Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
KETUA DPR RI sekaligus Presiden ASEAN Inter Parliamentary Assembly (AIPA) ke-44, Puan Maharani menyambut delegasi sidang umum forum parlemen negara-negara Asia Tenggara itu. Ia pun mengingatkan pentingnya peran parlemen menghadapi krisis di kawasan ASEAN.
Sidang Umum AIPA ke-44 diselenggarakan di Jakarta sebagai salah satu puncak keketuaan DPR RI di AIPA tahun 2023. Sebagai tuan rumah, DPR RI menyambut para delegasi Sidang AIPA yang terdiri dari parlemen dari sembilan negara Asia Tenggara.
“Saya ingin menyampaikan penghargaan kepada seluruh peserta yang hadir,” kata Puan dalam agenda Courtesy Call dengan pimpinan delegasi peserta AIPA ke-44 yang digelar di Hotel Fairmont, Jakarta, Senin (7/8).
Baca juga: Parlemen ASEAN Dorong Ciptakan Perdamaian dan Kesejahteraan Kawasan
Selain pimpinan delegasi parlemen dari sembilan negara ASEAN, Courtesy Call pagi ini dihadiri Sekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN Kao Kim Hourn dan Sekjen AIPA Siti Rozaimeriyanty Dato Haji Abdul Rahman.
Dalam kesempatan itu, Puan mengingatkan pentingnya kerja sama di antara parlemen-parlemen negara ASEAN.
“Kita bertemu di saat dunia sedang berada di persimpangan jalan. Di sekitar kita, di Asia Tenggara, kita mengalami ketegangan geopolitik semakin meningkat," kata Puan.
Baca juga: Dukung Stabilitas Kawasan ASEAN, 'Timing' Sidang Umum ke-44 AIPA Dinilai Sangat Tepat
"Di tingkat global, pertumbuhan ekonomi sedang melambat. Dan dampak pemanasan global terus memburuk,” ucap perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI tersebut.
Menurut Puan, parlemen anggota AIPA perlu berperan aktif dalam mengatasi berbagai tantangan kawasan dan global. Berbagai dinamika itu lah yang membuat DPR RI mengusung tema 'Responsive Parliaments for a Stable and Prosperous ASEAN' dalam sidang umum AIPA kali ini.
“Tema ini mengingatkan kita agar parlemen bersikap responsif dan tanggap untuk menghadapi berbagai krisis multi dimensi yang kita hadapi,” jelas Puan.
“Kontribusi parlemen semakin diperlukan dalam mengembangkan kerja sama antar negara, menciptakan perdamaian, dan menurunkan ketegangan antar kekuatan besar,” imbuhnya.
Baca juga: Fadli Zon: Tuan Rumah Penyelenggaraan Sidang Umum AIPA ke-44, DPR RI Mengajukan 6 Draf Resolusi
Ditambahkan Puan, berbagai krisis regional dan global telah menjadi ujian bagi soliditas ASEAN. Untuk itu, Sidang Umum AIPA ke-44 dinilai perlu mendukung ASEAN unity and centrality, yang mengalami tantangan berat karena meningkatnya persaingan antara kekuatan besar.
“Tema Sidang Umum AIPA ke-44 kali ini sejalan dengan tema Keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN ke-42 yakni ‘ASEAN Matters: Epicentrum of Growth’ di mana tema tersebut menekankan pentingnya ASEAN sebagai jangkar stabilitas dunia dari perspektif politik-keamanan, dan sebagai pusat pertumbuhan dari perspektif ekonomi,” papar Puan.
Jaga Stabilitas dan Keamanan Asia Tenggara
Mantan Menko PMK ini menilai, ASEAN perlu menegaskan kembali komitmennya untuk menjaga stabilitas dan keamanan Asia Tenggara. Terutama, kata Puan, di tengah meningkatnya ketegangan di kawasan tersebut.
“Selain itu, Sidang Umum AIPA ke-44 dapat menjadi wadah bagi para anggota Parlemen di Asia Tenggara untuk mempererat persahabatan,” ungkapnya.
Baca juga: BKSAP Dorong ASEAN jadi Kekuatan Asia Pasifik
Puan mengatakan, hubungan persahabatan yang baik dapat membuka kesempatan memperluas kerja sama yang lebih besar di antara negara anggota ASEAN.
Sebagai Ketua Majelis Majelis Umum Sidang AIPA ke-44, ia pun berharap solidaritas dan persahabatan negara-negara ASEAN dapat membantu terwujudnya pertemuan AIPA yang produktif.
“Saya akan memimpin proses pertemuan AIPA ini secara inklusif dan transparan. Dan saya mengharapkan semua keputusan dapat diambil secara konsensus,” ucap Puan.
Usai menyapa pimpinan delegasi 9 parlemen AIPA, Puan juga melakukan Courtesy Call dengan pimpinan delegasi parlemen negara-negara observer yang hadir di Sidang Umum AIPA ke-44.
Setidaknya, ada 18 negara observer yang mengikuti agenda Sidang AIPA tahun ini, ditambah perwakilan dari sembila organisasi internasional.
Baca juga: Bentuk Kerja Sama di Bidang Politik Antar Negara-negara ASEAN
“Parlemen perlu berkontribusi untuk mengatasi berbagai masalah internasional. Hal ini dapat dilakukan melalui dialog antara AIPA dengan parlemen negara observer,” ujar Puan di hadapan pimpinan parlemen negara observer.
Puan mengatakan, parlemen anggota AIPA dan parlemen negara observer dapat berkolaborasi menghadapi berbagai tantangan global secara bersama-sama.
“Kami di ASEAN memerlukan dukungan dari parlemen negara observer dalam menciptakan kawasan Asia Tenggara yang damai, stabil, dan sejahtera. Hal ini karena kawasan Asia Tenggara tidak lepas dari suasana persaingan kekuatan besar dunia,” sebut Cucu Bung Karno itu.
Dialog Parlemen ASEAN dan Parlemen Negara Observer
Dalam hal ini, menurut Puan, diperlukan dialog antara parlemen negara di Asia Tenggara dengan parlemen negara observer yang memiliki kepentingan di Asia Tenggara.
“Kehadiran Parlemen negara observer juga akan memberi perspektif baru, dan menambah keragaman pandangan mengenai cara Parlemen berkontribusi menangani berbagai krisis multi dimensi,” tutur Puan.
Baca juga: Konflik Global Meningkat, Jokowi Ajak Masyarakat ASEAN Menjaga Kerukunan
Di sisi lain, Sidang Umum AIPA ke-44 yang diselenggarakan di Indonesia diharapkan dapat menjadi wadah untuk anggota Parlemen anggota AIPA dan negara Observer untuk saling mengenal dan mempererat persahabatan. Puan menyatakan, hal tersebut tentunya akan berdampak positif bagi semua pihak.
“Hubungan persahabatan kita diharapkan dapat membuka kesempatan untuk memperluas kerja sama yang lebih besar antara ASEAN dengan negara observer,” ucapnya.
Seperti diketahui, Sidang Umum AIPA ke-44 berlangsung sejak 5 Agustus sampai 11 Agustus mendatang. Beberapa rapat di Sidang AIPA sudah dimulai sejak kemarin, Minggu (6/8).
Ada sejumlah isu yang akan dibahas dalam salah satu event bergengsi di Asia Tenggara itu, termasuk soal konflik di Myanmar.
“Pada akhir sidang, AIPA diharapkan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi untuk mendukung terciptanya perdamaian dan kesejahteraan di Asia Tenggara. Tentunya konsesus yang menjadi komitmen AIPA nanti dapat membantu kolaborasi angar Pemerintah dengan parlemen di ASEAN,” tutup Puan. (RO/S-4)
Anies Baswedan merespons ucapan Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Puan Maharani, yang membuka peluang partainya mendukung dia kembali maju di Pilgub Jakarta
Ketua DPR Puan Maharani menyampaikan duka cita atas wafatnya Wakil Presiden (Wapres) ke-9 RI Hamzah Haz. Hamzah dinilai sebagai tokoh yang teduh dan merangkul.
Ketua DPR Puan Maharani menyatakan parlemen Indonesia menyambut baik putusan Mahkamah Internasional yang menyebut pendudukan Israel di tanah Palestina sebagai tindakan ilegal.
WAKIL Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Muhaimin Iskandar (Gus Imin) menyebut bahwa dirinya akan mengikuti upacara 17 Agustus 1945 di Jakarta atau daerah lain.
Ketua DPR, Puan Maharani, memperingatkan potensi dampak luas dari kenaikan harga dan kelangkaan minyak goreng bersubsidi, MinyaKita
PEMERINTAH silih berganti namun selama hampir 20 tahun sejak awal diajukan ke DPR pada 2004, Rancangan Undang-Undang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga (RUU PPRT)
Badan Kerja Sama Antar-Parlemen (BKSAP) DPR RI mengikuti pertemuan ASEAN Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) Caucus ke-15 di Jerudong, Brunei Darussalam.
TPS 19 Banjar Teba, Kec. Jimbaran dipilih menjadi salah satu tempat yang dikunjungi oleh para observer.
Putu Supadma Rudana menegaskan pentingnya Program Pemantauan Pemilu atau Election Visit Program (EVP) 2024 yang dilaksanakan di Bali.
Sudah ada 19 negara sahabat dan tiga organisasi parlemen internasional mengonfirmasi akan menjadi pemantau atau observer pada penyelenggaraan Pemilu 2024 di Indonesia.
Negara tidak boleh mengurangi hak rakyat dalam menjalankan kedaulatannya, harus diberi ruang kebebasan yang seluas-luasnya bagi rakyat untuk memilih sesuai hati nuraninya,
Sidang Umum AIPA dihadiri oleh sekitar 600 delegasi yang terdiri dari parlemen ASEAN anggota AIPA, perwakilan parlemen negara observer dan organisasi internasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved