Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Dicoret dari DCT Pemilu, Irman Gusman Gugat KPU ke Bawaslu

Yose Hendra
08/11/2023 23:21
Dicoret dari DCT Pemilu, Irman Gusman Gugat KPU ke Bawaslu
Ilustrasi(MI)

EKS Ketua DPD RI Irman Gusman hari ini mendaftarkan Permohonan Penyelesaian Sengketa Proses Pemilu ke Badan Pengawas Pemilu melawan Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena namanya tidak ada dalam daftar Calon Tetap (DCT) untuk pemilihan anggota DPD RI Pemilu 2024.

Pendaftaran gugatan sengkata proses Pemilu dimaksud dilakukan oleh tim kuasa hukum Irman Gusman, Selasa (7/11) di Kantor Bawaslu RI di Jakarta. Laporan Nomor 003/PS.PNM/LG/00.00/XI/2023, diterima oleh staf Bawaslu RI, Maising Simbolon.

Gugatan sengketa proses Pemilu dimaksud dilakukan tim kuasa hukum Irman Gusman terkait Surat Keputusan KPU RI No.1563 tanggal 3 November 2023 tentang Daftar Calon Tetap dimaksud yang proses penetapannya dianggap menyalahi aturan perundang-undangan.

Baca juga : MK Harus Cermati Kasus Pelanggaran Etik Sebelum Putuskan Sengketa Pilpres

Gugatan sengketa dimaksud berisi setumpuk bukti pelanggaran asas dan norma hukum, serta prosedur perundang-undangan yang semestinya dipatuhi oleh KPU, termasuk pelanggaran berat terhadap Pasal 75, Pasal 259, serta pasal-pasal lainnya dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2017 Tentang Pemilihan Umum.

Salah satu kegiatan KPU Provinsi Sumatera Barat yang dianggap sebagai kelancangan prosedural yang berkonsekuensi pidana adalah ketika KPU di provinsi tersebut mengadakan konferensi pers pada 31 Oktober 2023 untuk mengumumkan pencoretan nama Irman Gusman dari DCT, menabrak prosedur yang semestinya.

Padahal, menurut tim kuasa hukum Irman Gusman, pada hari itu (31/10), KPU belum mengadakan sidang pleno untuk menetapkan DCT dan DCT dimaksud baru ditetapkan empat hari kemudian, yaitu melalui Surat Keputusan KPU RI No 1563 tanggal 3 November 2023 tentang DCT anggota DPD.

Baca juga : Gugatannya tak Dieksekusi, Irman Gusman Keluarkan Maklumat Pemilu DPD Sumbar Tak Sah

Hilangkan hak konstitusional

Menurut tim kuasa hukum Irman Gusman, nama mantan Ketua DPD RI ini telah masuk dalam Daftar Calon Sementara (DCS) berdasarkan Surat Keputusan KPU No. 1042 tanggal 18 Agustus 2023, dan ia telah mengikuti semua kegiatan yang diwajibkan oleh KPU, namun tiba-tiba saja nama Irman Gusman dicoret dari DCT tanpa alasan yang berdasar hukum.

Tim kuasa hukum Irman Gusman juga menilai bahwa pembatalan nama Irman Gusman dari DCT yang dilakukan secara tiba-tiba oleh KPU Provinsi Sumatera Barat tersebut telah menimbulkan kerugian yang besar di pihak kliennya, baik secara langsung maupun secara tak langsung, bahkan juga merugikan masyarakat Sumatra Barat yang berniat memilih Irman Gusman dalam Pemilu mendatang.

Para pemegang kuasa hukum dimaksud juga menilai bahwa pembatalan dimaksud menyebabkan kliennya telah kehilangan hak konstitutionalnya untuk dipilih sebagai anggota DPD RI dalam Pemilu tahun 2024 padahal secara hukum, kliennya berhak menggunakan hak dimaksud.

Baca juga : Caleg Perempuan Belum 30%, KPU Dilaporkan ke Bawaslu

Tim kuasa hukum juga mendalilkan bahwa Pemohon telah mengorbankan tenaga, waktu dan pikiran dalam rangka persiapan mengikuti proses setiap tahapan Pemilu, karena Pemohon telah mempersiapkan sarana dan prasarana serta pendukung utama.

Persiapan itu termasuk penggalangan relawan, pembentukan tim pemenangan di seluruh Kabupaten/Kota di 
Provinsi Sumatera Barat, penyediaan kantor dan alat tulis kantor, biaya operasional, transportasi, akomodasi dan komsumsi untuk keseluruhan tim pemenangan.

"Namun semua pengorbanan ini diabaikan nilainya oleh KPU yang secara tiba-tiba saja membatalkan pencalonan Irman Gusman, eks Ketua DPD periode 2009-2016 itu.

Baca juga : 12 Mantan Napi Berebut Jadi Caleg Provinsi Babel

Konperensi Pers yang diadakan pada 31 Oktober 2023 itu juga oleh tim kuasa hukum Irman Gusman dianggap sebagai penyerangan terhadap harkat dan martabat, nama baik, serta kehormatan Irman Gusman sebagai salah seorang tokoh masyarakat sekaligus negarawan yang telah banyak menerima berbagai penghargaan dan tanda jasa dan telah sangat dirugikan oleh keputusan KPU yang mencoret nama Irman Gusman dari DCT dimaksud.

"Secara tidak langsung, masyarakat Sumatera Barat pada umumnya pun dirugikan, khususnya pada pendukung Irman Gusman yang tersebar di 19 Kabupaten/Kota di Sumatera Barat," sebut Tommy Bhail, pimpinan tim kuasa hukum Irman Gusman.

Karena masyarakat telah kehilangan kesempatan untuk memilih Irman Gusman yaitu Pemohon dalam sengketa ini, yang berakibat pada terhambatnya penyaluran aspirasi masyarakat melalui Pemohon yang selama ini telah banyak didengar dan dititipkan kepada Pemohon," ujar Tommy lagi.

Baca juga : Penetapan Caleg Diharap Minim Sengketa

Dalam petitumnya, tim kuasa hukum memohon kepada Bawaslu agar "Memerintahkan kepada  Termohon (KPU RI) untuk menetapkan Keputusan Daftar Calon Tetap  tambahan/susulan yang memuat Nama Pemohon dalam Daftar Calon Tetap  Pemilihan Anggota DPD RI Provinsi Sumatera Barat untuk Pemilu Tahun  2024."

Gugatan sengketa proses Pemilu dimaksud didaftarkan oleh tim kuasa hukum yang terdiri dari Tommy SS Bhail, Taufik Hidayat Nasution, Herman Ginting, Rasida Siregar, dan Muhkis.

Kronologi pencoretan Irman Gusman dalam DCT

Sebelumnya, KPU Sumatera Barat memutuskan dan menyatakan Irman Gusman yang juga merupakan eks napi korupsi kuota gula impor untuk wilayah Sumbar tidak Memenuhi Syarat sebagai Calon Anggota DPD RI Dapil Sumbar untuk pemilu tahun 2024 dalam tahapan penyusunan DCT DPD.

Baca juga : Bertambah, 15 Caleg Berstatus Eks Napi Korupsi

Ketua Divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU Sumbar, Ory Sativa Sya'ban mengatakan, sikap tersebut diambil KPU Sumbar sebagai tindak lanjut Surat Dinas KPU RI Nomor 1096 Perihal Tindak Lanjut Putusan Mahkamah Agung.

Melalui surat tersebut, KPU Provinsi diperintahkan untuk mempedomani Putusan MA Nomor 28 Tahun 2023 pada masa penyusunan Daftar Calon Tetap DPD.

"Setidaknya, ada dua syarat Irman Gusman yang diverifikasi kembali, yaitu putusan pengadilan yang bersifat inkrah dan Surat Keterangan Kalapas Kelas 1 Suka Miskin Bandung," katanya. (Z-4)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Zubaedah Hanum
Berita Lainnya