Headline
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Undang-Undang Cipta Kerja dituding sebagai biang keladi. Kini juga diperparah Peraturan Menteri Perdagangan No 8 Tahun 2024 yang merelaksasi impor.
Maduro menyamakan pemilihan umum kali ini dengan salah satu pertikaian militer paling terkenal dalam perjuangan Venezuela untuk merdeka dari Spanyol.
BENCANA banjir di Kabupaten Grobogan semakin meluas hingga 64 desa di 16 kecamatan terendam. Akibat banjir itu, ribuan orang mengungsi dan jalur Semarang-Purwodadi kembali lumpuh.
Pantauan Media Indonesia, Rabu (7/2), cuaca mendung disertai hujan dengan intensitas ringan sejak pagi mulai mengguyur beberapa daerah di Pantura, Jawa Tengah, bahkan cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di 26 kabupaten dan kota di provinsi ini. Kondisi itu membuat BMKG kembali mengeluarkan peringatan dini ancaman bencana hidrometeorologi yang masih tinggi.
"Potensi cuaca ekstrem masih akan berlangsung di 26 daerah, diminta warga mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi," kata Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Ahmad Yani Semarang Rany Puspita.
Baca juga : Lima Kecamatan di Simeuleu Aceh Dilanda Banjir
Berdasarkan rekam satelit cuaca, demikian Rany Puspita, potensi hujan sedang-lebat masih akan terjadi di Cilacap, Purwokerto, Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo, Mungkid, Boyolali, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, Purwodadi, Blora, Rembang, Pati, Kudus, Jepara, Demak, Ungaran, Temanggung, Kendal, Brebes, Magelang, Solo, Salatiga, Pekalongan, dan Amabarawa.
Angin dari arah barat-timur laut berkecepatan 03-25 kilometer per jam, lanjut Rany Puspita, suhu udara berkisar antara 25-32 derajat selsius dengan kelembapan udara 65-95 persen, ketinggian gelombang laut utara 0,5-1,5 meter sedangkan laut selatan 1,25-2,5 meter.
Setelah sempat surut, banjir di Kabupaten Grobogan dan Demak kembali meninggi. Sungai Lusi, Serang, dan Tuntang serta Jragung kembali meluber serta beberapa titik tanggul jebol belum sempurna ditambal, hingga ribuan pengungsi masih bertahan.
Baca juga : 10 Kabupaten/Kota di Bengkulu Berstatus Siaga Banjir
Lalu lintas di ruas jalan Semarang-Purwodadi (Grobogan) yang lumpuh akibat banjir kembali tidak dapat dilintasi, air di persimpangan Gubug, Kabupaten Grobogan kembali meninggi hingga mencapai 75 centimeter, sehingga kendaraan baik dari arah timur maupun barat terpaksa harus memutar dan mencari jalur lain melalui Kudus atau Pati.
"Sejak pagi banjir kembali meninggi, banyak kendaraan yang nekat melintas mogok hingga kami terpaksa memutar melalui Demak untuk menuju Semarang," ujar Yanto, 33, warga Grobogan yang bekerja di Semarang.
Kepala Badan Penanggungan Bencana Daerah (BPBD) Grobogan Endang Sulistyoningsih mengatakan ribuan pengungsi masih bertahan di beberapa titik karena hingga kini rumahnya masih kebanjiran dan belum dapat ditempati. "Bantuan dari Kementerian Sosial, Pemerintah Provinsi Jateng dan pihak lain sudah didistribusikan," imbuhnya.
Baca juga : Banjir Grobogan, Ribuan Warga Mengungsi
Berdasarkan data terakhir diterima, kata Endang, banjir semakin meluas yakni dari sebelumnya 32 desa di 12 kecamatan menjadi 64 desa di 16 kecamatan, hingga ribuan rumah dan 3.879 hektare sawah terendam, serta lebih dari 3.000 jiwa terdampak banjir di Grobogan ini.
Selain itu banjir juga merendam fasilitas umum, sekolah, masjid, perkantoran, lanjut Endang, ada enam rumah warga di Gubug hilang terseret banjir serta satu orang yakni seorang pelajar Yayasan Panti Asuhan Yatama Centre DSAB, 10, ditemukan tewas di area persawahan yang terendam banjir dengan ketinggian satu meter.
"Sementara sekolah masih diliburkan karena terendam banjir, sedangkan sejumlah tanggul sungai Tuntang dan Jragung yang jebol masih berusaha dilakukan penambalan dengan menggunakan alat berat," ujar Endang. (Z-3)
Sekitar 5.000 orang diselamatkan dari banjir yang melanda wilayah perbatasan Korea Utara dengan Tiongkok selama akhir pekan.
FRAKSI Partai NasDem membeberkan sebanyak 8447 aspirasi masyarakat belum ditindaklanjuti oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Seorang anak dicabuli ketika sedang mengungsi dari banjir Gorontalo
Berbagai pengetahuan lokal yang berasal dari ingatan kolektif masyarakat dapat berfungsi efektif untuk mengatasi dan mengurangi risiko bencana, baik sebelum, saat, maupun sesudah.
Bencana banjir yang melanda Weda Tengah telah menyebabkan banyak warga kehilangan tempat tinggal dan harta benda.
Banjir setinggi 50 cm merendam Purwodadi akibat hujan dan drainase yang tersumbat dari lumpur banjir sebelumnya.
Banjir di Grobogan dan Kudus masih belum menunjukan tanda surut dan masih mengganggu aktivitas warga.
Kemenag bersama Baznas dan LAZ menyerahkan sejumlah bantuan sembako, logistik, terapi trauma healing, dan mendonasikan uang tunai pada pemerintah darah setempat.
Bantuan diserahkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Grobogan dan Kabupaten Demak secara bertahap.
Bank Dunia mengapresiasi Indonesia mengembangkan hilirisasi produk pertanian melalui Kelembagaan Ekonomi Petani (KEP) dan Kelompok Wanita Tani (KWT).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved