Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

Akselerasi Pemulihan Ekonomi Bukan Sekadar Bicara

Dessy Angreni, Pranata Humas Ahli Muda Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kotawaringin Barat, Kalteng
09/4/2022 12:45
Akselerasi Pemulihan Ekonomi Bukan Sekadar Bicara
Dessy Angreni(Dok pribadi)

TANPA disadari tak banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui tentang Presidensi G-20 terutama yang ada di daerah maupun pelosok. Padahal ajang ini memiliki kontribusi besar dalam pemulihan perekonomian Indonesia. Hal yang bisa kita rasakan yakni adanya peningkatan perekonomian pada sektor perdagangan ataupun usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) pascapandemi covid-19.

Rangkaian G-20 akan melibatkan UMKM di banyak sektor. Bahkan pelaku UMKM diproyeksikan akan terserap dalam perhelatan ini sampai 33 ribu orang. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki beberapa waktu lalu mengatakan Presidensi G-20 akan mendorong investasi pada sektor UMKM dalam negeri. Saat ini 80% investor global berasal dari negara G-20

Seperti yang kita ketahui, Indonesia terpilih sebagai pemegang Presidensi G-20 yang memiliki nilai strategis untuk pemulihan ekonomi menuju Indonesia Maju apabila mampu mengkapitalisasi peluang dan tantangan dengan kemanfaatan optimal bagi kepentingan Indonesia.

Momentum tersebut harus dapat dimanfaatkan bagi pemulihan ekonomi dan untuk mencapai Indonesia Maju, dengan memainkan peranan strategis Indonesia dalam mendorong upaya bersama untuk pemulihan ekonomi dunia. Dengan mengusung  tema Recover Together, Recover Stronger, yang berarti dapat menciptakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, people centered, serta ramah lingkungan, dan berkelanjutan.

Presidensi G-20 diharapkan dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kontribusi dalam mendukung pemulihan ekonomi domestik. Hal itu ditandai dengan adanya rangkaian pertemuan yang kumulatif menghadirkan ribuan delegasi dari seluruh negara anggota dan berbagai lembaga internasional, terhitung mulai 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022.

Melalui rangkaian kegiatan tersebut, kehadiran  para delegasi akan berpotensi memberi manfaat bagi perekonomian Indonesia. Bila secara langsung akan bersentuhan dengan sektor jasa, perhotelan, transportasi, UMKM, dan sektor terkait lainnya. Untuk langkah secara tidak langsung melalui dampak terhadap persepsi investor dan pelaku ekonomi.

Selain itu, pertemuan-pertemuan G-20 dapat menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia sampai ke pelosok daerah. Dengan begitu dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan bisa berkontribusi dalam mengakselerasi Indonesia Maju.

G-20 juga memiliki posisi strategis karena secara kolektif merupakan representasi dari 85% perekonomian dunia, 80% investasi global, 75% perdagangan internasional, dan 60% populasi dunia. Dengan data yang demikian, sangat pantas Presidensi G-20 kali ini waktu yang tepat untuk membuktikan persepsi yang baik atas pemulihan ekonomi Indonesia terhadap krisis. Serta kepercayaan dunia pada Indonesia bisa meningkat karena sanggup menggelar event internasional di tengah pandemi.

Peran humas 

Humas pemerintah sangat berperan dalam mensosialisasikan tentang Presidensi G-20 ini kepada masyarakat terutama yang tinggal di daerah pelosok. Di dalam menyosialisasikan hal tersebut, hendaknya humas juga menyampaikan empat manfaat dari Presidensi G-20. Pertama, momentum untuk meningkatkan ekonomi diplomasi melalui penciptaan arsitektur ekonomi dan kesehatan global pascapandemi. Kedua, Indonesa mendapatkan keistimewaan untuk menentukan agenda setting.

Ketiga, untuk menyeimbangkan kepentingan dan prioritas antara negara maju dan negara berkembang. Keempat, untuk memperkuat sektor kunci ekonomi melalui negosiasi forum G-20 dalam perdagangan, investasi, ketenagakerjaan, pertanian, kesehatan, pendidikan, sumber daya manusia, dan sustainable development goals (SDG2/tujuan pembangunan berkelanjutan).

Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo Usman Kansong mengajak pejabat humas pemerintah untuk ikut serta menggaungkan Presidensi G-20 Indonesia yang berlangsung hampir sepanjang 2022. "Sebagai sesama praktisi kehumasan, perlu membangun persamaan persepsi lintas lembaga pemerintah dan pemerintah daerah untuk menggaungkan isu-isu krusial yang tercakup dalam Presidensi G-20. Kerja sama atau kolaborasi antara kementerian, lembaga, pemerintah daerah dan semua pemangku kepentingan sebagai mitra kerja perlu kita perkuat mendukung Presidensi G-20 ini," ujarnya dalam Kick Off Meeting Ikatan Pranata Humas, Sabtu (29/1).
 
Menurut Usman, Presiden beberapa kali menyampaikan program pemerintah begitu banyak dalam menyejahterakan masyarakat, tetapi tidak diimbangi dengan kepercayaan publik kepada pemerintah. Walaupun sekarang ini kepercayaan publik terhadap pemerinah semakin baik tetapi mestinya bisa lebih baik. 

Pemulihan perekonomian 

Pemulihan ekonomi dengan mengedepankan inklusivitas sebagai strategi pemulihan ekonomi global untuk menjadikan no one left behind. Presidensi G-20 diarahkan agar dapat membangun kerja sama untuk kepentingan semua, untuk negara maju dan berkembang serta kelompok rentan yang harus diprioritaskan.

Dalam mewujudkan pertumbuhan ekonomi ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi. Tantangan itu tidak melulu hanya pemulihan ekonomi nasional, tetapi juga transformasi ekonomi dalam jangka menengah dan panjang. Hal itu yang harus terus dilakukan dengan transformasi ekonomi mengubah struktur perekonomian dari lower productivity menjadi higher productivity sector, dan meningkatkan produktivitas masing-masing sektor tersebut.

Masyarakat berharap untuk dapat mewujudkan hal tersebut. Tentu bukan hal mudah karena diperlukan kerja sama yang erat antara pemerintah, masyarakat, dan stakeholder terkait. Kolaborasi dan inovasi yang apik menjadi modal transformasi pemulihan ekonomi dan reformasi struktural, utamanya dalam reformasi sistem kesehatan nasional. Begitu juga terhadap reformasi sistem perlindungan sosial serta reformasi pendidikan dan keterampilan. Semua itu perlu dilakukan agar daya beli dan usaha para pelaku UMKM pulih sehingga tercipta akselerasi capaian menuju Indonesia Maju.



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya