Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup melemah Kamis (25/6) sore. Saham berada di zona merah dengan pelemahan sebesar 1,37% atau 68 poin menuju 4.896 poin.
Sudah dibuka melemah sejak pembukaan perdagangan, pergerakan saham konsisten berada di zona merah hari ini.
Adapun pelemahan saham ini dengan frekuensi transaksi 521,98 dan volume transaksi 7,2 triliun. Adapun total saham yang diperdagangkan sebesar 5683 triliun. Sementara itu, sebanyak 324 saham anjlok, 93 saham naik, dan 142 saham tak bergerak (stagnan).
Hal yang sama menimpa kumpulan 45 saham unggulan (LQ45) yang bertengger di zona merah. Dengan pelemahan sebesar 1,54% atau menuju 760 poin.
Baca juga: Rencana IPO Anak Usaha, Pertamina: Masih Dikaji
Menurut Analis PT Binaartha Parama Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta Utama penyebab IHSG ini sebagai dampak proyeksi Internation Monetary Fund (IMF) soal pertumbuhan ekonomi dunia di 2020 ini. IMF memprediksi ekonomi dunia akan melemah hingga 4,9%.
“Kekhawatiran market mengenai penetapan IMF yang memproyeksi perekonomian dunia minus 4,9% di tahun 2020 merupakan sentimen negatif bagi IHSG,” ujar Nafan kepada Media Indonesia, Kamis (25/6).
Selain itu, sentimen negatif seperti ketakutan akan adanya gelombang kedua (second wave) covid-19 pun masih berpengaruh. Menurutnya pasar masih menyimpan kekhawatiran akan datanganya babak baru pandemi covid-19 ini.
“Kekhawatiran market mengenai keberlanjutan virus korona (second wave) juga masih jadi sentiment negatif,” imbuhnya.
Adapun beberapa saham yang memperoleh keuntungan (gainers) ada PAMG, KBAG, ENVY, BULL, OPMS, ASPI, dan DMMX. Sementara itu, saham yang merugi (losers) di antaranya, KREN, BBNI, CTRA, ADRO, PGAS, MNCN, BBTN, PTBA, PWON, TOWR, dan lainnya. (A-2)
IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu (31/7) sore ditutup menguat di tengah pelaku pasar bersikap wait and see terhadap kebijakan suku bunga acuan The Federal Reserve (The Fed).
IHSG dibuka menguat 59,46 poin atau 0,85% ke posisi 7.030,20. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 naik 12,33 poin atau 1,41% ke posisi 883,75.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia. IHSG ditutup melemah 47,04 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin (29/7) sore ditutup naik mengikuti penguatan bursa saham kawasan Asia dan global. IHSG ditutup menguat 0,72 poin.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (26/7) sore ditutup menguat dipimpin oleh saham-saham sektor energi.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/7) sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
Kondisi ekonomi yang penuh ketidakpastian itu lantas berdampak krisis di berbagai negara.
Deklarasi Menteri Keuangan G-20 menyerukan penerapan perpajakan progresif. Mereka menekankan agar orang superkaya memenuhi kewajiban pajak secara adil.
PADA akhir April lalu, dana moneter internasional (IMF) merilis data perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun ini dan 2025 masing-masing sebesar 3,2%.
Presiden Jokowi mengatakan Indonesia patut bersyukur telah mampu menghadapi berbagai krisis yang ada di dunia saat banyak negara lain menjadi 'pasien' dari dana moneter internasional (IMF).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti mahalnya biaya pinjaman (cost of borrowing) Bank Dunia ketimbang yang ditawarkan oleh bank pembangunan multilateral lainnya.
IMF meningkatkan ekspektasinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun 2024, namun tetap memperingatkan tentang risiko inflasi dan meningkatnya ketegangan geopolitik.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved