Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Asia Tenggara menjadi salah satu kawasan yang banyak dilirik oleh pelaku industri, tak terkecuali otomotif. Di tengah menjamurnya kendaraan bertenaga listrik (electric vehicle/EV), ASEAN juga dianggap potensial untuk mengadopsinya dalam waktu dekat.
President of Asian Federation of Electric Vehicle Assosiation, Edmund Araga, berpendapat bahwa potensi besar pasar di kawasan ASEAN akan kendaraan listrik bukan tanpa alasan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. "ASEAN is emerging market. Selain teknologi yang kian berkembang, populasi penduduk berusia 25-35 tahun juga tinggi, sehingga ada kapasitas untuk inisiasi perubahan, dan mereka punya kebutuhan mobilitas (tinggi)," kata Araga dalam forum Nissan FUTURE yang digelar daring, Kamis (4/2).
"Generasi milenial ini juga selalu tertarik dengan teknologi. IoT (internet of things) juga mainkan peran besar ke konektivitas dan kenyamanan," imbuh pria yang berasal dari Filipina itu.
Sependapat dengan Araga, Regional Vice President Nissan ASEAN Isao Sekiguchi berpendapat, ASEAN merupakan wilayah yang dinamis, serta merupakan rumah dari kelas menengah yang tumbuh dengan cepat, dan memiliki penduduk dengan usia produktif rata-rata di bawah 34 tahun.
Banyak juga pemilik mobil di kawasan ASEAN yang baru punya kendaraan pertama kali (new entry). Mereka cenderung memiliki kendaraan pribadi karena mengedepankan kenyamanan (faktor emosional) dan mencukupi mobilitas tinggi, terutama di kota-kota besar seperti Bangkok dan Jakarta. "Peluang kendaraan listrik di ASEAN besar sekali. Pertumbuhan populasi dan demand membuat momentumnya besar. Sekarang banyak orang yang punya kedekatan emosional dengan kendaraan, dan kendaraan listrik bukan cuma lebih ramah lingkungan, tapi juga fun to drive," kata Sekiguchi.
Mengutip dari studi baru "The Future of Electrified Vehicles in Southeast Asia" dari Frost & Sullivan, masyarakat ASEAN juga mulai menunjukkan antusiasme ke kendaraan listrik menyusul isu lingkungan.
Namun, Sekiguchi beranggapan bahwa antusiasme ini perlu diimbangi dengan kolaborasi berbagai pihak untuk menghadirkan kendaraan listrik di kawasan ini. "Saya rasa, kombinasi dari pabrikan dan kemitraan antara pemerintah dan swasta bersama menggarap dan tuntaskan masalah ini (dan hadirkan kendaraan listrik), seperti misalnya insentif, dan lainnya," kata Sekiguchi. (Ant/OL-12)
Hingga Juni 2024, infrastruktur penukaran baterai atau SPBKLU sebanyak 2.200 unit sudah disiapkan PLN dan mitra
Dari total SPK Wuling pada perhelatan GIIAS 2024 yang digelar pada 18-28 Juli lalu, BinguoEV menyumbang 30%, lalu diikuti Air ev series, 26% dan CloudEV 23%.
Hadirnya Ioniq 5 N diharapkan dapat memenuhi kebutuhan para pelanggan yang menginginkan pengalaman berkendara yang tak terlupakan dari mobil berperforma tinggi.
Pada 2022 ada 10 ribu mobil hybrid di Tanah Air dan melonjak drastis pada 2023 yang menyentuh angka 55 ribu unit.
Hyundai telah menurunkan asumsi pasar mobil ke level 800 ribu unit. Selain memperkenalkan produk baru, Hyundai juga berkomitmen untuk tidak menaikkan harga produk.
Deretan mobil-mobil BAIC dipamerkan dalam ajang GIIAS 2024 yang berlangsung di BSD, Tangerang Banten.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor memberikan apresiasi terhadap PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia
OIKN bersama Hyundai Motors Company menggelar uji coba taksi terbang atau sky taxi di hanggar Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto, Samarinda, Kalimantan Timur, Senin (29/7).
Jokowi menegaskan pemerintah tak tergantung pada satu perusahaan.
Untuk mencegah masalah pada mobil saat berkendara, misalnya mogok di tengah jalan, Jelita perlu rutin mengecek kondisi kendaraan, khususnya saat akan dikendarai.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved