesar 8,70% dan 5,34%," ujarnya.
Perry juga menambahkan bahwa rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) perbankan Maret 2021 tetap tinggi sebesar 24,05%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL) tetap rendah, yakni 3,17% (bruto) dan 1,02% (neto).
Di tengah kondisi likuiditas yang longgar, intermediasi perbankan masih mengalami kontraksi sebesar 2,28% (yoy) pada April 2021.
"Masih lambatnya kredit perbankan terutama disebabkan oleh belum kuatnya permintaan kredit dari dunia usaha dan masih relatif tingginya persepsi risiko kredit dari perbankan," sebut Perry.
Menurut Perry, kredit perbankan diperkirakan akan mengalami peningkatan mulai triwulan II-2021 sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, semakin membaiknya kinerja korporasi, serta semakin melonggarnya indeks lending standar dari perbankan.
"Pada tahun 2021 kredit perbankan diperkirakan akan tumbuh sesuai prakiraan 5-7%. Dalam kaitan ini, Bank Indonesia terus memperkuat transparansi SBDK perbankan serta koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas, termasuk kredit kepada UMKM," pungkasnya. (OL-2)
Sinyal pemangkasan suku bunga The Fed dalam waktu dekat menjadi perhatian bagi Bank Indonesia.
Bank Indonesia bakal meluncurkan fitur baru dalam kartu kredit Indonesia segmen pemerintah. Fitur tersebut ialah online payment virtual card tokenization sebagai pengembangan teranyar.
BI juga terus meningkatkan sosialisasi transaksi digital berbasis QRIS kepada berbagai lapisan masyarakat untuk mendukung pemulihan ekonomi.
DEPUTI Gubernur Bank Indonesia, Aida S Budiman mengukuhkan Rony Hartawan sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tengah di Palu, Rabu (24/7).
Penurunan suku bunga bisa mulai September dan Desember atau November.
Ketua Umum Gabungan Produsen Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S. Lukman mengapresiasi langkah BI dalam mempertahankan suku bunga tersebut.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved