Headline

Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.

Fokus

Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.

KOI Sayangkan Kegaduhan Penolakan Israel Terus Berlanjut

Akmal Fauzi
06/4/2023 17:00
KOI Sayangkan Kegaduhan Penolakan Israel Terus Berlanjut
Konferensi Pers Ketua KOI atas kegaduhan penolakan Tim Israel di ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 di Jakarta (6/4/2023)(Dok. KOI)

KETUA Komite Olimpiade Indonesia (KOI/NOC Indonesia) Raja Sapta Oktohari menyayangkan kegaduhan penolakan Tim Israel di ANOC World Beach Games (AWBG) 2023 terus berlanjut. Oktohari mengharapkan ada komunikasi dan diskusi yang solid terkait pelaksanaan Pesta Olahraga Pantai Dunia yang akan digelar 5-12 Agustus mendatang.

Hal ini menyusul pernyataan Gubernur Bali I Wayan Koster yang tetap menolak kedatangan kontingen Israel yang akan hadir di ajang tersebut. Oktohari belum menerima surat resmi dari I Wayan Koster soal penolakan Tim Israel.

"Saya menyayangkan kenapa situasi ini terus berlarut-larut dan gaduh di media, seharusnya kita duduk bersama-sama. Sejauh ini belum ada penolakan resmi dari Bali ke kami. Saya tidak mau berandai-andai, tapi jika memang benar demikian maka harus ada rencana cadangan dan NOC Indonesia akan segera berkoordinasi dengan pemerintah untuk mengambil solusi-solusi terbaik," kata Oktohari di Jakarta, Kamis (6/4).

Baca juga: Menpora Akan Temui Gubernur Bali Soal Penolakan Tim Israel di World Beach Games

Oktohari mengatakan telah bersurat ke Gubernur Bali dan menyampaikan bahwa kualifikasi AWBG baru rampung pada Juni. AWBG ini, kata dia, ialaha multievent ketiga terbesar di dunia setelah Olimpiade.

"Sejak awal, kami sudah sampaikan bahwa atlet yang tampil juga atlet terbaik dan ini the biggest multi-event yang akan diadakan di Indonesia by number of participant karena akan dihadiri 205 NOC di seluruh dunia, IF, dan juga petinggi organisasi olahraga dunia yaitu IOC, ANOC, OCA, WADA, CAS, dan lain-lain,” jelasnya.

Baca juga: Indonesia Kutuk Serangan Israel di Masjid Al-Aqsa

Ia mengajak semua pihak bersama-sama mencari solusi terbaik demi nama baik bangsa dan negara Indonesia. Menurutnya, Indonesia sudah cukup baik di mata internasional karena pernah menjadi tuan rumah berbagai kegiatan bergengsi dunia, mulai dari Asian Games hingga Presidensi G20.

"Ini konsistensi nama baik Indonesia. Jangan sampai preseden Piala Dunia U-20 kemarin menjadi efek domino untuk olahraga Indonesia yang memberikan mudarat besar bagi Indonesia ke depan," jelasnya.

"Olahraga alat pemersatu, bukan pemecah belah. Jangan gabungkan olahraga dengan politik karena kami mengedepankan netralitas politik di olahraga, tidak boleh ada diskriminasi dalam olahraga," lanjut Oktohari. (Z-10)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Gana Buana
Berita Lainnya