Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
MAMPU melihat bola golf di bulan, Event Horizon Telescope (EHT) adalah jaringan piringan radio yang dirancang untuk mendeteksi pancaran cahaya saat materi menghilang ke mulut lubang hitam. EHT menjadi salah satu dari sejumlah usaha astronomi luar biasa yang dalam beberapa tahun terakhir membantu memperluas pandangan kita tentang alam semesta.
Pada Kamis (13/5), para ilmuwan meluncurkan gambar pertama lubang hitam supermasif di pusat galaksi Bima Sakti kita. Galaksi raksasa ini dikenal sebagai Sagitarius A*. Jadi apa itu EHT dan bagaimana cara kerjanya?
EHT adalah jaringan antena unik di seluruh dunia yang bersama-sama membentuk teleskop virtual selebar Bumi itu sendiri sekitar 10.000 kilometer (6.200 mil). Jaringan piringan radio dilatih menuju galaksi kita, Bima Sakti, dan diluncurkan pada 2015 yang melibatkan 80 lembaga astronomi yang berbeda.
Baca juga: Ilmuwan Berhasil Ungkap Penampakan Lubang Hitam di Pusat Bima Sakti
Pada 2019, EHT mengungkapkan gambar pertama lubang hitam bernama M87* di galaksi yang jauh dari galaksi kita.
Pada Kamis, tim astronom internasional memberi kita pandangan sekilas tentang lubang hitam supermasif di pusat Bima Sakti. Dijuluki Sagitarius A*, monster penghisap gravitasi dan cahaya yang berjarak sekitar 26.000 tahun cahaya dari Bumi memiliki massa yang sama dengan empat juta Matahari.
Mengamati lubang hitam, menurut definisi, tidak mungkin, karena tidak ada cahaya yang bisa lolos darinya. Namun EHT menghindari masalah ini.
Baca juga: 2021, Biaya Global akibat Kejahatan Dunia Maya US$6 Triliun
EHT menangkap kilatan cahaya yang dihasilkan ketika materi--planet, puing-puing, apa pun yang datang terlalu dekat--tersedot ke batas luar lubang hitam yang disebut cakrawala peristiwa (event horizon). "Kami dapat mendeteksi siluet lubang hitam dengan latar belakang gas dan debu yang bersinar," kata Frederic Geth dari Institut Radio-astronomi Milimetrik Prancis-Jerman kepada AFP.
Ahli kosmologi Inggris Stephen Hawking pernah membandingkan cakrawala peristiwa dengan melintasi Air Terjun Niagara dengan kano. Jika Anda berada di atas air terjun, masih mungkin untuk melarikan diri jika Anda mendayung cukup keras. Begitu Anda melewati batas, bagaimanapun, tidak ada jalan untuk kembali.
Awan materi yang berputar-putar di sekitar lubang hitam hanya terlihat menggunakan pita frekuensi radio yang sangat presisi yang disebut gelombang milimetri dan hanya menggunakan radioteleskop--seperti parabola TV tetapi jauh lebih besar. Perlu sangat besar untuk mendeteksi sinyal radio lemah yang dipancarkan oleh objek pada jarak yang sangat jauh dari Bumi.
Namun tidak ada satu pun radioteleskop dengan teknologi saat ini yang memiliki resolusi cukup tinggi. Jadi para astronom menggunakan interferometri yakni menghubungkan sepasang antena radio yang dilatih pada objek yang sama di langit untuk membuat teleskop virtual yang disebut interferometer. Ini dapat melihat detail halus, seperti lensa zoom kamera.
Proyek EHT bahkan melangkah lebih jauh, menggunakan radioteleskop di delapan observatorium di seluruh dunia--dari Amerika hingga Eropa, Greenland hingga Antartika--untuk membuat teleskop baru yang jauh lebih kuat. Teknik ini dikenal sebagai very long baseline interferometry (VLBI).
Baca juga: Google Tolak Gugatan Match Group Induk Tinder
Saat Bumi berputar, teleskop yang berbeda menangkap gelombang cahaya yang sedikit berbeda yang dipancarkan oleh materi di sekitar lubang hitam. Pola-pola ini akhirnya dapat digabungkan untuk membentuk gambaran yang lebih lengkap. Sinyal yang diterima di setiap antena harus dicocokkan gelombang demi gelombang, bahkan jika piringannya berjarak setengah dunia. Jadi setiap lokasi dilengkapi dengan jam atom.
Keberhasilan EHT dalam mendeteksi M87* dan sekarang Sagitarius A* memberikan bukti ganda lubang hitam supermasif. Ini lompatan besar ke depan dalam mengonsolidasikan konsep tentang cara kosmos terstruktur.
Teori relativitas umum Einstein sejauh ini tidak mampu menjelaskan yang terjadi di lubang hitam pada skala paling kecil yang tak terhingga. Lubang hitam merupakan lingkungan, "Paling ekstrem, kacau, dan bergejolak," yang pernah ada, kata ahli astrofisika Jerman Heino Falcke kepada AFP. Namun berkat EHT, aspek teori fundamental ini sekarang dapat diuji. (OL-14)
Bintang Kematian merupakan julukan bagi Mimas, salah satu bulan milik Saturnus.
"Yang pasti kita nothing to lose saja. Dari sejak pertandingan pertama lalu pertandingan kedua sekarang sudah kelihatan progresnya. Pemain lebih enjoy, lebih lepas, tidak panik."
PENGGAWA tim U-17 Indonesia sudah tiba di Jerman untuk menjalani pemusatan latihan (TC) sekaligus sejumlah uji coba. Skuad asuhan pelatih Bima Sakti itu
"Alhamdulillah, orangtua mereka datang. Itu akan menjadi motivasi. Sebelumnya pemain hanya melihat foto, kini sudah hadir fisiknya."
Menurut Bima, Azzaky memiliki kecepatan yang dapat membantu skuat berjuluk Garuda Asia itu mengalahkan lawan dalam pertandingan.
Arkhan menjadi bintang saat timnas U-16 Indonesia menundukkan Filipina dengan skor 2-0 pada laga Grup A Piala AFF U-16 2022, Minggu (31/7).
SEBUAH bintang aneh yang muncul di langit 840 tahun lalu dan kemudian menghilang, baru-baru ini menunjukkan aktivitas baru.
Lubang hitam ini ditengarai terbentuk sekitar 400 juta tahun setelah Big Bang (Dentuman Besar).
Lubang hitam supermasif Sagitarius A* -- disingkat Sgr A* -- berukuran empat juta kali lebih masif dari Matahari.
PARA peneliti Tiongkok sedang mempertimbangkan untuk mendanai studi kelayakan Tianlin, teleskop luar angkasa besar yang mampu mendeteksi planet mirip bumi.
Satu-satunya peristiwa kosmik terang yang sebanding adalah quasar, ketika lubang hitam supermasif menelan sejumlah besar gas di pusat galaksi.
Jarak di antara ketiganya berkisar 50 ribu tahun cahaya
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved