Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
PERISTIWA jatuhnya jet tempur BAe Hawk 209 milik TNI-AU, Senin (15/6/2020) yang waktunya berdekatan dengan jatuhnya helikopter MI-17 milik TNI-AD menunjukkan ada masalah pada perawatan alat utama sistem persenjataan (alutsista) TNI yang harus menjadi perhatian serius Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
“Perawatan sangat penting, mengingat alutsista kita saat ini banyak yang bermasalah, di antaranya karena sudah berumur dan minimnya suku cadang,” kata anggota Komisi I DPR Syaifullah Tamliha di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, pesawat, helikopter, atau kendaraan militer yang digunakan TNI harus dipastikan benar-benar mendapatkan perawatan sebagaimana mestinya.
“Kemenhan harus memastikan bahwa pembelian alutsista dan suku cadangnya benar-benar berkualitas, sesuai dengan medan tempur dan pertahanan di Indonesia,” ujarnya.
Syaifullah mengungkapkan, saat ini di semua matra TNI, masalah perawatan menjadi hal serius. Banyak alutsista tidak berfungsi sebagaimana mestinya akibat keterbatasan perawatan. Hal itu akan menurunkan kemampuan tempur yang juga berimbas pada menurunnya keselamatan anggota TNI.
Manurut dia salah satu kendala klasik pada perawatan dan pengadaan alutsista ialah keterbatasan anggaran pertahanan. Saat ini alokasi anggaran pertahanan sebesar Rp131 triliun atau masih di bawah 1% dari produk domestik bruto (PDB). Padahal, idealnya anggaran pertahanan tidak kurang dari 1,5% dari PDB.
“Saya melihat Kemenhan sudah berusaha memaksimalkan anggaran. Di antaranya dengan menekan adanya mafia perdagangan alutsista, sehingga harga beli bisa lebih murah daripada sebelumnya,” tutur politikus PPP itu.
Anggota Komisi I lainnya, Sukamta, menyatakan perlu standar baru yang lebih ketat untuk menentukan pesawat laik terbang atau tidak. Berkaca dari kecelakaan pesawat TNI beberapa waktu terakhir, tolok ukur yang berlaku dinilai tak memadai. “Jadi hanya pesawat yang tergolong baru saja yang layak diterbangkan. Ini lebih baik untuk keselamatan kita semua,” katanya.
Selain itu, perlu segera meremajakan alutsista TNI. Meskipun masih dinilai laik terbang, ia melihat pesawat TNI rata-rata sudah termakan usia. (Pro/P-3)
Empat belas orang tewas dalam kecelakaan bulan lalu ketika helikopter militer Azerbaijan Mi-17 jatuh selama penerbangan pelatihan.
"Kita tidak ingin peristiwa jatuhnya pesawat atau helikopter kembali terjadi karena tidak hanya menimbulkan kerugian materiil. Namun juga meninggalnya para perwira TNI yang terlatih."
Anggota Komisi I DPR RI, Willy Aditya mendesak TNI dan Kemenhan untuk memperdalam investigasi jatuhnya heli jenis MI-17 buatan Rusia ini setelah korban meninggal bertambah.
Salah satu korban kecelakaan Helikopter Mi-17 Penerbad, Lettu Cpn Vira Yudha, menghembuskan nafas terakhirnya setelah sempat dirawat intensif selama 7 hari di RS Kariadi, Semarang.
Diketahui, helikopter MI-17 merupakan buatan Rusia dan sebagai helikopter angkut milik TNI AD yang paling banyak dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
KSAU Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, menegaskan komitmen TNI AU untuk terus memodernisasi alutsista guna menjaga keamanan udara NKRI.
PENGAMAT militer Soleman Ponto ungkap prioritas utama dari alat utama sistem senjata (alutsista) yang harus diperbarui. Ponto menilai alutsista dari TNI Angkat Laut (AL) yang paling penting.
Peserta rapat menyatakan setuju kegiatan tersebut digelar tertutup.
Menhan Prabowo menyampaikan apresiasinya terhadap dukungan AS dalam kerja sama untuk memodernisasi peralatan pertahanan Indonesia untuk memenuhi kekuatan TNI.
TNI AU dan Airbus membahas beberapa hal, khususnya soal teknologi baru yang dimiliki oleh perusahaan asal Eropa itu.
TNI AU tak hanya mengandalkan alutsista buatan Amerika dan Rusia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved