Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
SEIRING melandainya pandemi Covid-19, sektor pariwisata dan gelaran event mulai bangkit kembali. Perjalanan wisata semakin ramai, berbagai event olahraga, kuliner, mode, dan pameran marak digelar, tiket-tiket konser pun ludes terjual.
Hal itu menggambarkan antusiasme masyarakat berburu hiburan setelah lebih dari dua tahun harus membatasi pergerakan. Antusiasme itu semakin menunjukkan besarnya potensi usaha di sektor wisata dan penyelenggaraan event di Indonesia.
Untuk memaksimalkan potensi itu, para pelaku di industri pariwisata dan penyelenggara event (event organizer ataui EO) perlu menyesuaikan diri dengan perkembangan terkini, termasuk mengadopsi digitalisasi.
Baca juga : Melalui E-Appointment, Daftar Rawat Jalan di Rumah Sakit Tanpa Antre
Mengapa? Pertama, karena masyarakat semakin terbiasa, bahkan makin banyak yang memilih layanan digital dibanding konvensional. Kedua, di sisi pengembangan bisnis, digitalisasi terbukti mampu meningkatkan efisiensi pengelolaan usaha.
Namun, digitalisasi kerap dinilai sebagai sesuatu yang rumit. Padahal, faktanya tidak selalu demikian. Sebab, banyak pihak yang kompeten siap membantu, salah satunya ialah GOERS.
GOERS didirikan oleh kakak beradik Sammy Ramadhan dan Niki Tsuraya Yaumi pada 2015. Idenya berawal dari fakta bahwa Indonesia punya banyak aktivitas seru dan spot menarik.
Baca juga : Telkom Beri Solusi Digitalisasi Bisnis Usaha Wisata Kecil Menengah
Namun, penyebaran informasinya kurang merata sehingga masyarakat justru tidak tahu aktivitas menarik apa yang sedang berlangsung.
“Karena itu GOERS hadir untuk memudahkan setiap orang menemukan berbagai aktivitas menarik sekaligus memesan tiketnya melalui aplikasi Goersapp yang bisa diunduh di Google Play Store dan Apple Store,” tutur Sammy, CEO GOERS, tentang awal mula pendirian GOERS dalam keterangan pers, Senin (5/12).
Dalam perkembangannya, lanjut Sammy, GOERS menangkap kebutuhan digitalisasi di sektor pariwisata dan penyelenggaraan event. Karenanya, pada 2019 GOERS meluncurkan layanan GOERS Experience Manager (GEM) Solution.
Baca juga : Solopreneur di Indonesia Bisa Jadi Pendorong Masa Depan Ekonomi Digital
GEM Solution merupakan layanan business-to-business yang memberikan solusi teknologi terintegrasi untuk manajemen pengelolaan reservasi, kunjungan, dan ticketing.
GEM Solution memiliki lima fitur utama, yaitu 1) Solusi ticketing dan reservasi dengan berbagai opsi sistem pembayaran; 2) Validasi tiket dan crowd control; 3) Point of sale tiket, ritel, dan dining; 4) Akses data lebih mudah, real-time, dan satu pintu bagi pengelola destinasi wisata/EO, dan 5) Promotion Tools dengan kode voucher dan email blast.
“GEM Solution membantu para pengelola destinasi wisata dan EO dalam beradaptasi mengikuti dinamika industri pariwisata/event. Ketika pandemi baru mereda misalnya, pemerintah menerapkan aturan reservasi online dan pembatasan jumlah pengunjung," jelasnya.
Baca juga : Talenta Teknologi Lokal Bangkitkan Perkembangan Digital Indonesia
"GEM Solution memiliki fitur crowd control untuk mencegah over kapasitas. Teknologi GOERS memiliki sistem yang menunjukkan jumlah pengunjung secara real-time dan akurat sehingga membantu mengurangi kerumunan dan memastikan jumlah pengunjung tidak melebihi kapasitas yang ditentukan,” terang Sammy, penyandang gelar Master of International Business dari Monash University, Australia.
GEM Solution, lanjutnya, juga membantu memaksimalkan potensi pendapatan. Sebab manajemen ticketing digital mampu mengatasi kelemahan sistem manual. Seperti, kebocoran kunjungan karena kecurangan oknum maupun pemalsuan tiket, serta keterbatasan dalam memonitor jumlah pengunjung.
Lebih dari itu, ketika semua terdigitalisasi, pengelola destinasi akan mendapatkan data lebih detail mengenai karakteristik pengunjung. Data ini sangat berharga, sebagaimana sering diungkapkan bahwa data is the new oil.
Baca juga : BRImo, Super App Perbankan BRI Dorong Transformasi Digital
Sebab, dengan bantuan fitur rekonsiliasi dan analisis data, pengelola akan mendapatkan insight untuk menentukan strategi bisnis ke depan.
“Contoh sederhana, data menunjukkan jumlah pengunjung cenderung lebih sedikit di setiap Rabu, saat dianalisis diketahui mayoritas pengunjung adalah perempuan," ucapnya.
"Berdasar hal itu, pengelola bisa membuat program promosi Ladies Day setiap Rabu. Di sini, analisis data membantu membuat program promosi lebih tepat sasaran,” ujar Sammy yang pernah berkarier sebagai Business Developer di PT Global Mediacom Tbk (MNC Media).
Baca juga : BMHS Hadirkan Anjungan Pembayaran Mandiri Hingga Health Passport bagi Pasien
Jadi, GEM Solution memungkinkan operator destinasi wisata dan EO untuk memiliki sistem penjualan tiket online dan onsite, penanganan kunjungan, promosi yang terotomasi, efisien, dan akurat, hingga menekan kebocoran.
Bahkan, GOERS menyediakan dashboard dengan data indikator-indikator yang realtime dan bisa diakses setiap waktu oleh jajaran pimpinan perusahaan. Semua fitur tersebut mendukung efisiensi dan peningkatan revenue.
“Kami mencatat, para mitra kami bisa mendapatkan peningkatan revenue 10-20 persen karena kebocoran bisa di-handle hingga 90 persen. Sebagian besar mitra kami juga mengalami peningkatan kunjungan hingga 80% dalam 3 bulan pertama,” kata Sammy yang juga salah satu mentor startup Indigo Creative Nation, inkubator startup Indonesia.
Baca juga : Fenix360 Indonesia Luncurkan Platform Media Sosial Berpusat pada Seniman
Refund Tiket Tanpa Lama
Tentu saja, inovasi teknologi dari GOERS tidak hanya menguntungkan pengelola destinasi wisata dan EO. Masyarakat juga mendapat banyak kemudahan.
Dimulai dari sistem pembelian tiket yang mudah, sistem antrean yang lebih tertib, hingga terhindar dari berbagai efek negatif over capacity.
Baca juga : Hong Kong Bisa Jadi Pilihan untuk Mengisi Liburan Akhir Tahun
Bekerja sama dengan sejumlah penyedia jasa pembayaran, GOERS juga kerap mengadakan program promosi dan diskon yang menarik bagi masyarakat.
Tak hanya itu, ketika karena suatu sebab sebuah event terpaksa dibatalkan, GOERS juga mampu menangani refund tiket secara cepat dan akurat.
“Biasanya, refund yang ditangani penyelenggara makan waktu lama karena proses birokrasi. GOERS membantu mengatasi kendala tersebut," katanya.
Baca juga : Good Doctor dan iziklaim Kolaborasi Maksimalkan Rawat Jalan Peserta Asuransi
"Kami pernah menangani refund untuk belasan ribu tiket, bisa selesai dalam satu bulan. Kalau jumlahnya masih ribuan, bisa selesai dalam 1-2 pekan. Di sini, kami berupaya menjaga nama baik klien, jangan sampai terkesan uang pembeli tiket tertahan lama,” papar Sammy.
Dukung Visi Digital Hub
Hingga saat ini, pengguna Goersapp mencapai lebih dari 2 juta. Tercatat, GOERS telah memiliki 4.500 mitra dan sudah membantu terselenggaranya lebih dari 30.000 event, atraksi, dan bisnis experience.
Baca juga : Talenta Digital di Tanah Air Masih Kurang, Dibimbing.id Siap Beri Jawaban
Sekitar 8 juta tiket telah diproses oleh GOERS. Mitra GOERS tersebar di DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara.
Mitra GOERS di antaranya yakni PT Taman Impian Jaya Ancol di Jakarta, The Lodge Maribaya di Jawa Barat, dan Merapi Park di Yogyakarta. GOERS bahkan dipercaya untuk menangani event Jakarta E-Prix 2022 atau Formula E beberapa waktu lalu.
"Kepercayaan itu tentu diperoleh dengan pembuktian bahwa GOERS mampu menangani ticketing untuk event berkelas internasional," ujar Sammy.
Baca juga : Aplikasi Gem Space Hadir Penuhi Kebutuhan Video Konferensi dan Gratis
Ke depan, menurut Sammy, GOERS akan memperluas kerja sama dengan lebih banyak mitra. Ia optimistis, meski diakui ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi.
Seperti, masih kurangnya pemahaman akan pentingnya peran digitalisasi, terutama di kalangan generasi lanjut usia, serta penilaian bahwa penerapan teknologi terkesan mahal.
“Padahal pemanfaatan teknologi yang benar akan sangat berdampak pada peningkatan reveneue, dan jika dibandingkan dengan sistem pembelian lisensi atau membangun teknologi sendiri dari awal, kerja sama dengan kami lebih efisien, menguntungkan, dan fleksibel karena fitur yang akan diadopsi bisa disesuaikan dan dikembangkan sesuai kebutuhan mitra,” imbuh Sammy.
Baca juga : Aplikasi airasia Superapp Bagikan Inspirasi Empat Negara Bebas Visa
Di masa mendatang, GOERS juga berencana memberikan support agar mitra mereka bisa lebih mudah mendapat pendanaan saat akan menggelar event.
“Penyelenggara event biasanya sulit meminjam ke bank karena perlu jaminan solid seperti tanah atau mobil. Jika menggandeng investor, keuntungan yang didapat kurang maksimal karena harus berbagi dalam jumlah besar dengan investor," katanya.
"Jadi, kami mau membantu pendanaan dari peer-to-peer lending dengan jaminan penjualan tiket pre-sale yang terdata di GOERS,” terang Sammy.
Baca juga : Lembang Wonderland, Tempat Wisata Ramah Keluarga di Bandung
Sammy berharap, digitalisasi yang dilakukan GOERS bisa membantu memajukan sektor pariwisata dan penyelenggaraan event di Indonesia.
Ia menilai sektor ini memiliki potensi pengembangan yang amat besar, terlihat dari pergerakan wisatawan, terutama domestik, yang meningkat pesat akhir-akhir ini.
Jika semuanya sudah terdigitalisasi, maka destinasi akan lebih mudah ditemukan dan berdampak pada semakin tingginya kunjungan wisata di Indonesia. Terlebih, dari sisi keindahan destinasi wisata, Indonesia tidak kalah dari negara-negara lain.
“Pemerintah sering mengungkapkan keinginan menjadikan Indonesia sebagai digital hub. Kurang elok bila visinya menjadi digital hub tapi tiket masuk lokasi wisata masih sistem robek karcis, atau bintang internasional gagal tampil karena kericuhan akibat tidak adanya crowd control' paparnya.
"Nah, semoga, digitalisasi yang kami lakukan di sektor pariwisata turut menjadi dukungan dalam mewujudkan visi tersebut, serta memajukan sektor pariwisata dan penyelenggaraan event di Indonesia,” pungkas Sammy. (RO/OL-09)
Pendaftaran calon anggota Komite telah dibuka sejak 7 Juni 2024 sampai tanggal 27 Juni 2024 pukul 24.00 WIB.
KPI membenarkan mendorong adanya Revisi UU Penyiaran. Revisi ini sangat penting dalam rangka menghadirkan ekosistem penyiaran yang sehat dan berkualitas serta bermanfaat bagi masyarakat
Melalui platform digital, konsumen dapat mengakses informasi terkait produk, melakukan konsultasi online gratis, serta membeli dengan cepat dan mudah.
Saat ini, DPR RI sedang merancang revisi UU Penyiaran yang diusulkan pada 2 Oktober 2023. Berdasarkan draft tersebut, perluasan definisi penyiaran.
David Hanson Jr telah berhasil mengembangkan Aidos yang merupakan salah satu forex smart analitic juga penemu forex smart analitic itu sendiri.
Aplikasi PINTU kembali menambahkan benefit di fitur Pintu Token (PTU) Staking yang bisa didapatkan oleh user yang memanfaatkan fitur staking.
Plataran Indonesia memperkuat posisinya dalam industri pariwisata nasional dengan meluncurkan Plataran Bandung sebagai destinasi unggulan untuk pasar MICE.
Beberapa event yang bisa jadi pertimbangan untuk dikunjungi yakni Festival Lembah Baliem hingga Dieng Culture Festival
Sustainability tourism bakal jadi tren terutama di kalangan gen Z. Liburan itu menjadi prioritas gen Z.
Langkah ini merupakan rangkaian kegiatan Pemberdayaan Desa Binaan (PDB) tahun 2024 menuju Agro-eco Cultural Tourism Jajar Gumregah.
Strategi komunikasi dan branding untuk mempromosikan kawasan wisata di daerah seperti Banyumas, Jawa Tengah, menjadi isu krusial yang memerlukan tindakan konkret.
Rencana penutupan sementara Taman Nasional Komodo tahun 2025 tidak akan mempengaruhi target kunjungan wisatawan mancanegara (Wisman).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved