Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Verratti Akui Kartu Merah Runtuhkan Kepercayaan Diri PSG

Basuki Eka Purnama
05/5/2021 06:29
Verratti Akui Kartu Merah Runtuhkan Kepercayaan Diri PSG
Gelandang PSG Marco Verratti berduel dengan gelandang Manchester City Fernandinho di laga leg kedua semifinal Liga Champions.(AFP/Paul ELLIS )

MARCO Veratti menegaskan Paris Saint-Germain terus menjaga kepercayaan diri mereka dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions melawan Manchester City, sampai akhirnya kartu merah yang diterima Angel Di Maria meruntuhkan itu semua.

Seperti di laga leg pertama, PSG dipaksa menuntaskan pertandingan leg kedua hanya dengan 10 pemain setelah Di Maria menerima kartu merah pada menit ke-69 di Etihad, Manchester, Inggris, Rabu (5/5) dini hari WIB.

Di Maria terlibat cekcok kecil dengan Fernandinho saat berusaha mengambil bola lemparan ke dalam dan sayap asal Argentina itu kemudian terlihat secara sengaja menginjak kaki kapten City, yang direspon tegas oleh wasit Bjorn Kuipers dengan kartu merah.

Baca juga: Mahrez Bantah City Hanya Andalkan Serangan Balik

Kartu merah itu diterima hanya enam menit setelah Riyad Mahrez mencetak gol keduanya dan menggandakan keunggulan City 2-0. Seperti di Parc des, Princes sepekan lalu, The Citizens mudah saja menjaga skor itu dalam situasi 11 lawan 10 hingga peluit bubaran berbunyi.

"Kami terus punya kepercayaan sampai kartu merah itu terjadi," kata Verratti selepas laga dilansir laman resmi UEFA.

"Kami bermain jauh lebih baik dari mereka, tetapi kemudian kebobolan dari peluang pertama lawan, sama seperti di leg pertama. Tetapi itulah yang terjadi ketika Anda menghadapi tim besar," tambahnya.

Komentar Verratti relatif berbeda dari apa yang terjadi di atas lapangan, dengan City sukses meredam banyak serangan PSG kendati tamunya itu memiliki 55% penguasaan bola sepanjang laga.

Sayangnya, dari dominasi itu tidak satu pun dari 14 percobaan tembakan PSG menemui sasaran dan peluang terbaik mereka hanya sundulan Marquinhos yang masih membentur mistar gawang.

Sebaliknya, City mampu memanfaatkan permainan sabar mereka untuk memetik dua gol dari serangan-serangan balik mereka yang klinis dan gawang PSG dua kali dikoyak Riyad Mahrez.

Verratti mengakui City pantas mencapai final, sembari berkilah bahwa kedua tim dibedakan atas durasi kepelatihan juru taktik di masing-masing kubu.

"City pantas atas ini juga, sebab mereka sudah bekerja dengan pelatih yang sama selama enam atau tujuh tahun dan ini akan menjadi final
perdana mereka di kompetisi ini," ujar Verratti.

"Tapi kami harus memuji kampanye kami di kompetisi ini juga, sebab dalam dua tahun kami mencapai final dan semifinal. Kami harus melanjutkannya, terlebih pelatih kami baru bertugas lima bulan di tim ini," pungkasnya.

Mauricio Pochettino memang baru menangani PSG sejak awal tahun ini, menggantikan Thomas Tuchel yang musim lalu mampu membawa Le Parisiens ke
final Liga Champions dan menyapu bersih gelar tiga kompetisi domestik Prancis.

Hasil semifinal kali ini juga menjadi ajang revans kecil bagi City-nya Pep Guardiola, yang disingkirkan Tottenham Hotspur-nya Pochettino dari babak serupa, dua tahun silam. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya